Rayan memperhatikan Akira yang sedang senyum-senyum sendiri bahkan sejak mereka bangun tidur--senyumannya masih belum luntur sampai saat ini.
"Senyum-senyum terus, ada kabar gembira apa?" tanya Rayan dengan nada meledek--sejujurnya dia tahu penyebab kenapa Akira senyum-senyum sendiri, tapi ia hanya ingin basa-basi saja.
"Akhirnya dia berada di pihak kita!" Akira hendak memeluk Rayan karena saking bahagianya. Namun terhenti ketika mengingat jika Rayan adalah kekasihnya Ayra.
"Siapa? Kak Farza tobat kah?" tanya Luna cengengesan.
"Iya! Dia akan mengkhianati mereka! Kita akan segera bebas dari sini!" timpal Akira masih sumringah.
"Dia tiba-tiba tobat pasti ada sesuatu kan?" tanya Ayra yang tiba-tiba kepikiran saja dari kepalanya.
"Yah--mungkin ada sesuatu..." gumam Akira kini memudarkan senyumannya.
"Ya sebaiknya kalian cepat siap-siap, oke?" ujar Liam yang sedang membereskan pakaian Luna disana.
Semuanya tampak berkemas. "Junior, beritahu papi dan mami untuk segera berkemas--kita akan pulang hari ini..." titah Rayan pada adiknya.
Junior langsung menghampiri sel dan melihat ke sel di depan. "Papi mami! Ayo bersiaplah!"
Tak ada respon.
"Mami papi!"
Rayan segera mendekat ke jeruji besi--disana ia menatap ke depan, tapi tak ada tanda-tanda Jonas dan Naira akan keluar. "Papi mami! Apakah ada disana?"
"Sepertinya mereka di pindahkan kembali," ujar Luna memberitahu. "Semalam aku melihat Jordan dan Rubyna ada di depan sel. Mereka sepertinya habis membawa paman dan bibi dari sini." Tambahnya.
Semuanya mengerang kekesalan. Tidak lama--Farza datang. "Ayo bersiap-siaplah, lanjutkan rencana kalian."
"Tapi paman dan bibi entah dimana," balas Akira.
"Aku tahu mereka dimana, aku akan bantu bebaskan mereka--tenanglah dan lanjutkan rencana kalian saja," jelas Farza seraya membukakan pintunya. Setelah itu satu persatu dari mereka keluar dengan mengendap-endap. Liam sendiri keluar paling terakhir bersama Luna karena harus menggendongnya dulu.
"Oke sesuai kelompok masing-masing, berpencarlah," titah Rayan pelan-pelan.
Agra hendak menghampiri Luna untuk menggendongnya, tetapi perkataannya terhenti ketika Luna mengatakan, "Aku bisa jalan sendiri kok..."
"Diam, sini ku gendong," sela Junior yang sudah membelakanginya agar Luna segera naik ke punggungnya--mau tak mau Luna pun segera naik ke punggung pria itu dan mereka semuanya segera berpencar--sesuai dengan tugas yang mereka dapatkan.
Rayan, Liam dan Akira berjalan ke arah kanan sedangkan yang lainnya berjalan ke arah kiri. Namun di tengah perjalanan--Farza menghentikan langkah mereka dan mengatakan, "Hmm, Ayra, kau bersamaku untuk membebaskan paman dan bibi, sedangkan kalian ambillah senjata di ruangan sebelah sana..."
"Paling pojok itu kah?" tanya Agra memastikan.
"Iya, hati-hati dan ayo Ayra..." Farza langsung menggenggam tangan Ayra dan membawanya ke jalan lurus.
Mereka berdua sampai di suatu ruangan seperti sel juga, hanya saja ini hanya ada satu sel--sepertinya memang ini tempat di khususkan, entahlah. Untungnya Farza membawa kuncinya, ia mencurinya.
"Paman bibi!" Ayra senang sekali, mengingat rencana mereka yang sepertinya akan berhasil.
"Dimana yang lain?" Naira bertanya dengan panik setelah keluar dari sel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE [Lengkap]
General Fiction[SANA seri 5] Naira dan Jonas menghilang seminggu yang lalu. Anak-anak dan keponakannya khawatir dan berpikir bahwa mereka berdua diculik. Jadi, Rayan mempunyai ide untuk membuat tim pencarian mereka. Namun mereka membutuhkan seseorang dalam tim mer...