7

338 118 7
                                    

👑 🦊 👑

👑 🦊 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Dia, Kim Seok Jin, yang semakin bingung mengambil sikap sejak Taehyung menyerahkan diri, merasa kalau perjalanan ke panti dengan sederet rencana hanya pengalihan isu tanpa hasil.

Mencoba mengais hal-hal negatif dari Sera tapi ternyata nihil. Sebelum kejadian pelecehan Sera hanyalah seorang remaja introvert tanpa teman dekat, tengah menjalani kuliah jurusan hukum berkat beasiswa. Setelah lulus, gadis itu hanya bercita-cita bisa mendapat pekerjaan untuk melanjutkan hidup.

Kehidupan Sera terlalu datar untuk digali, tidak ada yang mencolok atau yang bisa membuat dia tertarik. Sial, umpat Seokjin di antara obrolan tidak penting dengan ibu panti, sementara Sera sibuk menyiapkan makan siang mereka dan penghuni panti lainnya.

"Terima kasih sudah menjadi teman Sera, aku benar-benar cemas dia sendirian di ibu kota."

Seokjin tersenyum samar, mencoba tetap ramah meski dongkol.

"Apakah Anda menerima bayi? Maksudku, apa ada anak panti yang dititipkan sejak bayi?"

Seokjin mencaci diri sendiri dalam hati, bisa-bisanya dia tidak mampu menemukan kalimat lebih bagus dari itu. Mana ada orangtua yang menitipkan anak mereka ke panti.

"Seseorang pernah meletakkan bayi di pagar depan." Jieun melirik Sera yang tengah ngobrol dengan anak panti di meja makan. "Setelah hari itu tidak ada bayi lagi, anak-anakku yang lain kutemukan di jalan, terlantar, sebagian lagi datang dengan sendirinya ke sini."

"Makan siang sudah siap."

Sera mengintrupsi obrolan keduanya, Seokjin serta merta mengikuti Jieun ke meja makan. Mereka makan dengan tenang, lebih tepatnya hanya Seokjin yang diam. Ponselnya berdering saat Sera menawarkan puding stroberi, Seokjin menempelkan ponsel ke telinga seraya berkata.

"Permisi sebentar," katanya sambil beringsut dari kursi, sesampainya di teras, barulah dia menerima panggilan itu. Dari kepolisian.

"Halo, Kim Seok Jin."

"Ya, Inspektur, ada yang bisa saya bantu?"

"Besok kami harus memeriksa korban dan wawancara, bisakah mengantarkan korban segera atau perlu kami jemput?" kata Soobin di seberang sambungan.

"Tidak perlu, biar aku yang mengantarnya ke rumah sakit untuk pemeriksaan."

"Tepat jam sepuluh pagi."

"Baik," jawab Seokjin. "Aku mohon jangan terlalu dipaksa, dia sedang masa pemulihan."

"Tenanglah, kami akan melakukan yang terbaik untuk korban."

Sambungan itu selesai, Seokjin buru-buru minta undur diri. Dia menolak secara halus ajakan menginap dari ibu panti dan menerima usulan memakan puding di kereta alih-alih di rumah.

Blossom TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang