"Yoo Haromi."
Panggilan itu terasa menakutkan ditelinga Haromi, anak kecil itu menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah sang ibu dan hanya menatap lekat pada sepatu yang ibunya pakai.
Akhirnya sang ibu menyamakan tubuhnya dengan tubuh kecil Haromi, jari telunjuk dan jempolnya bergerak untuk mengangkat dagu anak kecil itu dengan perlahan. Akhirnya mereka berdua berkunci tatap.
"Ngapain tadi bentak-bentak mommy, hm?"
Haromi tidak menjawab.
"Mommy cuma nyuruh kamu buat mandi, kamu kenapa malah membentak?"
Lagi, Haromi cuma bisa menahan tangis saat Karomi menanyakan alasan kenapa dia membentak mommy nya. Itu terjadi karena Haromi keasikan main game di ponselnya dan mommy nya terus menerus menyuruhnya mandi, Haromi kesal dan akhirnya kelepasan membentak disaat Karomi baru saja pulang dari tempat kerjanya.
Karomi langsung mengambil ponsel yang digenggam Haromi, niatnya ingin protes pun Haromi urungkan ketika melihat kedua mata tajam Karomi menatapnya.
"Heh, jawab. Tadi bentak-bentak mommy, kok sekarang malah diem?"
"Maaf Karomiii, tadi aku keasikan main game."
"Game nya bisa di pause, kamu bisa mandi dulu terus main game lagi, apa susahnya?"
Jimin menghela nafasnya, "coba bentak Karomi, kayak kamu tadi bentak mommy."
Haromi menggeleng cepat.
"Kenapa? Kamu berani bentak mommy tapi kenapa ngga berani bentak Karomi?"
"Haromi salah, Haromi minta maaf." Ucapnya lalu menunduk, isak tangisnya pun terdengar.
Jimin memegang pundak anaknya, lalu ia tarik tubuh kecil itu dan mengelus punggungnya. "Jangan diulangi lagi ya, ngga sopan kalau meninggikan suara ke orang yang lebih tua daripada kamu, apalagi ini mommy kamu sendiri. Nanti mommy sedih, Haromi mau mommy sedih?"
Haromi menggeleng, bibirnya melengkung sedih. "Ngga mau, Haromi ngga mau lihat mommy sedih."
Jimin melepas pelukan, lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi gembul anaknya. "Karomi juga ngga mau lihat mommy sedih, maka nya kita berdua harus kerjasama, buat mommy bahagia, ya?"
Haromi mengangkat tangan kanannya untuk hormat. "Siap, laksanakan!"
"Mandi sana, terus setelah itu makan. Nanti main PS sama Karomi."
"Yeayyy!!!" Haromi berlari keluar kamar, di dekat pintu kamar terlihat ada Minjeong yang berdiri sembari tersenyum kepadanya.
Haromi melangkah mendekat dan memeluk kaki Minjeong. "Maaf ya mommy, Haromi janji ngga akan mengulanginya lagi."
Minjeong mengelus kepalanya dengan lembut, "iyaa, mommy maafin. Ayo mandi, air hangatnya udah siap lohhh."
"Let's go!"
•~•
Sebelum makan malam, ponsel Jimin berdering karena seseorang menelponnya. Senyumannya muncul saat melihat nama kontak penelpon. Sungguh, sudah lama sekali rasanya mereka tidak berbagi kabar.
"Aeri!" Panggil Jimin dengan antusias.
"Yoo sobatku, aku kembali lagi. Bolehkah aku mampir ke rumah mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Why
Romance→_→ Jimin, memilih untuk menjadi manusia yang membahagiakan di saat dia mempunyai opsi untuk membuat Minjeong hancur. Grey, 2022