saat aku menginjakkan kakiku di dalam rumah, terlihat disana papah sedang duduk disofa bersama mamah. mereka menatapku dengan pandangan seperti ingin menginterogasi ku.
"darimana?" tanya papah.
"tadi disuruh kumpul dulu sama ketua" jawabku dengan tegang. atmosfer saat ini benar-benar menakutkan, papah dan mamah menatapku dengan pandangan yang tak seperti biasanya. raut wajah papah seakan-akan tidak percaya dengan perkataan ku, begitu pula mamah.
sedari dulu mamah dan papah tidak berubah. saat aku pulang terlambat mereka pasti akan menginterogasi ku dengan mengeluarkan banyak sekali pertanyaan. walaupun sudah sering diinterogasi, namun tetap saja saat ini tatapan mereka membuatku takut.
"bahas apa?" tanya mamah.
"classmeet" jawabku dengan menunduk.
"gak usah takut. duduk" suruh mamah. aku menuruti perkataan mamah. aku mulai duduk disofa.
"kok sampe pulang jam segini? ini udah hampir Maghrib loh" ucap mamah.
"tadi-" belum sempat aku menjawab sepenuhnya, perkataan tegas dari mamahku memotong pembicaraanku.
"lihat mamah" ucap mamah tegas. lalu aku menatap kedua mata mamah. mamah terlihat benar-benar menyeramkan, ini seperti bukan mamah yang aku kenal. semarah ini kah mereka?
"tadi sebenarnya udah boleh pulang. tapi yang ikut futsal sama volley disuruh kumpul dulu" aku melanjutkan perkataanku yang sempat dipotong mamah tadi.
"kalau mau pulang terlambat seenggaknya kabarin orang rumah biar gak kepikiran. apalagi diluar hujan, nanti kalau kamu sakit gimana?" ucap papah dengan nada yang sedikit tinggi membuatku kembali menunduk.
"maafin fayna" ucapku dengan bibir bergetar.
"gakpapa. lain kali kalau pulangnya terlambat, hubungi dulu papah atau mamah biar gak cemas mikirin kamu. mamah sama papah cuma takut kamu kenapa-kenapa, kamu ini cewek" ucap mamah dengan lembut dan ku jawab anggukan.
"yaudah sana mandi. janji sama papah jangan diulangi lagi" ucap papah sembari menyodorkan jari kelingking nya dan aku menautkan kelingking ku juga.
"fayna mandi ya" izinku pada mereka.
"iya" jawab mereka dengan bersamaan.
lalu aku mengambil handuk dan mulai mandi. selesai mandi aku langsung beralih ke kamar untuk mengistirahatkan badanku yang sangat lelah ini. futsal memang se melelahkan itu. saat aku hendak berbaring, tiba-tiba ponsel ku bergetar. pasti itu Dernan. karena di kontakku, nomor Dernan telah aku beri notifikasi khusus.
Dernan menelepon ku. sungguh hal yang jarang kita lakukan dengannya, yaitu telfonan. Dernan memang sangat jarang telpon aku. kami berdua lebih nyaman dengan chatingan. entah dapat dorongan dari mana, Dernan tiba-tiba menelpon ku. aku pun mulai menggeser ikon hijau pada layarku.
"Fay?" panggil seseorang dari seberang sana, yang tak lain adalah Dernan.
"iya. tumben kok nelpon?" tanyaku.
"di chat lo gak bales"
"iya, gue males ngetik soalnya heh
"lagi ngapain fay?"
"siap-siap buat tidur sih"
"yaudah kalau mau tidur, tidur aja"
"engga nanti aja. eh lo dimana kok kayak rame banget sih?" tanyaku, karena memang terdengar disana sangat ramai dan berisik.
"gue lagi di tongkrongan"
"belum pulang jam segini"
"baru jam 8, nanti aja lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
EGO
Short Storyapakah kalian akan bertahan jika kalian menjadi aku? mempunyai lelaki yang manis diawal pahit diakhir. lelaki yang penuh dengan emosi, suasana hati yang gampang berubah, EGO yang begitu besar, gengsi, dan tidak mau mengalah. wanita mana yang sanggup...