"Andrea, besok antar aku ke suatu tempat, aku janji ini terakhir kali aku menyusahkanmu."
"Besok?"
Andrea menunda membalik corndog mozzarella yang sudah menguning di penggorengan, dia merasa ada yang ganjil dari permintaan Sera barusan.
"Iya besok," sahut Sera sambil menuang saus di mangkuk kecil. "Bisa, kan?"
"Oke, tidak masalah, astaga—" dia terkejut dan buru-buru meniriskan gorengannya yang sudah setengah gosong.
"Mikirin apa, sih?" tanya Sera, lalu mengambil alih pekerjaan menggoreng corndog. "Sudah sana, panggil dokter Jin, kita makan ini sama-sama."
Andrea melepas celemek lalu keluar dari dapur tanpa bantahan, menyeberangi ruang tengah lalu berdiri di muka pintu ruang Seokjin yang terbuka. Saat dia melihat Seokjin berdiri di depan kaca setinggi badan dengan setelan jas dan dasi, barulah dia menyadari kalau besok adalah....
"Pernikahan itu benar-benar akan dilangsungkan?" Pertanyaan Andrea pada Seokjin, terdengar lebih sebagai pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Ya," jawab Seokjin, masih sibuk dengan setelan jas Saint Laurent abu-abu gelap yang akan dipakainnya besok. "Tapi kedengarannya kau tidak senang, Andrea?"
Andrea menghela napas berat sebelum duduk di sofa, melirik amplop mengilap berukir bunga sewarna pasir di atas meja.
"Oh ya, ini undangan untukmu," kata Seokjin, yang kini duduk di seberang Andrea. "Seharusnya aku memberikannya padamu minggu lalu, tapi aku lupa."
Andrea mengambil amplop itu dan membukanya, darahnya berdesir membaca nama kedua calon pengantin. Dia benar-benar tidak menyangka, kalau semuanya—kalau kasus perkosaan itu berakhir happy ending. Dia pikir hanya di cerita online atau pun fanfiction Idola favoritnya saja, pelaku keji macam Taehyung bisa bebas dan bahagia dengan pasangannya.
Andrea menutup undangan tanpa membaca isi keseluruhan, dia tidak mau tahu kapan pemberkatan pernikahan itu dimulai. Sekarang ini, satu-satunya yang ingin dia lakukan adalah menjambak Seokjin sampai mati. Kemudian dia akan memaksa Sera, dengan segala daya dan cara yang dia punya untuk memenjarakan Taehyung.
"Kau—?"
Andrea melupakan batas kesopanan yang selama ini dia layangkan kepada Seokjin, betapa dia menyesal sudah begitu mengangumi dan menghormati Kim Seokjin.
"Dasar bajingan!" bentak Andrea.
Dan penyesalan terbesarnya adalah, bahwa selama ini, dia sudah menyimpan perasaan hangat terhadap Seokjin.
"Asal kau tahu Dokter Seokjin, kalau bukan karena Sera membutuhkan teman aku tidak akan pernah tinggal di sini."
Andrea berdiri dengan tangan yang terkepal, darahnya naik sampai ke kepala hingga wajahnya merah padam. Dia nyaris meledak, ketika suara Seokjin yang terdengar tenang mengintrupsi langkahnya.
"Kau tidak perlu datang ke pernikahan."
Andrea tidak berbalik, di ujung pandangannya dia bisa melihat Sera tersenyum ceria kepadanya dan memintanya untuk ke dapur.
"—pastikan Sera selalu bersamamu."
Tanpa sadar Andrea menyakiti telapak tangannya karena menggenggam terlalu kuat.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu, kau benar-benar berengsek, Kim Seok Jin."
Dengan gerakan marah Andrea keluar dari ruangan, lalu dia menarik kasar pintu geser sampai meninggalkan dentuman di belakang punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom Tears
FanfictionPesta lajang yang membawa bencana. -- Berawal dari rencana konyol Kim Seok Jin kepada sahabatnya Kim Tae Hyung, berakhir membawa malapetaka yang tidak berkesudahan. Menyebabkan satu korban tidak terduga. Dirundung rasa bersalah pada korban, Seokjin...