WHAT IS LOVE? || NOMIN (END)

CONFESSION

⚠️ jangan lupa vote!!!⚠️

Haechan sedang duduk menunggu mark di depan ruangan uks,ada yang akan di bicarakan namun ini sangat penting dan tidak bisa lewat hp.

"Lama banget lo."

"Maaf tadi gue kebelet chan."

"Yaudah, langsung mau ngomong apa?."

Mark menjelaskan semuanya secara detail kepada haechan mengenai rencana yang akan mark buat dengan haechan,jaemin dan jeno tidak tahu akan hal ini,jadi itu adalah rahasia mereka berdua.

"Oke gue lakuin.".

Haechan meminta tolong pada temannya ryunjin untuk menemani jaemin di cafe dan saat ada jeno mereka harus bermesraan.

Dan mark meminta untuk makan siang di cafe itu bersama jeno.

"Hai jaem." Sapa ryunjin.

"Hai ry,ada apa?."

"Bantuin gue nugas dong,mau gak?."

"Duh gak bisa."

"Hari ini harus selesai tapi gue bingung." Ryunjin mencoba merayu agar jaemin bisa pergi bersamanya.

"Yaudah deh,di mana?."

"Cafe dream."

Jaemin dan ryunjin nanti bertemu di cafe itu sebelum jeno dan mark datang.

"Jen,nongki cafe kuy?."

"Boleh,dimana?."

"Biasa."

Jeno menyetujuinya tanpa bertanya kenapa harus di cafe itu.

Jaemin dan ryunjin sampai di cafe dream dan mereka mulai belajar bareng,jaemin itu jika di ajak belajar bareng dia itu seperi guru detail sekali jika belum mengerti sudah pasti jaemin menerangkan ulang agar mengerti.

Jeno mulai memasuki pintu masuk cafe itu dan haechan dari kejauhan sudah memantau dan memberikan kode untuk ryunjin.

"A-ahhh jaem,mata gue perih."

Jaemin langsung memegang wajah ryunjin dan meniup matanya. "Kenapa bisa ry,masih perih gak?." Jaemin sedikit mengusap pipi ryunjin.

"Masih,perih banget." Ryunjin pura-pura menggisikan matanya agar terlihat perih.

What, jaemin sama siapa dia deket banget.batin jeno sekarang dia sedang panas melihat kedua orang itu.

"Mark,ikut gue."

"Kemana?." Mark pura-pura tidak tau padahal rencana dia akan berhasil.

Jeno menghampiri jaemin yang sedang memegang pipi ryunjin."ekhem." Jeno berdehem,melihat jeno jaemin langsung melepaskan tangannya dari pipi ryunjin.

"Jeno."

"Cewe baru." Jeno bertanya seperti itu karna keduanya sedang bergenggaman tangan .