(4) "DANAU DAN CERITA"

6 1 0
                                    

"PERTANDINGAN PERTAMA BAGI PI AKAN SEGERA DIMULAI. KELAS 10 MIPA 1 MELAWAN 10 MIPA 2. BAGI KELAS YANG SAYA SEBUTKAN, SEGERA MENUJU KE LAPANGAN SEKARANG. TERIMAKASIH"

mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang lewat speaker, membuat aku dan seluruh teman-teman ku yang sedang beristirahat dikelas menjadi bergegas menuju ke lapangan.

"inget kan pesan gue tadi?" tanya Dernan padaku yang kujawab anggukan.

"lo jadi wasit beneran?" tanya ku pada Dernan, saat aku melihat Dernan tengah sibuk mengenakan kaos kaki dan sepatunya.

"iya" jawab Dernan.

"ayo" ajak Dernan. lalu kami berdua berjalan beriringan menuju ke bawah, tepatnya di lapangan sekolah.

Dernan menuju ke tempat wasit dan aku beserta teman-teman ku melakukan pemanasan dipinggir lapangan. ternyata banyak sekali yang menonton pertandingan, membuat jantungku berdetak tak karuan.

"kok gue deg-degan ya" ucapku.

"bukan lo doang. gue juga deg-degan" kata Dizza.

"minum aja dulu" ucap Alsya. lalu aku meneguk sedikit minuman yang ada di botol begitu pula yang lainnya.

PRITT...
peluit berbunyi pertanda bahwa masa pemanasan telah selesai. aku dan teman-temanku mulai memasuki ke area lapangan. saat itu seluruh pemain disuruh untuk berkumpul ditengah lapangan, karena akan diberitahukan tentang pelanggaran-pelanggaran yang ada dan disampaikan oleh wasit, siapa lagi jika bukan Dernan.

setelah Dernan mengumumkan macam-macam pelanggaran, Dernan mendekatiku sembari berbisik.

"gue ada disini. fokus dan jangan terlalu ambis, jangan ngejar bola terus dan saling oper" bisik Dernan yang kujawab anggukan. lalu Dernan kembali ke tempat wasit, yaitu dipinggir lapangan. begitu pula teman-teman se-timku, mereka pun mulai menempati tempatnya masing-masing.

saat suit, kemenangan ada di timku. langkah pertama adalah mengoper bola. bola dioper oleh Alsya dan aku. selesai mengoper bola, Alsya mulai maju sembari menggiring bola. terlihat disana, Alsya dikeroyok oleh lawan tim. bukan hanya satu dua yang mengeroyok, tapi hampir semua. aku memperhatikan mereka dari kejauhan. lalu menoleh ke arah Dernan.

"der, bukannya gak boleh keroyokan?" tanyaku pada Dernan yang juga memperhatikan keroyokan itu.

"gak boleh, lo gak usah ikut keroyokan" jawaban dari Dernan ku jawab dengan anggukan.

kembali ke pertandingan. bola berhasil direbut oleh lawan, membuat Alsya berdecak kesal. lawan yang menggiring bola tersebut terus maju semakin dekat dengan gawang. aku yang melihat Dizza kebingungan, membuatku berlari kearah lawan itu berniat ingin merebut bola. Dizza mendapat bagian menjadi penjaga gawang.

aku mendekati lawan dan mulai merebut bola. bola saat ini ku kuasai, aku menggiring bola hingga semakin dekat dengan gawang lawan. disana, aku menendang bola dengan kuat, namun penjaga gawang lawan dapat menangkap bola itu. kemudian bola dilempar oleh penjaga gawang dan ditangkap oleh pemain lawan.

terlihat disana, Yana tampak berniat merebut bola. bola sekarang dikuasai oleh Yana, Yana menoleh ke arahku dan mengoper bola itu ke arahku. namun belum ku dapatkan bola itu, bola sudah direbut oleh lawan membuatku dan Yana berdecak. lawan menggiring bola terus menerus hingga sampai ke depan gawang, disana kulihat Dizza tengah fokus. dan..

"GOLL!!!" pekik seluruh penonton. namun hal itu membuatku dan seluruh timku menghela nafas kasar. skor saat ini 1-0 di menangkan oleh 10 MIPA 2.

"sori, gue gak fokus" ucap Dizza sedikit keras.

nafasku mulai tersengal-sengal dan tak beraturan. aku pun menghampiri Dernan yang ada dipinggir lapangan.

"kenapa?" tanya Dernan saat melihatku kesulitan bernafas.

EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang