CHAPTER 12

147 33 0
                                    

Happy reading, feel free to vomment for my boosters. And dont forget to check my tiktok for jisyong edits <3






~Soul That You Save~


Berlin, Jerman, 2020

Jisoo terduduk di kursi ruang tunggu Bandara Internasional Berlin Schönefeld bersiap untuk pulang ke Korea Selatan. Taeyong juga berada disana, lebih tepatnya duduk di samping Jisoo. Seperti janjinya, ia akan memastikan Jisoo pulang dalam keadaan “baik-baik saja” dengan mata kepalanya sendiri.

Sebenarnya sempat terbersit dipikiran Taeyong untuk pulang ke Seoul bersama Jisoo, akan tetapi mengingat kondisinya saat ini yang sedang bersiteru dengan ayahnya hingga membuat Taeyong bahkan melarikan diri sampai ke Berlin, rasanya pria itu belum sanggup ke Seoul dimana ia pasti akan tetap dipaksa oleh sang ayah memenuhi yang katanya kewajiban menjadi penerus Taewon Construction.

Lagipula pulang ke Seoul, tempat yang selama ini Taeyong hindari hanya karena seorang teman, terasa sangat berlebihan bagi Taeyong. Entah mengapa tiba-tiba saja gadis di sampingnya ini, yang bahkan tidak ia kenal dengan baik, yang hanya pernah bertemu beberapa kali setahun yang lalu, dalam sekejap menyita waktu dan pikiran Taeyong.

Dia sejujurnya adalah orang yang sangat cuek terhadap sekitarnya. Ia terbiasa menjalani kehidupannya sendirian, ia pun cenderung tertutup dengan orang-orang sekitarnya. Hanya segelintir orang yang memang pria itu cukup percaya mampu masuk dalam lingkaran kehidupannya. Bukan berarti Taeyong merasa terbebani dengan Jisoo, akan tetapi rasanya masih asing bagi Taeyong, mencurahkan perhatiannya pada seorang yang bisa dikatakan bukan siapa-siapa pria itu.

“Aku tidak tahu jika pulang ke Seoul bisa membuatku gugup seperti ini.”

Taeyong menoleh ke arah wanita itu yang sedang berbicara, lebih tepatnya bergumam pada dirinya sendiri. Walaupun pria itu dapat mendengarnya dengan jelas.

“Kau gugup? Kupikir pulang ke Seoul kampung halamanmu justru hal yang menyenangkan.”

Jisoo tersentak begitu Taeyong bersuara, seolah baru tersadar bahwa pria itu sejak tadi menemaninya.

“Aku...tidak, hanya saja sudah lama sekali rasanya aku tidak pulang.”

Wanita itu kembali menerawang. Sejak Jisoo menamatkan kuliah Sastra Inggrisnya di usia 24 tahun, wanita itu memutuskan untuk menetap dan memulai hidup baru di Berlin. Psikiater utama yang selama ini menangani Jisoo adalah Prof. Song sejak ia remaja hingga setahun yang lalu pun mengizinkan Jisoo menetap di Berlin karena wanita itu jauh lebih stabil dan nyaman di sana.

Sesekali Jisoo pulang ke Seoul untuk konsultasi berkala. Kemudian setahun lalu psikiater utama Jisoo berganti menjadi Jinyoung yang juga merupakan asisten Prof. Song. Terakhir kali Jisoo ke Seoul adalah setahun yang lalu, untuk psikoterapi penyatuan kepribadiannya yang tak berhasil. Wanita itu sejujurnya tidak pernah nyaman jika berada di Seoul, seolah ada mimpi buruk yang akan menariknya jika ia tinggal disana, perasaan itu tak pernah hilang sampai sekarang.

“Aku sejujurnya merindukan Seoul, terutama ayahku yang benar-benar tak pernah kutemui lagi. Sayangnya, drama keluargaku yang kekanakan menghalangiku untuk pulang.” Taeyong menghela nafas. “Ahh.. Aku melantur lagi, maaf Jisoo-ssi.”

Taeyong terkekeh canggung, entah mengapa ia jadi membuka diri seperti ini di hadapan Jisoo, padahal selama ini menceritakan tentang keluarganya kepada orang-orang adalah hal yang sangat ia hindari.

“Sejujurnya aku tidak ingin kembali ke Seoul.” Tatapan wanita itu begitu sendu. “Masa laluku di Seoul yang membuatku menjadi seperti ini, tapi aku tak bisa mengingat semuanya. Aku tak tahu apa yang membuatku seperti ini.”

SOUL THAT YOU SAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang