EP. 9

83 17 1
                                    

Orang-orang selalu bilang jangan diingat rasa sakitnya tapi ingatlah bagaimana kau bisa bertahan hingga sekarang. Mungkin itu memang mudah mengatakannya tapi sangat sulit untuk seorang Ahra mengakui bahwa suaminya sungguhan memiliki dua istri sekaligus sekarang.

Wanita mana yang mau di madu seperti ini? Tidak ada. Harus bagaimana lagi Ahra bertahan dalam kekacauan ini. Rumah tangga yang seharusnya hanya ada dirinya dan juga Baekhyun. Dua orang menjalin cinta tapi kenyataan justru ada satu wanita lain yang justru ikut masuk ke dalamnya secara sengaja.

"Aku tidak boleh marahkan?" Lirihnya dalam lamunan panjang.

Jemari lentik Baekhyun yang masih menyisiri untaian rambut halus nan panjang milik istrinya itu pun hanya terdiam. Mendengar tapi tak berkomentar.

"Apa wan---maksudku Hyejin.. apa dia sudah menunjukkan tanda-tanda hamil?" Tanya Ahra membuka suaranya lagi seraya tangan lentiknya masih menari mengusap-usap dada kekar suaminya itu yang dalam keadaan bertelanjang.

Selesai percintaan panas mereka beberapa menit lalu hanya sebatas hubungan seksual kewajiban dari pasangan suami istri pada umumnya soal hal lain bukan jadi pelerai redam kemarahan masing-masing tentang hubungan mereka berdua yang memang tengah meregang.

Gerak tangan Baekhyun terhenti seketika melirikkan matanya kemudian menatap Ahra yang berada di bahunya bersandar padanya.

"Kenapa?"

"Ha?"

"Kenapa kau ingin tahu?"

Ahra mendongak menatap tatapan suaminya itu terdiam sebentar sebelum kemudian mengulas senyumnya hangat.

"Agar aku bisa bersiap-siap untuk pergi darimu."

Jawaban Ahra seharusnya bukan hal yang bisa membuatnya merasa bersalah. Apa yang istrinya itu katakan adalah jawaban paling normal juga wajar di terima. Lagipula Baekhyun lah yang memulainya, ia sadar dan tahu benar akan apa yang sudah dirinya katakan pada Ahra beberapa jam lalu tentang kehamilan Hyejin tapi setelah mendengar sendiri jawaban Ahra hatinya justru berbanding terbalik dengan apa yang di harapkannya.

Mendengar Ahra akan pergi dari kehidupannya membuat Baekhyun seketika merasa marah juga kesal.

Membayangkannya saja sudah sangat naik darah untuk Baekhyun.


-----


Hyejin memandang lurus ke depan dalam diam melamun panjang mencoba memutar otak. Ia sungguhan egois sekarang, kekasih yang sejak lama menjalin kasih dengannya sampai pada akhirnya kini mereka telah resmi menikah tak menjamin hatinya merasa bahagia.

Padahal impiannya bukan seperti ini yang Hyejin harapkan. Baekhyun yang menjadi suaminya justru tetap menjadi suami wanita lain juga seketika menjadikan emosinya menguar hingga pikiran tak pantas terus menghantuinya demi memiliki Baekhyun untuk dirinya sendiri seorang.

"Aku tidak pernah mengharapkan ini." Gumamnya menggerutu kesal.

Ddrrt.. ddrrt..

Getar ponselnya yang nyaring di atas nakas menjadi atensi fokus Hyejin menoleh kemudian menatap layarnya yang menyala. Mengira jika itu adalah panggilan masuk dari suaminya justru nama Chanyeol tertera jelas di sana.

Memutar matanya malas namun tetap menjawab pada akhirnya dengan terpaksa.

"Hem."

"Kau belum tidur?"

"Kau ini sebenarnya menghubungiku, ada apa? Baekhyun yang menyuruhmu lagi?" Kesalnya bernada tak suka.

"Jadi kau tidak suka?"

TWICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang