2

800 180 25
                                    

👑 🦊🐯 👑

👑 🦊🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Gulungan air beraroma karbol kembali menyapu wajah Seokjin, gelagapan, air kloset memenuhi hidung dan mulutnya. Napas Seokjin tersengal, kepalanya masih terbenam dalam lubang kloset. Seokjin berusaha meronta, tapi jepitan dua siswa menahan lengan mengunci pergerakannya. Ini sudah yang kesekian kali Seokjin menerima perlakuan tidak manusiawi, hanya karena dia murid pendiam, pemalu, dan terlihat sebagai anak baik tanpa nyali.

Mereka yang merasa lebih kuat dan lebih pantas untuk dihormati oleh murid macam Seokjin, kerap menyiksa tanpa alasan. Sebenarnya Seokjin ingin melawan, tapi para keparat itu selalu berkelompok, menyerang Seokjin yang lengah dan tidak siap. Hari ini mereka membekap Seokjin yang tengah buang air kecil, lalu memukulinya beramai-ramai.

Seokjin lemas, darah segar mengalir dari hidung dan mulutnya. Para keparat itu membuka resleting celana mereka dan berniat menghujani Seokjin dengan air seni, tapi Taehyung tiba-tiba muncul. Sambil membuat gelembung dari permen karet strawberry, dia menaikkan sebelah alis tebalnya lalu mengangguk kecil. 

"Apa enaknya sih, memukuli murid pengecut seperti dia?" ujar Taehyung. "Tidak akan membuatmu semakin kuat Minho, cuma buang-buang waktu."

Minho bersama kedua rekannya menutup resleting celana sembari keluar dari bilik toilet, mereka memandangi Taehyung, teman seangkatan yang terkenal karena menang di olimpiade science dan matematika, tapi juga jadi langganan kena tegur guru kesopanan karena sederet kasus perkelahian. Taehyung sibuk menggaruk kepala, lalu membersihkan bibir yang lengket karena permen karet.

"Bukan urusanmu, Taehyung. Pergilah sebelum nasibmu sama dengan anak itu." Minho mengangkat dagu saat mengucapkan anak itu.

"Memang bukan urusanku, sih. Aku ke sini hanya ingin memberitahumu, pulang sekolah nanti kita ketemu di aula olahraga."

"Apa?"

"Ya ampun, selain payah kau juga tuli?" Taehyung tersenyum tipis, dia sempat melirik Seokjin yang mencoba berdiri, tertatih-tatih. "Kalau kau masih punya penis kita adu tinju di ring hari ini, tapi kalau tidak punya ya tidak perlu datang. Aku tidak biasa adu tinju dengan perempuan."

"Brengsek!"

Minho melayangkan pukulan tapi Taehyung menangkis pukulan itu, lalu tanpa sempat Minho menyadarinya, Taehyung sudah berbalik, menarik lengan dan membanting tubuhnya ke lantai. Dua siswa yang mengelilingi mereka terkesiap lalu mundur teratur, mereka lupa Taehyung pemegang sabuk hitam taekwondo dan salah satu atlit hapkido di sekolah.

Meski Taehyung tidak selalu menang, tapi mereka harus berpikir dua kali kalau mau adu tinju dengan Taehyung. Seokjin yang sudah berhasil berdiri melorot lagi di pintu toilet, matanya membulat dan mulutnya menganga.

"K-kau...?" geram Minho.

Taehyung tersenyum lebar sampai deretan giginya yang rapi terlihat, tampangnya nyaris idiot, sambil mengacak-acak rambutnya yang tumbuh melewati dahi dan leher.

Blossom TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang