ABYSS

742 149 38
                                    

👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Seperti yang telah diduga Seokjin, Andrea tidak sepenuhnya patuh kepadanya. Gadis itu mengembalikan botol obat yang seharusnya dikonsumsi Sera, tepat di hari yang sama Seokjin memberinya cuti kerja. Sambil menggenggam botol kuat-kuat sampai buku-bukunya memutih, Seokjin berharap kalau Andrea tidak ikut-ikutan merepotkannya di kemudian hari.

"Kenapa kau lakukan ini pada Sera, Dokter Jin? Apa yang kau rencanakan?" Andrea berdiri kaku depan sofa yang diduduki Seokjin, bahu kurusnya tampak naik turun dari balik kaos berlengan panjang yang dia pakai.

"Aku hanya melakukan yang seharusnya kulakukan." Seokjin meletakkan tungkai kirinya di atas kaki kanan, dia memandangi botol dalam genggaman alih-alih Andrea yang menatapnya penuh ancaman.

"Dengan mengurung Sera dan memberi obat peluruh kandungan, setelah itu kau akan membebaskan penjahatnya dari hukuman? Itu 'kan rencana Anda, Dokter Jin?"

"Kau pikir Sera akan sembuh kalau laki-laki itu di penjara? Kau pikir ada korban perkosaan yang merasa senang karena hamil anak dari pelaku?" jawab Seokjin, tenang dan terukur.

"A-apa?"

Lamat-lamat manik cokelat Seokjin terangkat, memandang Andrea lekat, membuat pijakan gadis itu sedikit kendur.

"Sera masih kecil dan sudah—sudah menjadi korban lelaki tidak bertanggung jawab."

"Hukum tidak akan pernah bisa menyembuhkan korban pelecehan Andrea, tapi lingkungan, medis dan orang-orang di sekitar yang bisa membantu pemulihannya. Kau pasti paham tentang hal itu 'kan?"

"Bagaimana bisa kau melakukan semua ini pada Sera?!"

"Lakukan saja yang seharusnya kau lakukan." Seokjin meletakkan botol di meja dengan keras sampai meninggalkan bunyi dan getaran, lalu dia berdiri meneliti Andrea dari ketinggian.

Kedua tangan Andrea mengepal pada ujung baju, sementara butiran bening mulai berdesakan di pelupuk matanya.

"Kau mengerti?!" tukas Seokjin.

"Apa kau akan melakukan hal yang sama, jika orang itu bukan sahabatmu, Dokter Jin?"

Seokjin bergeming.

"Apa kau, benar-benar akan menutup kasus ini hanya karena kau kenal pelakunya?"

"Istirahatlah. Sudah cukup." Seokjin menepuk pundak Andrea bersamaan dengan air mata meluncur di pipi pucat gadis itu.

"Aku mengandalkanmu. Percayalah ini semua demi kebaikan Sera." Seokjin memutar bahu Andrea, dia membungkuk. "Kau percaya padaku, 'kan?" tambah Seokjn.

Pria itu tersenyum sebelum berlalu dari ruangan. Senyum yang dulu terasa hangat, tapi hari ini Andrea justru merasa takut.

Blossom TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang