"Terimakasih telah membantu adikku..." ujar Liam sangat-sangat berterimakasih kepada Bubu yang sudah menyelamatkan adiknya itu.
Bubu tersenyum tipis. "Sudah jadi tugasku disini."
"Oh iya, kau di panggil oleh mereka atau bagaimana?" Kini Ayra yang bertanya dengan nada canggung. Mana mungkin ditempat penculikkan ada Dokter, eh mungkin saja ada.
Bubu membalas dengan ramah. "Kebetulan aku ini adalah Dokternya paman Lukman Malik––sejujurnya tadi aku sudah pulang dan berada di jalan, tetapi Erica memanggil ku dan menyuruh ku untuk memeriksa korbannya."
Agra masih terdiam––dendam pada Erica yang melarangnya pergi. Namun Bubu segera menjelaskan, "Erica melarang kalian pergi ke rumah sakit, karena dia sudah memanggil aku––jadi dia ingin yang cepat saja, kalau kalian ke rumah sakit, akan membutuhkan waktu yang lama."
"Terimakasih atas waktunya, aku sangat berhutang budi padamu," jelas Liam.
"Baiklah..."
---
"Kemana gadis itu? Kenapa tiba-tiba menghilang?" tanya Jordan marah––bagaimana bisa Luna yang sedang terikat tiba-tiba hilang dalam keadaan lemah––apakah ada seseorang yang berkhianat padanya? Atau korban lain membebaskannya? Tapi bagaimana caranya?
Farza shock, tapi berusaha terlihat santai. "Hm, mungkin saja dia membuka ikatannya sendiri, ya kan? Aku pun tak tahu saking khawatirnya pada paman yang belum minum obat," tutur Farza dengan suara yang dibuat se-iba mungkin.
Kelemahan Jordan adalah keluarganya. Makanya jika ada yang sayang pada keluarganya, Jordan akan percaya padanya. "Jika dia kabur pasti para penjaga sudah membawanya ke sel--"
"Iya dia sudah berada di sel," sela Erica yang baru saja datang––wajahnya juga terlihat panik. "Tadi aku menemukannya, lalu ku suruh para penjaga untuk membawanya ke sel... Dia berdarah, mungkin saja sebentar lagi mati--"
"Bawa dia kesini lagi," titah Jordan.
Erica dan Farza tampak terkejut lagi. "K-kenapa?"
"Aku belum bertanya alasan mengapa dia melakukan itu pada papah--"
"Kak, dia hanya seorang gadis biasa. Umurnya saja baru 20 tahun. Mana mungkin dia bisa melumpuhkan seseorang? Sedangkan paman lumpuhnya kan sejak 12 tahun yang lalu. Bagaimana mungkin anak usia 8 tahun bisa melumpuhkan orang dewasa?" ujar Farza berusaha untuk tenang dalam menjelaskannya.
"Iya kak, aku setuju dengan pendapat Farza," tambah Erica. "Aku mendengar jika Luna itu di asuh oleh Jonas dan Naira sejak orangtuanya meninggal, bersama dengan kakak laki-lakinya yang bernama Liam..."
Jordan terdiam sejenak. "Tunggu? Jonas dan Naira mengasuh Liam dan Luna sejak masih kecil? Sejak orangtuanya meninggal?"
Farza dengan polosnya menjawab, "Iya, Luna dan Liam itu keponakannya bibi Naira kalau tak salah..."
"Berarti mereka berdua adalah Athar dan Alara?" gumam Jordan.
Erica terdiam sejenak––seolah sedang berpikir. Ia mengingat sesuatu. "Drama panggung itu ceritanya sedikit mirip dengan cerita papah bukan? Maksudnya yang di penjara selama 18 tahun gara-gara membunuh anak, ya kan?"
"Papah menatap Luna dengan tatapan takut, karena wajah Luna mengingatkannya pada Alara. Karena Luna mirip dengan ibunya. Jadi papah berpikir bahwa Luna adalah hantunya Alara," celetuk Rubyna yang baru saja tiba.
"Jadi mereka satu keluarga?" Jordan mengernyit heran.
"Adikku bukan," sela Farza buru-buru. "Bisa kah kau bebaskan adikku? Dia tidak ada kaitannya dengan dendam ini. Dia hanya ingin membantu membebaskan Jonas dan Naira, itu saja..." tambah Farza kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE [Lengkap]
General Fiction[SANA seri 5] Naira dan Jonas menghilang seminggu yang lalu. Anak-anak dan keponakannya khawatir dan berpikir bahwa mereka berdua diculik. Jadi, Rayan mempunyai ide untuk membuat tim pencarian mereka. Namun mereka membutuhkan seseorang dalam tim mer...