Yoo Jimin itu kalau hatinya lagi engga enak, rasanya sedih banget, atau lagi bahagia sampe lupa rasanya sedih kemarin, atau juga lagi kesel banget sampe emosi, dia selalu pergi keluar dengan motor kesayangannya.
Katanya itu sebagai healing untuknya yang selalu memikirkan banyak hal. Keliling kota sembari mendengarkan lagu-lagu favoritnya.
Di jalanan Jimin melihat ada pedagang yang dagangannya belum kejual sama sekali, ada pelamar yang sibuk mencari pekerjaan, ada yang kerja banting tulang, bahkan ada pengemis yang duduk diam di trotoar dengan perutnya yang kelaparan. Melihatnya membuat Jimin tersadar bahwa yang capek itu bukan cuma dia seorang, masih banyak orang-orang diluar sana yang hidupnya lebih susah dan masih terancam.
Jimin pun segera bersyukur dengan segala yang dia miliki sekarang.
Dan sewaktu dulu, Jimin selalu berkendara dengan kecepatan tinggi. Namun sekarang, saat tahu ada yang menunggunya pulang ke rumah; Jimin tidak membawa motor dengan kecepatan tinggi lagi.
Dia tidak mau sampai istri dan anaknya kehilangannya, karena mereka berdua masih sangat membutuhkan dirinya. Karena itu, ia sekarang selalu hati-hati saat sedang berkendara.
Tetapi terkadang saat kita sudah berhati-hati ada saja orang yang tidak melakukannya, tidak memikirkan orang lain dan berkendara secara ugal-ugalan. Mengakibatkan kecelakaan di jalan, Jimin yang sudah hati-hati pun ditabrak oleh motor dari belakang.
Saat lampu hijau sudah mati dan giliran lampu merah yang menyala, Jimin dengan segera memberhentikan motornya dan menunggu, tetapi dari belakang ada motor dengan kecepatan tinggi menabraknya. Sepertinya orang buta yang tidak bisa melihat rambu lalu lintas.
Jimin dan motornya terjatuh ke aspal, dengan siku nya yang berdarah dan kaki kanan lalu wajahnya yang lebam.
Untung saja Jimin memakai helm.
Plat nomor motornya lepas, dan body motornya pun tidak mulus lagi. Dengan segera, orang yang menabraknya dan orang-orang di sekitarnya membantu Jimin dan membawanya ke klinik terdekat.
------
"Aku gapapa, cuma luka-luka dikit aja." Katanya Jimin ke istrinya yang sampe sekarang masih nangis.
"Bukan cuma!" Minjeong teriak, beneran khawatir sama keadaan Jimin sekarang.
"Bentar lagi juga sembuh, sayang. Yang penting motornya aman." Nah ini yang bikin Minjeong kesel.
Jimin lebih mementingkan keselamatan motornya daripada dirinya sendiri, pertanyaan yang pertama dia tanyain itu adalah, "motor saya aman?" Dengan kondisinya yang berdarah dan luka dimana-dimana.
Untung aja yang nabrak langsung tanggung jawab, bawa motornya ke bengkel siapa tau ada yang harus diganti.
"Aku lebih khawatir kamu kenapa-kenapa, kalau motor rusak masih bisa diperbaiki, masih bisa beli baru lagi. Tapi kalau kamu yang kenapa-kenapa, aku takut banget, karena kamu engga ada 10 di dunia ini."
Minjeong ngambil tangan Jimin dan mengecup punggung tangannya. "Tolong jaga diri baik-baik, mommy sama Haromi engga mau kehilangan Karomi."
Jimin tersenyum, hatinya terasa hangat. Memiliki orang yang selalu mengkhawatirkan dirinya, selalu menunggunya dan tidak mau kehilangan. Membuat Jimin merasa ingin hidup selama-lamanya.
"Sini cium dulu."
Minjeong berdiri dari duduknya, berpindah tempat di sebelah Jimin. Kedua tangannya otomatis melingkar di leher kekasihnya. Kepalanya mendekat, senyumnya muncul saat hidung mereka saling bersentuhan.
BRAK!!!
Minjeong segera menjauhkan tubuhnya saat mendengar suara pintu ruangan dibuka dengan tidak santai.
"KAROMI!!!! KAROMI MASIH HIDUP KAN??" Suara teriakan anak kecil pun terdengar. Haromi masuk ke dalam ruangan dan langsung memeluk tubuh Jimin.
"Ni bocah ganggu aja." Batin Jimin.
To Be Continued....
Woy kalian, kalau bawa kendaraan selalu hati-hati yak! HAPPY SUNDAY!
question!
ini cerita mau ada konflik ga, kawan?
atau happy aja terus?
atau salah satu dari mereka jadi ubi? hachac
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Why
Romance→_→ Jimin, memilih untuk menjadi manusia yang membahagiakan di saat dia mempunyai opsi untuk membuat Minjeong hancur. Grey, 2022