Yohan menunggu di depan gerbang sekolah dasar tempat dimana Haromi menempuh pendidikannya disana. Tentunya lelaki itu datang dengan niat, yaitu untuk mengetahui lebih banyak tentang Minjeong dari Haromi.
Karena Yohan mempunyai strategi dalam mendekati wanita, dia akan mencaritahu terlebih dahulu tentang wanita yang akan ia dekati, baru jika sudah mendapatkan informasi yang lumayan banyak; Yohan akan bergerak sendiri, berusaha untuk mendapatkan hati wanita tersebut.
Dan entah kebetulan atau Yohan merasa jika jodohnya tepat di depan matanya ketika peristiwa dirinya disiram air oleh Haromi, berkat peristiwa itu; Yohan sedikit jatuh hati kepada Minjeong.
Ketika satu persatu murid keluar dari sekolah, Yohan turun dari motornya untuk melihat lebih jelas lagi dimana Haromi berada. Dan dari kerumunan anak-anak itu, Yohan menemukan Haromi sedang bersama dengan seorang wanita; yang entah siapa.
Yohan pun melangkah mendekat sampai dia bisa mendengar percakapan antara Haromi dan wanita itu.
"Karomi!!"
"Kamu mau beli apa dulu sebelum pulang ke rumah?"
"Engga mau beli apa-apa, pasti mommy udah masak makanan enak buat kita!" Jawab Haromi yang langsung disetujui oleh wanita itu, keduanya berpegangan tangan dan pergi dari sekolah.
Yohan memperhatikan keduanya yang perlahan menghilang dari pandangan.
"Wah, kayaknya itu kakakya. Okey, berarti Minjeong anak kedua, dia punya kakak satu dan adik satu." Katanya Yohan pada dirinya sendiri, dia cukup puas mendapatkan informasi baru tentang Minjeong hari ini, dan setelah itu Yohan pun memutuskan untuk pulang juga.---
Jimin mematikan mesin motornya disaat sudah sampai di halaman rumahnya, Haromi segera turun dan berlari masuk ke dalam rumah, tidak sabar untuk menemui ibunya setelah berjam-jam dia berada di sekolah.
Tidak berbeda dengan Haromi, Jimin juga segera menyusul masuk ke dalam rumah, dia sungguh rindu kepada kekasih kecilnya setelah menghabiskan waktu di tempat kerja.
Dan Minjeong sudah siap sedia untuk menyambut kedua orang tersayangnya, wanita itu melebarkan kedua tangannya, mengundang Haromi dan Jimin untuk masuk ke dalam pelukannya.
Haromi dan Jimin berteriak bersama. "Mom! Kami pulang!" Dan segera mereka berdua masuk ke dalam pelukan hangat Minjeong. "Selamat datang kembali ke rumahh." Katanya Minjeong sembari mengelus kedua kepala Haromi dan Jimin dengan lembut.
Dan entah bagaimana caranya, seperti Minjeong mempunyai mantra yang ampuh untuk menghilangkan lelah yang dirasakan Jimin dan Haromi. Mereka berdua benar-benar merasakan pulang ke rumah.
Setelah sesi berpelukan, sekarang keluarga kecil itu sedang menikmati makan siang bersama diselingi dengan beberapa lelucon dari Jimin dan cerita tentang sekolahnya dari Haromi, Minjeong mendengarkan mereka dengan seksama, tidak mau tertinggal sedikitpun, dia harus menjadi orang paling pertama yang mengetahui tentang apa yang terjadi dengan anaknya maupun kekasihnya.
Ting! Tong!
Suara bel rumah terdengar, Minjeong pun berdiri untuk membukakan pintu. Wah ternyata orang yang bertamu ke rumahnya pada siang hari ini adalah tetangga barunya, yaitu Yohan.
Lelaki itu tersenyum lebar, karena Minjeong yang membukakan pintu untuknya. "Hai, Minjeong. Aku kesini karena mau ngambil barang yang milik Nyonya Yoo yang tertinggal, katanya beliau sudah mengirimmu pesan tapi tak kamu balas, jadi aku kesini untuk mengambilnya." Jelas Yohan memberitahu apa maksudnya datang ke rumah keluarga Yoo.
Minjeong menepuk jidatnya. "Aku lupa, ayo masuk dulu. Biar ku bawakan barangnya." Kata Minjeong menyuruh Yohan masuk dan menunggu di ruang tengah.
Yohan menurut, dia duduk menunggu selagi Minjeong pergi mengambil barang. Lelaki bermarga Lee itu memperhatikan sekitaran, dia tersenyum melihat foto Haromi yang masih kecil bersama Minjeong dan seorang wanita yang ia lihat tadi di sekolah, lalu matanya beralih ke foto keluarga yang dimana Haromi sudah cukup besar.
Yohan masih mempertahankan senyumnya dan bergumam dalam hati, "apakah suatu saat nanti aku bisa ada di dalam foto itu? Lebih tepatnya sebagai pasanganmu, Minjeong."
"Aku minta maaf karena telah merepotkan, ini barangnya." Minjeong datang dan menyadarkan Yohan, lelaki itu berdiri dan mengambil barang dari tangan Minjeong.
"Sama sekali tidak merepotkan."
Minjeong tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih kalau begitu."
Kedua mata Yohan berbinar melihat senyum Minjeong yang menurutnya sangat indah, dia ingin melihatnya lagi dan lagi. "Ya, kalau begitu aku pergi dulu." Yohan pergi dengan perasaan yang gembira, dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya.
Lelaki itu sangat bersemangat untuk mendapatkan hati Minjeong.
"Karomi ngalah dong! Kan udah makan banyak!"
"Engga mau, kamu harusnya yang ngalah sama orang tua!"
"Mana ada kayak gitu! Harusnya orang tua yang ngalah sama anak!"
Minjeong menghela nafasnya mendengar keributan antara Jimin dan Haromi, mereka berdua memperebutkan makanan yang tersisa satu lagi. Minjeong pun melerai mereka dengan memakan makanan yang tersisa satu itu dengan tenang, membuat Jimin dan Haromi berhenti ribut.
"Apa?" Tanya Minjeong.
"Engga! Gapapa, mom. Mantap banget pokoknya masakan mommy tu!" Jawab Haromi, Jimin pun segera mengangguk setuju. "Betul, engga ada yang bisa ngalahin, koki terbaik sepanjang masa adalah Yoo Minjeong!"
"Hidup Yoo Minjeong!" Katanya Jimin sembari mengepalkan tangan kanannya di udara.
"Hidup!" Haromi ikut-ikutan.
Minjeong pun menggeleng melihat tingkah laku keduanya yang sama saja tak ada bedanya. Begitulah suasana siang hari pada hari Sabtu di kediaman keluarga Yoo.
Asik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Why
Romance→_→ Jimin, memilih untuk menjadi manusia yang membahagiakan di saat dia mempunyai opsi untuk membuat Minjeong hancur. Grey, 2022