Chapter 7 || Namanya, Ajeng

94 13 0
                                    


***

Hari ini Haikal tidak kekampus sebab harus melakukan kemoterapi. Jeje sudah memintakan izin kepada dosen dengan alasan Haikal sedang ada acara keluarga jadi tidak bisa masuk kampus hari ini.

Jeje tidak mengatakan tentang hal tersebut kepada teman-temannya yang lain, sebab Haikal ingin menyembunyikannya sampai dia benar-benar sembuh.

Seperti biasanya, pasti Lucnut sirkel selalu saja punya rencana setiap hari apalagi saat puasa. Kali ini mereka akan membantu untuk menyiapkan buka puasa di mesjid karena disuruh Pak RT.

Mereka tentu saja tidak menuruti hal tersebut secara cuma-cuma namun agar mereka bisa memancing di empang pak RT, dan itu diiyakan asalkan mereka semua mau membantu Orang-orang di kampungnya untuk menyiapkan buka puasa.

Mesjid dan kos-kosan Mahen memang tidak jauh oleh karena itu mereka kesana dulu sebelum membantu para warga menyiapkan makanan untuk berbuka, lagian makanan juga belum sampai di mesjid.

"Yaallah jaringan lo jelek banget, Hen!" teriak Nono yang asik bermain game online di ponselnya.

"Yeee! Lo kira kos-kosan gw tower. Udah tau kos-kosan murah masih ajah lo protes tingkat jaringannya."

Mahen maupun yang lainnya hanya sibuk dengan percakapan random mereka sedangkan Nono hanya bermain game dan sesekali mengumpat kalo keceplosan.

"He, lo tau nggak tetangga kos-kosan gw?" ucap Icung dengan wajah yang serius.

Yang lain juga ikut memasang muka serius setelah mendengarkan ucapan Icung, "Kenapa tuh tetangga lo?" tanya Cahyo kembali.

"Punya anak, kakinya dua." jawab Icung yang membuat semuanya langsung memasang muka kecewa.

Raihan memukul kepala pemuda itu dengan cukup kuat membuat Icung mengadu kesakitan. Bukannya apa, Raihan dan yang lainnya sudah menunggu-nunggu moment yang menegangkan atau gosip terbaru namun ternyata tidak mendapatkan hal tersebut.

"Emeng kaki lo ada berapa? 5,7,10?" ucap Jeje ikut kesal dengan jawaban Icung barusan.

Icung berdecak sebal, "Gw belum selesai bicara, jamet. Lo semua udah pada kesel."

Mahen dan yang lainnya menghela nafas kasar, "Apa lanjutannya?" tanya Mahen.

Icung kembali memajukan punggung dan kepalanya semakin dekat kepada teman-temannya, "Masalahnya ini orang tetangga kos-kosan gw belum menikah, tapi udah ada anaknya ajah. Apa dia adopsi tuh anak? Atau memang anak diluar nikah yah?" ujar Icung yang membuat semuanya ikut bingung.

"Berarti itu perempuan hamil diluar nikah!" ucap Cahyo penuh dengan keyakinan.

Mahen menggaruk dagunya kemudian mengangguk, "Kayaknya iya, nggak mungkin juga adopsi anak apalagi masuk mudah kan?"

Icung mengangguk, "Iya masih muda mungkin umurnya masih seumuran sama kita, cantik pula."

"Percuma cantik kalau udah nggak perawan." timpal Nono yang masih setia dengan ponsel ditangannya.

Yang lain menoleh bersamaan saat mendengar perkataan Nono barusan. Icung mengangguk kemudian betepuk tangan bangga dengan apa yang dikatakan Nono.

Lucknut sirkel [Nct Dream] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang