CHAPTER 22

117 31 1
                                    

Happy reading, feel free to vomment for my boosters, and dont forget to check my tiktok acc for jisyong edits, luv <3



~Soul That You Save~

“Kulihat kau mengobrol banyak dengan Jisoo.”

Sial, apa Jinyoung melihat kami saling menggengam tangan?

Taeyong menelan ludahnya susah payah, ia merasa seperti orang yang tertangkap basah berselingkuh. Kini ia tengah berada di ruangan Jinyoung, mengobrol santai sehabis mengantarkan Jisoo untuk berisirahat di kamarnya pasca pemeriksaan rutinnya. Walaupun Jinyoung sama sekali tidak terlihat curiga, pria itu justru tersenyum ramah seperti biasanya, seolah senang Jisoo mengobrol dengan orang lain, sama sekali tak ada prasangka kepada dirinya.

Jinyoung mempercayaiku, dan aku mengkhinatinya.

“Banyak hal yang kami bicarakan.” Dengan lancar Taeyong membahas obrolan seputar Sekertaris Jung, berusaha menekan rasa bersalahnya kepada Jinyoung.

“Wah, dunia ini sangat kecil.” Jinyoung bergumam lirih setelah terdiam cukup lama mendengar cerita Taeyong. “Aku tidak pernah menyangka Sekertaris Jung yang bekerja di perusahaan Taesik Samchon yang menemukan Jisoo. Aku hanya mengetahui namanya namun tidak pernah berpikir mereka orang yang sama.”

“Yah seperti itulah.” Taeyong mengedikan bahu. “Sekertaris  Jung ingin menemui Jisoo, kurasa itu hal yang baik untuk mereka berdua.”

“Yah, kurasa juga begitu.” Jinyoung mengangguk setuju. “Jisoo juga membutuhkan jalan-jalan keluar untuk sejenak agar ia tidak terlalu stress terus berada di rumah sakit.”

Betapa perhatiannya Jinyoung pada Jisoo.

Sahabatnya itu mencintai Jisoo tanpa syarat. Ialah yang menemani Jisoo selama ini. Sengatan rasa cemburu itu tak dapat Taeyong tutupi, ia berharap berada di posisi Jinyoung yang menemani Jisoo sedari awal.

“Sebenarnya aku punya kecurigaan.” Taeyong mengenyahkan batin kelamnya. “Kau tahu, mengenai Taewon Construction.” Ada jeda sebelum pria itu melanjutkan ucapannya. “Tepatnya ayahku. Mungkinkah dia dalang sehingga pelaku kasus Jisoo belum ditemukan.”

“Maksudmu tuduhan yang diberitakan berita-berita itu?” Jinyoung tidak terlihat kaget Taeyong menuduh ayahnya sendiri. “Taesik Samchon melakukan semuanya dalam bersikap kooperatif ketika pemeriksaan berjalan saat itu, itu yang dikatakan polisi.” Jinyoung menatapnya dengan tenang. “Sebenarnya, akupun beberapa kali menanyai Taesik Samchon mengenai kasus Jisoo. Beliau sangat terbuka, ia bahkan memberikan berkas-berkas terkait yang ia punya, semua nama-nama pekerja proyek saat itu dan pemeriksaan lainnya.” Jinyoung tersenyum lembut. “Wajar jika Taewon Construction dikecam saat itu, tapi Taesik samchon, ayahmu, bukan pria yang kejam seperti itu, Taeyong. Kau tak perlu khawatir.”

Lagi-lagi orang yang mempercayai ayahku.

Taeyong mulai merasa jahat karena hanya ia yang berpikir sang ayah adalah dalang dari perbuatan keji. Ia seharusnya yang paling mempercayai sang ayah, namun kecurigaannya tak akan pernah hilang setidaknya jika ia belum menemukan kebenaran itu.

“Aku tak tahu.” Taeyong menghela nafas lelah, menyandarkan diri di kursi. “Aku tak tahu, Jinyoung. Aku tak tahu apakah ayahku pria yang sanggup melakukan hal keji itu atau tidak.”

“Kau tahu pihak kepolisian menilai besar kemungkinan pelaku kasus Jisoo adalah orang  yang sudah lama mengintai tempat dan memastikan semuanya aman.” Jinyoung menegakan badannya, mengeser pulpen di mejanya agar sejajar dengan pulpen lainnya, ia memang orang yang sangat tak suka hal-hal yang berantakan. “Pelaku tidak meninggalkan jejak apapun, baik di tubuh Jisoo ataupun tempat kejadian perkara, semuanya sangat rapih seolah ia telah menyiapkan diri terlebih dahulu. Bukan kejahatan spontan yang dilakukan oleh beberapa pekerja proyek mesum yang sakit yang baru beberapa hari menjalankan proyek resort.”

SOUL THAT YOU SAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang