"Itu jauh sekali," komentar Junior tak habis pikir. Orangtuanya jalan-jalan menggunakan motor bisa sampai sejauh itu, oke-oke lupakan, mungkin saja mereka diculik di jalan lalu di masukan ke dalam mobil dan ia begitulah kemungkinan-nya kira-kira.
Agra terdiam sejenak, sedetik kemudian ia menyeletuk, "Aku dengar hutan-nya berbahaya, apakah kalian yakin ingin mencari paman dan bibi tanpa bantuan yang lain?"
"Tidak, kami saja berempat yang akan pergi kesana," balas Liam datar.
"Tidak aku dan adik-ku harus ikut," sahut Ayra.
"Tidak perlu," timpal Liam.
"Agra masih dibutuhkan, kalian harus menemui jalan ini bersama dengan Agra. Lalu setelah menemukan ponselnya, aku bisa menerawang dimana keberadaan istana gelap itu!" tegas Ayra untuk pertama kalinya terdengar di telinga Liam, ya walaupun matanya tak berani menatap Liam.
"Iya, Ayra masih dibutuhkan," setuju Rayan.
"Kita ber-enam akan pergi ke hutan itu dengan membawa beberapa peralatan untuk menghajar lawan," kata Luna yang mulai berdiri di hadapan mereka semuanya.
"Kita juga jangan sampai membunuh mereka," komentar Ayra yang orangnya tidak tegaan.
"Kalau kita di serang, kita serang balik! Itu maksud adik ku. Kau harus belajar mengerti tata bahasa manusia," balas Liam sinis.
Ayra tampak sebal. "A-aku mengerti, hanya saja jika bisa--"
"Tidak bisa," sela Liam.
Luna segera mengambil spidol berwarna hitam lalu segera menuliskan sesuatu di papan tulis yang terpanjang di kamarnya Agra.
"Kita membutuhkan Raja, Prajurit, Peramal, Mata-mata, Penyair dan Penyihir," ujar gadis itu membuat ke-lima orang itu menatapnya heran.
"Kita menemukan mereka dimana?" tanya Ayra dengan polosnya.
"Kita sudah menemukannya, yaitu diri kita sendiri!" balas Luna.
"Kita membutuhkan pemimpin," kata Luna lalu menatap Rayan. "Kak Rayan cocok menjadi Raja, dia yang paling tua di antara kita dan dia juga yang paling dewasa secara sifat. Jadi dia bisa adil..."
Rayan terlihat bangga. "Iya aku memang cocok menjadi Raja, aku kan memang idaman semua orang."
Junior mendelik. "Idaman dari lubang semut!"
Pandangan Luna kini beralih pada Liam. "Kak Liam, kau menjadi prajurit. Kau kuat, jadi kau bisa menjadi pelindung kami semuanya. Maksudnya kita memang saling melindungi, tapi kita harus punya pelindung utama. Bagaimana jika se-waktu waktu ada hewan buas?"
"Bukan kah dia berteman dengan hewan buas?" celetuk Ayra yang tak sadar.
Liam langsung menatap sinis gadis itu. Sedangkan Ayra tersadar akan ucapannya, ia menutup mulutnya terkejut sambil melirik Liam takut. "Seharusnya itu ku katakan di dalam hatiku, maaf keceplosan..." lirih Ayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE [Lengkap]
General Fiction[SANA seri 5] Naira dan Jonas menghilang seminggu yang lalu. Anak-anak dan keponakannya khawatir dan berpikir bahwa mereka berdua diculik. Jadi, Rayan mempunyai ide untuk membuat tim pencarian mereka. Namun mereka membutuhkan seseorang dalam tim mer...