Liam dan Ayra datang kerumahnya Jordan tanpa membawa senjata atau apapun, mereka benar-benar datang dengan tangan kosong dan dengan ekspresi mereka yang tampak datar karena sudah mengetahui siapa orang dibalik semua kekacauan ini.
Ceklek
Rubyna membuka pintunya dan tersenyum kesenangan kala melihat siapa tamu yang datang, ternyata tamu itu adalah orang yang selalu mereka tunggu-tunggu, bagaimana tidak bahagia? Rubyna pun mempersilahkan mereka masuk dan duduk berhadapan dengan Jordan yang memang sedang duduk juga di kursi.
"Baguslah sudah datang, sudah tahu semuanya?" tanya Jordan dengan senyuman kecutnya.
Ayra memberikan senyuman manisnya. "Ya, kami sudah tahu semuanya, sampai tahu siapa orang yang sudah membunuh Lukman Malik!" terang Ayra seraya melirik Rubyna, wajah wanita itu langsung pucat dan panik.
Jordan menatap keduanya datar. "Katakan siapa yang membunuh ayahku itu? Pasti anak itu kan? Yang sudah mati itu kan? Junior Jonathan?"
Liam masih menatap Jordan datar. Dan Ayra menjawab, "Sayangnya dia hanya korban, dia tidak salah apa-apa. Justru orang yang salah malah menyalahkan orang yang tak bersalah."
Rubyna tampak kesal. "Cukup omong kosong mu itu!"
Liam menatap Rubyna dengan tatapan membunuh. "Sepertinya kau takut sekali, apa jangan-jangan kau lagi yang membunuhnya?"
Ayra langsung tertawa. "Tetapi dia seolah-olah tidak tahu apa-apa dan menyalahkan orang lain, padahal dia sendiri pelakunya. Memang benar-benar kau hebat!" puji Ayra.
Jordan tampak bingung, sedangkan Rubyna berusaha untuk tidak berekspresi aneh-aneh.
"Ya, dia takut kali ya sama suaminya? Sampai ikut menyalahkan orang lain, padahal dia yang salah?" timpal Liam.
"Lagian, maling mana mau ngaku maling!" balas Ayra.
BRAK!
"APA MAKSUDMU?! KAU PIKIR ISTRIKU YANG MEMBUNUH AYAHKU! DIA YANG PALING SAYANG PADA AYAHKU!" sentak Jordan dengan geram.
Liam tertawa, Ayra pun. "Hahahahahahaa!"
Karena kesal, Jordan pun segera menarik kerah baju Liam dan membawanya ke tembok. "Berani-beraninya kau menuduh istriku seperti itu! Padahal sudah jelas pelakunya adalah Junior!"
Liam masih tertawa kencang.
Jordan pun memilih memukul kepala Liam, tetapi Liam justru menghindari pukulan itu hingga tangan Jordan memukul kerasnya tembok.
Jordan terus berusaha memukul Liam, tetapi Liam bisa-bisanya terus menghindar. Hingga akhirnya Liam juga ikut memukul Jordan dan terjadilah perkelahian antara mereka hingga merusak barang-barang yang berjejer rapih disini.
Sedangkan disisi lain Ayra masih menertawakan Rubyna, sengaja memancing wanita itu agar bisa melawannya. Pada akhirnya Rubyna terpancing dan langsung mencekik Ayra dan membawanya ke tembok.
"Cukup omong kosong mu itu!"
Ayra berusaha melepaskan cekikan itu hingga berhasil, lalu dia menjambak rambutnya Rubyna dengan sangat kencang dan menamparnya berulangkali. Rubyna hendak mencekik Ayra kembali, tetapi Ayra justru buru-buru mencegah tangan Rubyna untuk mencekiknya.
Ayra mengubah posisi menjadi Rubyna yang bersandar pada tembok dan mencekiknya. "MENGAKU! KAU PELAKUNYA KAN?!"
"JIKA KAU JUJUR DARI AWAL! MUNGKIN AKU TIDAK AKAN KEHILANGAN SAHABAT-SAHABATKU!!!" pekik Ayra histeris.
Jordan dan Liam yang sedang berkelahi pun langsung menghentikan acara mereka dan menoleh ke samping.
"AKU HANYA INGIN MENGAKHIRI INI SEMUANYA AGAR TIDAK ADA KORBAN LAGI! KATAKAN YANG JUJUR RUBYNA! KAU PELAKUNYA KAN?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY HERE [Lengkap]
General Fiction[SANA seri 5] Naira dan Jonas menghilang seminggu yang lalu. Anak-anak dan keponakannya khawatir dan berpikir bahwa mereka berdua diculik. Jadi, Rayan mempunyai ide untuk membuat tim pencarian mereka. Namun mereka membutuhkan seseorang dalam tim mer...