Chapter 8 || Hidup lebih lama

98 11 0
                                    


***

Setelah mendapat kendaraan untuk pulang Haikal langsung segera pulang ke kos-kosannya. Dia pikir pasti Jeje sudah menunggunya pulang apalagi ini sudah terlalu larut malam ditambah ponsel miliknya mati total dan tidak bisa dihubungi sama sekali.

Dan benar saja setelah sampai di kos-kosan Jeje sudah berada di teras menatap pemuda itu dengan datar. Haikal yang baru saja masuk lalu menutup pagar hanya membalas tatapan temannya itu dengan cengiran khas miliknya.

Namun Jeje didepan sana tidak bergeming sama sekali masih dengan tatapan datar miliknya sejak Haikal baru saja datang dengan ojek.

Haikal yang merasa ngeri ditatap begitu menghampiri Jeje masih dengan senyuman yang tidak dia lepas sama sekali. Haikal menebak alasan Jeje seperti itu mungkin kesal karena Haikal terlambat pulang atau karena ponselnya tidak bisa dihubungi.

"Maaf, Je. Tadi kemoterapi nya cukup lama." ucap Haikal dengan sedikit terbata-bata.

Haikal memang tidak tau kalau Jeje sudah mengetahui kalau pemuda itu tidak melakukan kemoterapi melainkan hanya pergi mengambil obat saja.

"Lo sampai kapan mau boongin gw?"

Haikal menatap Jeje kebingungan setelah mendapat pertanyaan yang sama sekali tidak pernah dia pikirkan kalau akan ditanyakan kepadanya.

"Maksud lo apa Je? Gw nggak boong kok, tadi emeng gw kemo cukup lama. Lo marah karena itu?"

Haikal mengatakan hal tersebut Selayaknya Jeje tidak tau apa-apa, namun pemuda itu sudah geram sekali karena perkataan Haikal.

Jeje mendekat kearah Haikal menarik kerahasiaan bajunya dengan kuat membuat anak itu cukup heran dibuatnya.

"Kenapa lo harus boong sama gw Kal?" tanya Jeje dengan nada bergetar.

Haikal dapat melihat amarah yang cukup besar berkecamuk dalam netra Jeje membuatnya bertanya-tanya dalam hati ada apa sampai-sampai bisa membuat Jeje semarah itu.

Haikal menggeleng kaku, "Gw nggak tau maksud lo, Je." ucapnya yang semakin membuat Jeje geram.

"Lo tau kan gw sayang banget sama lo, nggak tega kalau lo sakit, nggak bisa liat lo kenapa-kenapa. Tapi kenapa lo nggak tega sama diri lo sendiri Kal?"

Perkataan Jeje tersebut berhasil membuat mulut Haikal diam seribu bahasa. Haikal tidak terlalu bodoh untuk mencerna perkataan Jeje barusan dia tau anak itu mungkin sudah tau perbuatan nya selama ini tapi tetap berusaha untuk tidak menunjukkannya.

Haikal mencoba untuk tetap terkekeh, "Sumpah Je, lo nggak jelas. Gw nggak tau maksud lo!"

"Lo jangan pura-pura bego bangsat!"

"Tapi gw beneran nggak paham maksud lo njing!"

Mata Jeje menatap Haikal dengan tajam, "Lo anggap gw apa kal?" tanyanya dengan nada yang kembali diturunkan.

"Lo temen gw Je."

Jeje menggeleng, "Tapi kenapa lo tega boongin gw dengan bilang lo ngelakuin kemoterapi tapi nyatanya nggak?"

Sekarang dugaan Haikal benar. Jeje sudah tau kalau Haikal tidak pernah melakukan Kemoterapi, hal yang memang dia selalu ingin sembunyikan dari Jeje selamanya.

Lucknut sirkel [Nct Dream] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang