Chapter 9 || Memancing

75 9 0
                                    


***

Seperti biasanya semua kembali menjalani kehidupan mereka setelah pagi hari tiba. Walau bangun di pagi hari ini terkadang menyebalkan apalagi saat sedang puasa, kita rasanya hanya ingin berbaring di tempat tidur seharian tanpa harus berpergian.

Hari ini Haikal dan yang lainnya memang menyelesaikan kelas masing-masing cepat, namun mereka memilih untuk ke apartemen Cahyo terlebih dahulu sebelum pulang.

Alasan haikal ikut berkumpul juga tak lain karena ada tugas bahasa Inggris yang harus dia selesaikan yang harus meminta tolong Mahen untuk mengerjakannya. Sebab Haikal memang masuk jurusan bahasa Inggris tapi malah tidak ahli dalam bidang itu, namun seperti kata pemuda itu dia hanya masuk kesana karena ingin terlihat keren saja.

Mereka bertujuh kini sudah ada dikamar apartemen Cahyo, Mahen dan Haikal yang sibuk mengerjakan tugas bahasa Inggris tidak memperdulikan teman-temannya yang entah sedang membahas apa.

"Hen, ini gimana caranya?" tanya Haikal yang sudah sekian kalinya.

Mahen menghela nafas berat, "Udah jelesin banyak kali kok masih nggak ngerti?!"

"Kan gw emeng nggak tau!"

"Kalau gitu ngapain emeng milih jurusan ini, tolol!"

Mahen yang sedang belajar sambil beradu mulut itu tidak dihiraukan Cahyo dan Yang lainnya, mereka hanya sibuk membahas apa yang harus mereka lakukan hari ini agar tidak terlalu bosan menunggu buka puasa.

"Gimana kalau kita mancing di empang Pak RT-nya Mahen?" usul Cahyo

Yang lain mengangguk kecil, "Ide yang bagus tuh, lagian kita juga belum pernah mancing disana padahal udah bantuin Pak RT nyiapin takjil."

"Gimana yang lain setuju?" tanya Cahyo yang diangguki yang lain.

Kemudian pemuda itu menoleh kepada Haikal dan Mahen yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka, "Kalau kalian berdua?" tanya Cahyo kepada Haikal dan Mahen.

Keduanya reflek menoleh kearah Cahyo bersamaan kemudian mengangguk serentak juga, "Mau. Tapi ngapain?" tanya Haikal.

Cahyo memandang Haikal tak habis fikir, dia kira pemuda itu sudah tau rencananya dengan yang lain karena itu dia mengangguk, ternyata Cahyo salah kalau fikir Haikal akan serius.

"Mancing di empang Pak RT-nya Mahen."

Haikal kembali mengangguk antusias kemudian tersenyum lebar, "Mau dong, siapa tau ajah gw dapet lumba-lumba kan enak tuh bisa sekalian dipelihara."

Mahen memukul kepala Haikal dari samping membuang sang empu sampai terpental ke lantai dibuatnya, "Bego! Yakali empang ada lumba-lumba nya, mimpi banget!" kesalnya.

Haikal yang habis dipukul kepalanya cukup keras mengelus nya dengan bibir yang mengerucut sambil melihat sinis kearah Mahen.

"Lo yang bego, kalau gw geger otak gara-gara lo mau tanggung jawab?"

"Ck, dasar! Udah gw nggak mau bantuin lo ngerjain bahasa Inggris lo lagi!" ucap Mahen memutar bola matanya malas dan hendak akan pergi.

Haikal yang juga memikirkan masa depannya bukan hanya egonya memeluk lengan Mahen yang hendak akan berdiri agar pemuda itu tidak jadi beranjak dari duduknya.

"Mahen... Iya gw yang salah!"

"Lepasin gw!"

Cahyo yang nampaknya sudah muak melihat tingkah kedua temannya itu memilih untuk kembali mengalihkan pandangannya kedepan.

"Jadi gimana, semuanya setuju?"

"Setuju!" teriak mereka semua serentak.

Dan Haikal masih saja setia memeluk lengan Mahen untuk membujuk agar anak itu kembali mengajarkan bahasa inggris. Sebab, tugasnya itu harus dikumpul besok tidak boleh telat sedikit pun.

Lucknut sirkel [Nct Dream] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang