WELCOME

135 13 4
                                    

⚠️jangan lupa vote!!!⚠️






Beberapa bulan berlalu mereka juga sudah lulus kuliah,kini mereka bekerja di kantor papa nya masing-masing.

"Sayang udah siap?" Tanya jeno sambil memakai dasi nya.

"Udah ayoo."

Jeno menilep lengan bajunya,bersiap untuk berangkat ke panti asuhan untuk mengadopsi anak, mereka ingin mempunyai anak agar tidak kesepian selalu berdua.

"Jeno masa pake dasi gini sih." Jaemin membernarkan dasi jeno,jeno mengingat dulu dia sedekat ini saat di gudang sewaktu kuliah."yu berangkat." Saat jaemin akan berjalan membawa tas nya tiba-tiba jeno menarik pinggang jaemin hingga jeno mencium bibir jaemin.

Mereka bertatapan beberapa detik lalu jaemin memegang bibir jeno dengan telunjuknya.

"Kita berangkat nanti romantis nya."

Mereka berdua berangkat ke panti asuhan, sampainya mereka disana,jaemin sangat senang melihat anak-anak sedang bermain bersama.

Mereka masuk ke ruangan ibu yang punya panti asuhan itu.

"Permisi bu..."

"Silahkan."

Mereka berdua melihat anak-anak yang masih berusia bulanan,ternyata ada satu anak yang membuat jaemin nyaman jika bersamanya.

Setelah itu mereka membawa anak itu pulang."sayang anak ini kita kasih nama apa?" Tanya jaemin.

"sayang anak ini kita kasih nama apa?" Tanya jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bara."

"Bara Dewantara,nama yang bagus." Jaemin menggendong anak itu.

Sudah waktunya makan siang jaemin memberikan bara ke pangkuan jeno,"nih kamu gendong dulu aku mau masak."

Jeno menggendong nya dan mengajak nya bermain dengan mainan yang telah jaemin dan jeno siapkan,mereka sudah membeli susu,pakaian dan beberapa keperluan lainnya yang di butuhkan bara.

"Jaemin naa......"

Jeno berlari menghampiri jaemin di dapur,"sayang bara ngompol ke baju aku."

Jaemin tertawa kencang melihat baju jeno di basahi dengan ompol bara.

"Baba." Ucap bara pada jeno sambil memukul dada jeno.

Jaemin dan jeno kaget mendengar ucapan yang keluar dari mulut bara.

"Bara panggil kamu baba jen." Ucap senang jaemin.

Jeno senang sekali dengan adanya bara di kehidupan mereka, rumah tangga mereka menjadi lengkap.

"Coba kamu gendong." Jeno memberikan bara pada jaemin,jeno akan makan sambil menyuapi jaemin yang sedang menggendong bara.

"Bubu,bubu,bubu." Ucap bara pada jaemin.

"Jeno bara panggil aku bubu." Jaemin terharu pada bara yang kini memanggilnya dengan sebutan bubu.

"Coba bubu buka mulutnya." Jeno menyuapi jaemin.

Saat malam bara menangis meminta susu,"Jeno,bikin susu gih."

"Suruh bara bikin sendiri."

"Jeno paboyaaa." Jaemin kesal pada jeno,dia hanya meminta membuatkan susu untuk bara namun susah sekali.

jaemin membuatkan susu tengah malam,jaemin menggendong bara lalu memberinya dot.

Jeno terbangun kasian melihat jaemin kerepotan,saat jeno datang pada jaemin di dapur jeno melihat siku jaemin memar.

"Sayang siku kamu kenapa?" Jeno memegang tangan jaemin dengan rasa khawatir.

"Eu-euh ini?gatau udah lupain aja." Jaemin fokus lagi pada bara,tapi tidak dengan Jeno.

Jeno merasa khawatir dengan kesehatan jaemin di beberapa bulan terakhir ini. sudah sering jeno melihat memar di badan jaemin.

"Baraa bobo lagi ya sayang bubu ngantuk." Jaemin merayu bara sambil menepuk-nepuk bara.

Saat jaemin berhasil menidurkan bara,jaemin melihat kembali memar yang ada di siku nya.

"Besok cek ke dokter ya?" Ajak jeno.

"Iya jen,besok aku cek." Senyum jaemin.

Lalu mereka tertidur,semalaman jaemin terus terbangun hingga jaemin kurang tidur.

"Pagi sayang." Jeno mencium kening jaemin dan bara yang berada di tempat tidurnya sendiri.

"Aku berangkat yaaa." pamit jeno pada jaemin,dia tak tega melihat wajah jaemin yang pucat jeno berpikir jaemin pucat karna semalaman tak tidur.

Tak lama mendengar bara menangis jaemin terbangun dan tersadar sekarang sudah siang sekali dia terlambat dan dia tak sempat membuatkan sarapan untuk jeno.

Jaemin menggendong bara dan menenangkannya."astaga,jeno pasti udah berangkat,kenapa dia gak bangunin aku buat sarapan?"

Jaemin langsung menelepon jeno.

"Hallo jeno,kenapa kamu gak bangunin aku?kamu gamau sarapan bareng aku?kamu kesel semalem aku bangunin kamu buat bikin susu buat bara?" Panjang lebar jaemin di teleponnya.

"Gak sayang gak sama sekali,aku gak tega liat kamu kecapean semalem jadi aku gak bangunin kamu."

"Oh gitu, sekarang kamu udah sarapan?"

"Udah kok."

Mendengar itu jaemin lega tapi tetap saja dia tak enak dengan jeno karna pagi ini dia tak membuat sarapan untuk jeno.

Jaemin teringat hari ini dia di suruh jeno untuk cek ke dokter tentang yang ia alami beberapa bulan terakhir ini.

"Bara sayang diem sini ya,bubu mau siap-siap dulu." Jaemin mendudukkan bara di kasur bara.

Jaemin sudah siap dia akan pergi ke dokter yang sering papa nya datangi.

Sudah sampai di rumah sakit jaemin pergi ke ruangan untuk di cek.

Beberapa waktu kemudian jaemin menunggu hasilnya.

"Na jaemin."

Jaemin menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dok?"

"Anda mengidap penyakit hemofilia,harus bisa menstabilkan diri dan sering kontrol agar tidak terlalu sering memar dan mimisan."

Mendengar hasilnya saat jaemin berada di taman rumah sakit dia menangis karna dia mengingat penyakit yang bunda nya alami dan akhirnya meninggal karna telat kontrol.

Melihat jaemin menangis bara ikut menangis,"bara sayang jangan nangis dong."

"Bububu."

Jaemin pulang ke rumah dan dia istirahat bersama bara,saat ini jaemin tidak ingin jeno tahu soal ini.


.
.
.
.
.
.
.

WHAT IS LOVE? || NOMIN (END)     Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang