Happy reading, feel free to vomment for my boosters, luv <3
~Soul That You Save~
Taeyong memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman untuk tidur. Kini mereka telah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka ke Seoul. 3 jam berlalu dan Jisoo sudah terlelap damai di sampingnya. Tersisa kurang lebih 7 jam lagi sebelum tiba di Seoul, itu artinya mereka mungkin akan sampai saat fajar.
Karena memang saat ini sudah tengah malam, penumpang pesawat juga sudah banyak yang tertidur dan penerangan dalam pesawat juga sudah diredupkan. Taeyong memejamkan mata berusaha tertidur. Pria itu sebenarnya cukup sulit untuk tertidur, dia mengalami insomnia karena kebiasaannya mengedit karya-karyanya di malam hari. Sedari tadi pria itu berusaha untuk sejenak tertidur selagi Jisoo juga tertidur pulas.
Pria itu hanya sedikit khawatir jika ia kecolongan menjaga Jisoo kalau-kalau wanita itu terbangun dan justru jiwa lain yang menguasai wanita itu. Bukan apa-apa, hanya saja Taeyong cukup memahami pola pergantian jiwa wanita itu yang terkadang terjadi disaat ia terbangun dari tidurnya. Taeyong berusaha mengosongkan pikirannya agar lebih rileks. Semakin lama rasanya semakin nyaman. Pria itu perlahan-lahan terlelap dalam bunga tidurnya.
Di sisi lain, Jisoo yang terlelap tidur entah mengapa sedikit terusik, matanya mengerjap pelan seolah ingin terbangun. Walaupun sebenarnya wanita itu sama sekali tak ingin bangun dan masih menikmati tidur lelapnya. Nafas Jisoo terasa jauh lebih berat, memaksanya untuk segera tersadar. Jisoo berusaha mengatur nafasnya pelan, namun sedetik kemudian ia justru merasa sangat kelelahan hingga kedua kelopak matanya memaksa untuk tertutup sekali lagi.
Jisoo mengerakkan jemarinya untuk berusaha membangunkan pria di sampingnya itu. Namun jemari itu terlalu lelah untuk digerakkan. Hingga Jisoo pada akhirnya harus pasrah untuk terlelap lagi. Jisoo harap Taeyong mampu mengatasi siapa pun yang sebentar lagi akan mengambil alih jiwanya. Pemikiran itu membawa Jisoo kembali tertidur lelap.
Maafkan aku, Taeyong-ssi. Kau harus menghadapi kepribadianku yang lain.
Wanita itu kembali mengerjapkan kelopak mata dengan iris coklatnya. Begitu telah tersadar sepenuhnya. Wanita itu berusaha duduk tegak. Ia memindahi sekitar dan sedikit kebingungan. Wanita itu menoleh dan mendapati seorang pria terlelap damai di sampingnya. Wanita itu mengerjap-ngerjap, sebelum akhirnya mengguncang lengan pria itu pelan untuk membangunkannya.
“Paman, bangunlah!” Ucap wanita itu lirih sambil terus mengguncang lengan pria itu. “Paman tahu Nari di mana?”
Taeyong tersentak terbangun begitu merasakan ada yang mengguncang lengannya pelan. Ia baru tersadar bahwa Jisoo yang melakukannya. Pria itu menegakan punggungnya dan menatap wanita itu.“Jisoo-ssi, ada apa? Kau butuh sesuatu?”
“Paman mengenal Nari? Nari tak tahu ini dimana.” Wanita itu masih berucap lirih sedikit ketakutan. Taeyong mengerjap, sedetik kemudian memahami apa yang terjadi. Saat ini kepribadian Jisoo diambil alih lagi oleh Kim Nari, kepribadian anak kecil itu.
“Kau Kim Nari, kan?” Taeyong berujar pelan, berusaha menjelaskan dengan hati-hati kepada anak kecil itu. “Perkenalkan aku adalah Paman Taeyong. Kita sekarang ada di pesawat menuju Seoul.”
“Paman Taeyong?” Gadis itu mengerjap polos. “Apa paman yang akan membawa Nari bertemu orang tua Nari?”
Taeyong mati kutu mendengar ucapan anak kecil itu. Kim Nari sepertinya kepribadian anak kecil yang pada umumnya sedang mencari orang tuanya ketika tidak tahu dimana mereka. Namun pria itu cukup lega setidaknya Kim Nari hanya kepribadian anak kecil yang polos.
“Benar. Paman akan membawa Nari menemui orang tua Nari.” Taeyong meringis merasa bersalah karena berbohong. “Nari jangan khawatir.”
“Baiklah paman.” Nari tersenyum manis sambil membungkuk hormat. “Terima kasih paman.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL THAT YOU SAVE
Fanfiction"Aku disini, Jisoo-ssi." Taeyong tanpa sadar telah merangkul Jisoo yang terisak penuh penderitaan. "Aku tak akan bisa mengambil rasa sakit dan kelelahannmu." Pria itu mengeratkan pelukannya begitu sang gadis menumpahkan tangis pilu itu di pundaknya...