1

483 147 16
                                    

👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Jeritan Sera berhasil teredam sewaktu Taehyung hilang dari jangkauan pandang, selang dua menit Andrea datang dan membantu Seokjin menenangkan Sera. Butuh obat penenang dan tiga puluh menit untuk membuat Sera terlelap di sofa.

"Apa yang kau lakukan, Taehyung?!" bentak Seokjin di luar ruangan, tangannya masih mengusap mata kanan yang berdenyut sementara luka sayat di kedua jari tidak lagi dia hiraukan.

"Aku tidak tahu dia ada di ruanganmu. Bagaimana keadaannya?" Taehyung beringsut dari kursi lalu berdiri di depan Seokjin, sementara Seokjin mengamati Sera yang tidur di sofa dari balik kaca kecil di muka pintu.

"Buruk. Kau mengacaukan segalanya."

"Aku benar-benar tidak menyangka—"

"Berhenti sok peduli padanya, kehadiranmu hanya akan membuat Sera semakin sulit bangkit dan memaafkan dirinya sendiri. Kau pikir dia ingin melihatmu?"

"Kau benar-benar ingin membuatku merasa bersalah padanya seumur hidup?" Taehyung nyaris berteriak. "Kenapa kau jadi sebrengsek ini, hah?!"

"Ya! Aku memang brengsek!" Rahang Seokjin mengeras, tangannya terkepal kuat sampai buku-bukunya memutih. Ini pertama kali Seokjin begitu marah pada Taehyung, rasa bersalah pada sosok sahabat memicu emosi Seokjin luber sampai ke ubun-ubun.

"Aku tidak akan pernah menyerahkan Sera padamu. Kau tidak punya hak apa-apa atas Sera, meskipun dia hamil!"

"Apa kau bilang?" Taehyung terperanjat, begitu pula Seokjin. "Sera hamil?"

"Pergilah." Seokjin memejam dua detik penuh lalu berbalik, namun langkahnya tertahan begitu Taehyung menarik bahunya kasar.

"Jawab aku, Berengsek!" Taehyung tidak tahu alasan apa yang mendorongnya melayangkan tinju ke wajah Seokjin, tahu-tahu dia sudah membuat Seokjin tersungkur di lantai dengan darah dari ujung bibir yang pecah.

Dengan napas memburu tidak beraturan, Taehyung memandangi Seokjin yang tetap duduk di lantai, jari-jarinya gemetar melihat darah juga merembes dari salah satu lubang hidung Seokjin.

"Ya, benar—" Seokjin belum melihat Taehyung, pandangannya kembali melayang pada malam pesta lajang. "Sera hamil dan aku tidak tahu bagaimana cara memberitahukan hal ini padanya."

Kaki Taehyung terasa terpasung sewaktu butiran bening meleleh dari manik sendu Seokjin yang kini memandanginya, pria itu tampak sangat tersiksa dengan muka lebam dan lingkaran hitam di mata kiri. Luapan sesal tanpa peri menyembur dari seluruh penampakan Seokjin. Taehyung pikir dia tengah menanggung beban dosa ini sendirian, kenyataan Seokjin sudah lebih dulu menanggung semuanya seorang diri.

"Yoongi ingin mengajukan kasus ini ke pengadilan, tapi aku akan membuat Sera keluar dari rumah sakit sebelum Yoongi melakukannya." Seokjin mengusap darah di ujung hidung dengan pungung tangan, seraya tertawa yang terdengar sumbang.

Blossom TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang