06: Tertangkap?

36 10 225
                                    

"AAAA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AAAA!"

Rayan dan Akira menoleh kebelakang, mereka melihat ada wajah yang menempel pada tenda. Panik dan tak bisa berpikir jernih, Akira segera mengambil tongkat dan memukulnya dengan kencang. Ada suara rintihan seorang pria, lalu pekikan seorang gadis terdengar.

Rayan, Akira, Luna, Junior dan Agra langsung terdiam dengan wajah kebingungan. Apakah Harimau sekarang mengeluarkan rintihan seperti manusia? Lalu ada suara gadis?

"FARZA BANGUN!" pekik seorang gadis yang berada di luar tenda.

"Itu manusia Akira!" kata Rayan panik. Mereka pun segera keluar dengan wajah gelisah dan waspada. Ternyata benar, itu manusia. Ada seorang laki-laki yang pingsan karena di pukul Akira tadi, lalu ada seorang gadis yang menemaninya mungkin.

"Hei, kenapa kalian memukulnya?" tanya Erica sambil berusaha membangunkan Farza.

Keadaan gelap membuat semuanya tak melihat dengan jelas wajah si korban. Rayan segera menghampiri nya dan membantunya masuk ke dalam tenda yang cukup terang.

Akira ternganga ketika melihat wajah si korban. "Kak Farza?"

Erica langsung menoleh pada Akira. "Kau kenal dia?"

"Jelas aku mengenal dia! Dia kakakku!" terang Akira yang masih terpelongo. Setelah menghilang beberapa bulan, dia muncul lagi.

---


Ayra dan Liam sudah bangun dan juga sudah membereskan tenda untuk segera melanjutkan perjalanan mereka. Sejujurnya mereka khawatir akan adik-adik mereka, tapi teringat jika adik mereka bersama Rayan akhirnya rasa khawatir itu menghilang. Mereka percaya, Rayan bisa menjaga mereka.

"Padahal dulu kau pendek Ay... Kenapa sekarang kau tinggi?" Liam bertanya dengan heran, beberapa tahun yang lalu Ayra bahkan sepantaran dengan Luna yang memang tak terlalu tinggi. Sekarang tinggi Ayra hampir setara dengannya.

"Entahlah, turunan mungkin," balas Ayra sesekali mengatur nafasnya yang sudah lelah berjalan jauh. "Tapi menyebalkan-nya, para pria selalu menginginkan perempuan pendek dari pada tinggi!" tambahnya dengan ketus.

Liam mengernyit bingung. "Aku tak begitu. Lagipula tak semua pria sama, mata mereka berbeda-beda. Yang tinggi cocok dengan yang tinggi menurutku."

"Aku dengan mu begitu?" Gadis itu memperjelas nya dengan senyuman yang lebar.

Liam terlihat kikuk. "Ya bukan begitu juga, aku hanya merekomendasikan mu menikah dengan pria tinggi saja, tapi tinggi Rayan dengan mu mungkin lebih tinggi kau sedikit, ya kan?"

"Aku tak masalah dengan itu, selagi Rayan tak masalah. Lagipula itu lebih cute," timpal Ayra.

"Jadi tipikal mu begitu ya?" Liam mengangguk-kan kepalanya.

"Bukan tipikal sih, hanya lucu saja jika di bayangkan," tutur Ayra. "Kalau tipikal mu apa?" kini Ayra bertanya.

"Tak ada tipikal, aku hanya mencintai orang yang mencintai ku saja," balas Liam.

STAY HERE [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang