Happy reading. Feel free to vomment for my boosters, dont forget to check my tiktok acc for jisyong edits, luv <3
~Soul That You Save~
“Nona Kim Jisoo, syukurlah anda baik-baik saja.” Sekertaris Jung tak bisa menyembunyikan ekspresi lega dan bahagianya bisa melihat Kim Jisoo, anak yang ia selamatkan saat itu berdiri di hadapannya. Ia tumbuh menjadi perempuan cantik dan terlihat baik-baik saja, hatinya menjadi begitu ringan melihat Kim Jisoo.“Tuan Jung, terima kasih karena telah menyelematkan saya.” Jisoo tersenyum tulus, membungkuk hormat. “Saya sangat ingin menemui anda. Maafkan saya karena baru bisa menemui anda sekarang.”
“Tidak Nona Kim, saya yang merasa bersyukur bisa bertemu dengan anda.” Sekertaris Jung ikut membungkuk hormat.
“Lebih baik kita duduk terlebih dahulu.” Taeyong memecah pertemuan kedua orang yang saling bersyukur itu. “Sekertaris Jung dan Jisoo-ssi bisa berbicara dengan lebih nyaman.”
Kedua orang itu menggangguk setuju. Mereka sedang berada di sebuah cafe dengan nuansa kayu yang menenangkan di tengah kota. Mereka terlalu sibuk untuk saling memberi penghormatan ketika bertemu hingga tidak fokus lagi dengan hal lainnya. Jisoo duduk di hadapan Tuan Jung, di sampingnya ada Taeyong yang ikut mendudukan diri. Ia memandang Tuan Jung masih dengan senyum tulusnya. Banyak yang ia ingin katakan kepada pria itu, namun begitu melihat sosoknya yang juga terlihat menyimpan banyak pertanyaan kepadanya, suasana menjadi sedikit canggung.
“Saya tak tahu jika Nona Kim ternyata sedekat ini.” Sekertaris Jung memecah keheningan. “Ternyata Nona Kim adalah teman Tuan Park Jinyoung dan juga Tuan Lee Taeyong.” Dari informasi Taeyong, Sekertaris Jung hanya mengetahui jika mereka bertiga berteman. Menurut Taeyong bukan haknya untuk memberitahu kondisi Jisoo saat ini. Biarkanlah gadis itu menentukan hal yang ingin ia bagi kepada Sekertaris Jung.
“Saya memang berteman dengan Jinyoung Oppa dan Taeyong-ssi.” Jisoo menggangguk pelan. “Namun saya tinggal di Berlin selama ini. Saya baru saja pulang ke Korea.”
“Jadi begitu."
Untuk beberapa lama, Sekertaris Jung dan Jisoo mulai saling mengobrol dengan nyaman. Saling bertukar informasi dan kondisi saat ini. Mereka berdua belum membicarakan keadaan saat itu, sepertinya cukup sadar jika hal tersebut adalah hal yang sensitif namun mau tak mau adalah hal yang menghubungkan mereka.
“Saya masih belum mengingat kejadiaan itu.” Akhirnya Jisoo mengangkat topik utama yang mempertemukan mereka ketika tak ada lagi yang dapat dibahas. “Ingatan saya masih belum kembali mengenai kejadiaan saat itu dan kehidupan saya sebelum kejadiaan itu.”
“Begitu rupanya.” Sekertaris Jung termenung sejenak. “Saat saya menolong anda saat itu, dokter mengatakan kondisi mental anda sedang trauma dan tak bisa mengingat kejadiaan tersebut. Anda hanya tersadar beberapa kali, namun tak bisa memberikan informasi mengenai kejadiaan yang menimpa anda.” Sekertaris Jung menghela nafas, terlihat begitu lelah. “Saya sangat menyesal anda tak dapat mengingat pelaku itu.”
“Saya masih dalam upaya untuk mengingat semuanya.” Jisoo bergumam pelan. “Kedatangan saya kesini untuk menuntaskan semua masalah saya, untuk menangkap pelaku itu.”
Jisoo sudah ingin menjelaskan kondisi kepribadian gandanya saat ini, akan tetapi memutuskan untuk tidak membaginya. Ia tak ingin membuat Tuan Jung semakin khawatir dan iba kepadanya, atau mungkin justru takut kepadanya, seperti orang-orang lain.
“Saat pertama kali tersadar anda hanya memberitahukan nama anda, Nona Kim. Namun saat anda sadar kedua kalinya, anda hanya melihat kosong dan termenung, sama sekali tak menunjukan tanda-tanda kehidupan.” Sekertaris Jung mengerinyit. “Anda masih sangat kecil saat itu, 13 tahunan. Siapa pelaku bejat yang tega melakukan itu?” Sekertaris Jung terlihat begitu marah, meremas gelas minumannya tanpa sadar. “Maafkan saya, Nona Kim. Saat itu saya tak dapat menemani anda lebih lama. Andai saja saya tetap berada disana, mungkin saya bisa mendapatkan informasi yang terlewatkan, sekecil apapun itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL THAT YOU SAVE
Fanfiction"Aku disini, Jisoo-ssi." Taeyong tanpa sadar telah merangkul Jisoo yang terisak penuh penderitaan. "Aku tak akan bisa mengambil rasa sakit dan kelelahannmu." Pria itu mengeratkan pelukannya begitu sang gadis menumpahkan tangis pilu itu di pundaknya...