EP. 8

92 20 3
                                    

Click.. click..
Jepret!
Jepret!

Kamera LSR itu terus bekerja menyorot pada arah Sehun juga Ahra tepat ketika keduanya baru saja keluar dari sebuah hotel mewah di kawasan gangnam.

Berada cukup jauh dari pandangan keduanya tak menjadikan seseorang yang terus memotret mereka merasa cemas jikalau tertangkap basah menemukannya telah melakukan hal yang melanggar privasi orang.

Tersenyum menyeringai dibalik topi yang dipakainya merasa puas akan hasil foto yang ia baru saja dapatkan berkat kemampuannya.

Kembali berfokus pada Sehun dan Ahra, kini keduanya tetap diam hening di sepanjang perjalanan. Sehun yang tidak menemukan tema pembicaraan dan Ahra yang tengah fokus pada layar padnya lagi mengamati grafik pekerjaannya dengan mata berbinar.

Sehun tahu benar jika Ahra sudah seperti itu maka tak ada yang harus ia lakukan. Mengajak mengobrol pun akan tetap diabaikan jadi pria itu jelas memilih menikmati perjalanannya sambil menyetir.

Sampai sebuah getar pada ponsel Ahra sukses membuat keduanya sempat terkejut pelan.

"Em, oh? Ada apa?" Tanya Ahra menyapa.

"Jam berapa kau akan pulang?"

"Wae? Kau akan pulang aw---"

"Aku akan menginap di rumah Hyejin malam ini. Ibu mertuaku akan datang berkunjung untuk mengadakan pesta makan malam. Jika kau mau, kau bisa ikut bergabung."

Ahra refleks terkekeh berdecih gila setelah apa yang baru saja dirinya dengar. Seharusnya ia benar-benar melayangkan gugatan cerai saja kalau begini caranya.

"Kau memintaku untuk datang? Kau akan memperkenalkanku sebagai apa lagi? Sepupumu atau mungkin adik ipar dari kakakmu? Lucu sekali.---yak! Jika kau hanya berniat mempermalukanku maka lakukan cara yang benar.. ARA!!!"

Teriak Ahra mengakhiri sambungan teleponnya kemudian memejamkan matanya penuh amarah. Sehun yang sejak tadi berada di sampingnya sedikit mendengarkan pun kini hanya tetap diam meski ekspresi wajahnya yang penuh kesal ikut terbawa emosi pun tak bisa ditutupinya.

Menaikan kecepatan laju mobilnya membelah jalanan yang cukup sepi lalu mencoba melampiaskan kemarahannya sebelum genggaman tangan Sehun tergenggam erat oleh Ahra.

"Pelankan laju mobilnya." Lirihnya.

"Mwo?"

Ahra menoleh menatap pria Oh itu dengan ekspresi memohon, "aku takut Sehun."

Dan dengan segera Sehun pun mengurangi kecepatan yang semula hampir kesetanan kini melambat perlahan kemudian menepi lalu berhenti setelahnya.

Melepas sealbelt nya segera lalu memeluk Ahra erat tiba-tiba. Bahkan kedua mata wanita itu pun terbelalak terkejut dengan apa yang Sehun lakukan sekarang.

"Se..hun.."

"Sebentar saja. Beri aku waktu untuk lebih lama memelukmu."

Hanya itu dan setelahnya tak ada yang bicara, entah itu Ahra ataupun Sehun. Keduanya benar-benar larut dalam kekalutan namun seolah saling menenangkan.


****

Hyejin menggulung rambutnya ke atas lalu menikatnya asal seraya tatapan matanya tak teralihkan fokus pada apa yang sedang suaminya itu kerjakan sejak tadi.

"Apa kau ada pekerjaan?" Tanya Hyejin mendekat kemudian duduk di samping prianya itu ikut menatap layar laptopnya yang menyala.

"Tidak ada. Hanya sedang memilih-milih tempat."

TWICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang