CHAPTER 2

650 79 4
                                    

Diclaimer! Hanya fanfiksi, seluruh cerita murni pemikiran penulis. Happy reading, feel free to vomment ^^

~Soul That You Save~

Akhirnya hari ini datang juga, hari yang sangat ditunggu oleh Kim Jisoo. Dia akan pulang ke Seoul, Korea Selatan. Kini Jisoo telah berada di dalam sebuah taxi yang akan mengantarkannya ke airport. Dua minggu yang lalu novelnya telah di liris dengan hasil yang memuaskan, novelnya langsung masuk kejajaran best seller satu minggu sejak penerbitan.

Jisoo tersenyum, entah sudah berapa lama dia tidak mengeluarkan senyum sebahagia dan selepas ini. Akhirnya dia sudah terbebas dari tanggung jawab menjadi penulis untuk saat ini, dia pasti akan merindukan dunia menulis yang selalu mampu mengalihkannya dari kenyataan.

Jisoo memang telah dikenal sebagai penulis dengan karya-karya yang selalu ditunggu penggemarnya, bahkan tak jarang karya-karyanya di terjemahkan kedalam beberapa bahasa. Walaupun Jisoo menggunakan nama pena agar privasinya tertutup rapat.

Hal pertama yang harus dia lakukan adalah segera mencari tahu tentang mimpi itu, dia yakin mimpi itu ada kaitannya dengan dirinya, masa lalu yang ia lupakan. Ditekannya sebuah nomor pada ponselnya.

"Kak Jinyoung, angkat.." Gumamnya perlahan ketika hanya terdengar nada sambung yang tak diangkat.

"Nomor yang anda tu-"

Diputuskannya sambungan ketika kembali terdengar suara operator yang menjawab. Jisoo mengetik sesuatu, memutuskan untuk mengirim pesan singkat.

Mungkin Kak Jinyoung sibuk.

To : Kak Jinyoung

Kak, aku sudah dalam perjalanan ke bandara. Nanti malam mungkin aku akan tiba di Seoul.

"Noooooo!!!!!!" Teriakan sopir taxi itu memecahkan segalanya. Sopir itu berusaha menghindari laju motor kencang yang berlawanan arah.

Ponsel Kim Jisoo terjatuh begitu saja sebelum mengirimkan pesan itu pada Jinyoung. Hantaman keras dapat wanita itu rasakan dengan jelas. Taxi ini terus berputar. Hantaman demi hantaman terus memporak-porandakan kesadaran Jisoo. Tiba-tiba saja rasanya begitu sesak dan mencekik. Jisoo menangis dalam diam, mengapa ketika ia telah selangkah lagi menuju kebebasannya semua ini terjadi?

"Kau akan selalu kalah Kim Jisoo."

Kata terakhir yang terdengar, sebelum semuanya menjadi gelap.


"Kau kalah Kim Jisoo." Ucapan itu terdengar dari bayangan kegelapan yang menyesakan. "Kau terlalu lemah untuk menanggung semuanya. Kau tak cukup pantas untuk ini semua."

Kata-kata dingin itu terdengar kembali dari bayangan kegelapan. Sosok itu melangkah mendekat. Sosok yang menyerupai Kim Jisoo. Bukan, itu adalah monster yang menyerupainya.

"Lee Nayoung..."

Wanita itu semakin mendekat. Senyum itu, senyum licik yang Jisoo benci.

"Hai, lama tidak berjumpa, Kim Jisoo."

~~~

Lorong Berlin International Hospital menjadi saksi bisu lalu-lalang orang-orang yang terlihat tergesa-gesa. Kini para dokter dan perawat terlihat tengah mendorong ranjang pasien salah satu korban kecelakaan taxi yang di alami seorang wanita, Kim Jisoo.

SOUL THAT YOU SAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang