the reason why (2)

1K 119 15
                                    




Jimin menghela nafasnya dengan kasar, ia berdiri dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Aeri. Dahyun dengan sabar menunggu dan mengelus punggung Jimin.

"Maaf, kalian berdua siapa?" 

"Minjeong istri saya." Jawab Jimin pada seorang pria yang sepertinya beliau juga sedang berduka karena terlihat dari kedua matanya yang sembab.

"Istri? Minjeong istri saya, kamu siapa?" Pria itu mengerutkan keningnya dan mendekati tubuh Minjeong yang sudah ditutupi selimut.

"Saya Yoo Jimin. Maksud anda ini apa?" Jimin menahan lengan pria itu.

"Apa sih, saya Lee Sungmin dan ini istri saya Lee Minjeong." 

Jimin dan Dahyun sama-sama terkejut, gadis bermarga Yoo itu memeriksa nama yang ada di ranjang pasien.

Ny. Lee Minjeong 
12-04-1999

Ini bukan Minjeong istrinya! Jimin tertawa karena kebodohannya, gadis itu menghampiri Sungmin dan memeluk pria itu. Walaupun bingung; Sungmin membalas pelukan.

"Saya turut berduka cita pak, semoga istri anda tenang di sana. Anda yang kuat ya." Ucap Jimin, saat mendengar suara isak tangis dari Sungmin; Jimin pun mengelus punggungnya.









"JIMIN!!!" 

Jimin terlonjak kaget karena suara teriakan itu, dia berbalik dan menemukan Minjeong. Iya, Minjeong istrinya. Wanita itu sedang berbaring di ranjang dengan wajah marahnya. 

Minjeong sudah menunggu Jimin sedari tadi, dan ketika wanita itu menemukannya yang ia lihat malah Jimin berpelukan dengan pria lain? Gimana Minjeong engga marah coba!

"Kim Minjeong! Istriku huhuhuuuu~" Jimin dengan cepat menghampiri wanitanya dan menciumi wajah Minjeong.

Kim Minjeong, wanita yang ia cintai masih ada di dunia ini.

"Dari mana aja?!" Minjeong menjambak rambut Jimin dengan keras membuat sang empunya mengaduh kesakitan. 

"Aduh sayang, aku udah sampe dari tadi. Cuma ada kesalahpahaman doang." Jimin berkata jujur. 

"Maaf, persalinannya akan dimulai sekarang." Dokter yang berdiri di samping Minjeong menghentikan drama kedua wanita itu.

Jimin mulai panik, "ayo dokter." 

Minjeong pun masuk ke dalam ruangan persalinan dengan Jimin  yang menemaninya. 

Aeri dan Mama Yoo saling bertatapan dan menggeleng bersamaan. 

"Jimin bego banget ya, Ma?" 

"Iya, kayak kamu."

Dahyun menahan tawanya, ia pun pamit pulang karena Jimin sudah ada yang menemani.

.   .    .

Mama Yoo mundar-mandir di depan pintu ruang persalinan. Sedangkan Aeri terduduk dengan wajah pucatnya karena mendengar suara teriakan Minjeong dari dalam, tidak hanya suara Minjeong; teriakan Jimin pun terdengar.

"Kenapa bayinya engga keluar-keluar sih, Jimin?!" 

"Loh, aku juga gatau! Woy Haromi, anak Karomi yang cuantik poll ayo keluar, kasihaaaaaaaaaaaaaaaaaawwwwp sakit Minjeong!" 

"Kepalanya udah kelihatan, sedikit lagi." 

Aeri ternganga mendengar suara orang-orang di dalam ruangan persalinan. Jantungnya semakin berdetak lebih cepat, tidak sabar untuk menyambut kabar baik dari kedua sahabatnya itu.

The Reason WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang