the reason why (1)

999 120 18
                                    





"Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku." Ini sudah kesekian kalinya Jimin berkata seperti itu pada Minjeong. 

Dan bumil yang satu itu dengan sabar membalas, "iya, sayangg."

"Sekali lagi, kalau ada apa-apa kamu harus apa dulu?" Tanya Jimin.

"Hubungi kamu langsung."  Jawab Minjeong.

Jimin tersenyum lebar dan menempelkan bibirnya di dahi Minjeong, perbedaan tinggi mereka membuatnya mudah untuk mencium kening Minjeong dan Jimin tersenyum puas karena rasanya sangat pas.

Hari ini Jimin akan pergi ke tempat dimana ia ditawari pekerjaan oleh Kim Dahyun kemarin. Tapi hatinya merasa berat meninggalkan Minjeong di rumah bersama Mama Yoo, tidak seperti biasa, rasanya seperti sesuatu akan terjadi jika Jimin meninggalkan rumahnya itu hari ini.

"Aku berangkat ya, sayang." Pamit Jimin.

"Hati-hati, langsung pulang ya." 

"Siap."


Sebelum Jimin pergi, Mama Yoo sudah pulang dari warung dan Jimin segera membantu membawakan barang-barang yang di bawa oleh mamanya. 

Belanjaan itu diletakkan di meja makan, Jimin menghadap ke arah mamanya. "Ma, kalau ada apa-apa langsung hubungi Jimin ya."

"Yaampun Jimin, iyaaaaaa." Minjeong sedikit kewalahan dan Jimin pun cengengesan.

Akhirnya Jimin pergi bekerja.

. . .





Setelah berkendara sekitar 15 menit akhirnya Jimin tiba di alamat yang tertulis di sebuah kartu nama milik Kim Dahyun itu. Jimin menarik nafasnya lalu ia hembuskan untuk menghilangkan rasa gugupnya. 

Tangannya pun terangkat memencet bel. Kakinya tidak mau diam, Jimin menggigit kuku ibu jarinya. 

Saat pintu terbuka, Jimin segera berdiri tegak disana dan tersenyum lebar.

Seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang menyambutnya dengan senyuman, gadis itu bukan Kim Dahyun, wajahnya tidak mirip. Siapa dia?

"Halo, anda pasti Yoo Jimin ya?"

Jimin membungkukkan tubuhnya sedikit, "betul, saya Yoo Jimin."

"Saya Kim Minju, senang bertemu dengan anda. Ayo masuk,  aunty dubu sudah menunggu di dalam." 

Jimin mengernyit. "Aunty dubu?" Tanyanya pada dirinya sendiri.





















































"Jadi, kamu menerima tawaran ku ya?" 

Kim Dahyun duduk di seberangnya dengan tangan yang sibuk menandatangani surat. Sepertinya itu surat perjanjian untuknya.

Dahyun melihat Jimin mengangguk, "kalau begitu tanda tangani surat ini."  Dia memberikan surat yang tadi ia pegang pada Jimin. 

Jimin pun membaca isi surat itu terlebih dahulu sebelum menandatanganinya. "Saya mengajar anak-anak?" 

"Betul, pekerjaan ini bisa di jadikan sampingan. Kamu bisa mencari pekerjaan lain jika membutuhkan uang lebih." Ucap Dahyun.

Jimin hanya mengangguk dan lanjut membaca. 

The Reason WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang