08. Balas Dendam?

36 10 142
                                    

Jonas dan yang lainnya di masukan lagi ke dalam tahanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jonas dan yang lainnya di masukan lagi ke dalam tahanan. Kini semuanya berkumpul di tempat yang sama, untungnya tempat ini tidak terlalu gelap seperti yang kemarin. Entahlah, ini keberuntungan atau apa. Mereka tidak jadi bebas, tapi setidaknya mereka bersama-sama sekarang.

Seperti sekarang Rayan terlihat sangat lega karena semuanya ada di hadapannya. Ia melirik ke samping––ada orangtua-nya yang tengah duduk bersebelahan sambil berpegangan tangan, dengan kepala yang saling menyender satu sama lain. Di sebelah kirinya ada Ayra yang tengah merenung bersama Akira. Di hadapannya ada Junior dan Agra, sedangkan di hadapan sebelah kirinya ada Liam yang sedang melamun, dan Luna sedang membaca Novel itu.

Merasa suasana perlu di alihkan, Rayan pun menyeletuk, "Bagaimana jika kita main truth or dare?"

"Wah, papi dan mami ikut kan?" Jonas tampak antusias sekali sambil sesekali menggoda mereka.

"Kecuali kalian, kita semua akan bermain," timpal Rayan sambil tersenyum meledek.

"Baiklah para anak muda di persilahkan, kami akan tutup telinga," balas Naira yang tak bisa menahan senyumnya.

"Jika tak sengaja terdengar, itu bukan salah kami. Telinga kami saja yang terlalu bagus," tutur Jonas.

"Iya mami papi," balas Junior males-malesan.

"Ayo kita duduk dengan membuat lingkaran," titah Rayan yang di anggukkan semuanya, kecuali Luna yang memang sedang terlalu fokus membaca. "Luna, jangan baca terus. Ayo kita bermain."

Ekspresi Luna tiba-tiba berubah, ia pun segera menyimpan bukunya ke dalam tas lalu ikut bergabung bersama mereka. Rayan segera mengambil botol kaca yang tergeletak disana, ia memutar botolnya dan mengarah pada Junior.

"Aku yang tanya," kata Rayan antusias. "Punya mantan berapa? Dan sebutkan ciri-ciri fisik orang yang kau cintai sekarang?" Rayan bertanya dengan terburu-buru, sudah sejak lama ia ingin tahu bagaimana adiknya tentang cinta.

Junior menggaruk-garuk dulu kepalanya dengan kikuk. "Aku tak punya mantan, orang yang sedang dekat dengan ku pada akhirnya memilih pria lain. Aku selalu di jadikan pelampiasan saja, aku pun tak paham mengapa selalu begitu."

Ayra menatap Junior miris dan menyeletuk, "Itu kan yang di katakan Ibu Diya pas mengutuk kalian."

Akira terpelongo karena nama ibunya di sebut-sebut. "Ha?"

"Nanti aku jelaskan," bisik Ayra.

"Ternyata sudah mulai berjalan kutukannya," lirih Rayan dan Junior bersamaan.

Liam melihat ekspresi mereka yang melamun sedih, memikirkan nasib. Itu membuatnya ingin tertawa, tetapi yang dilakukan hanya tersenyum senang, seolah penderitaan Rayan dan Junior adalah sumber kebahagiaannya.

"...lalu ciri-ciri fisik wanita yang kau cintai sekarang? Eh memangnya kau sudah jatuh cinta pada seseorang?" tanya Luna mengalihkan pembicaraan.

"Aku sudah jatuh cinta pada seseorang, kau saja yang tak peka!" ketus Junior.

STAY HERE [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang