akhirnya pulang sekolah pun tiba. banyak siswa-siswi yang berlalu lalang meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing. termasuk aku, kini aku telah sampai di parkiran. berbeda dengan Dernan, dia pasti menyempatkan diri ke warung sebentar sebelum benar-benar pulang.
saat tiba di parkiran, aku mulai sibuk mengeluarkan motor dari parkiran itu. saat itu juga Fila yang parkir di dekat motorku juga sedang mengeluarkan motornya.
"fay" panggil Fila saat sudah benar-benar keluar dari area parkir. aku menoleh menatapnya dengan tanya.
"lo udah bikin sungai kehidupan kan?" tanya Fila padaku.
"udah" jawabku.
"gue belum tadi"
"serius? nanti lo gak dapet nilai lah"
"gue minta tolong gambarin bisa gak?" Fila meminta bantuanku untuk menggambarkan tugas itu.
"sori ya gue gak bisa" aku menolaknya bagaimana pun, dia bukan siapa-siapa ku dan aku takut dia jadi tergantung pada orang lain.
"kenapa?"
"sori, gue harus pergi Fil" setelah itu aku menancap gas pergi dari parkiran. tanpa ku sadari, Dernan dan Bryan ternyata sedari tadi memperhatikan ku dengan Fila.
selama perjalanan, pikiranku tertuju pada Dernan. dia benar-benar menepati janjinya untuk berubah. aku senang melihatnya bisa membuktikan janji itu.
saat aku sedang fokus menyetir tiba-tiba handphone ku berdering membuat atensiku beralih. nama Bryan tertera pada ponselku. tumbe sekali dia menelepon ku. dengan segera aku menggesek ikon hijau itu untuk mengangkat, takut jika penting.
"fay, ke parkiran cepet!!" pekik Bryan dari sana, membuatku memberhentikan motor di tepi jalanan.
"kenapa Yan?" bingung, itu yang ku rasakan. tumben sekali Bryan menyuruhku ke parkiran, dia juga tampak tergesa-gesa saat berbicara.
"FILA DIHAJAR DERNAN!!" setelah mendengar itu, aku mematikan telepon nya, kemudian langsung memutar balikkan motorku dan menancap gas tinggi. Dernan kenapa berulah lagi.
bermenit-menit dijalanan, akhirnya aku telah sampai di parkiran, disana terlihat Fila sedang dihajar habis-habisan oleh Dernan. Dernan wajahnya memerah, dengan tatapan yang nyalang. sedangkan Fila, dia tidak bisa melawan kekuatan Dernan, dia hanya bisa diam menikmati sakit dari tinjuan yang Dernan berikan padanya.
aku langsung turun dari motorku, tidak peduli jika dilihat oleh banyak orang.
"Fay, buruan bawa Dernan pergi, kasian Fila udah lemes"
"udah banyak orang yang berusaha misahin mereka, tapi Dernan tetep kekeuh"
"Fay, tenangin Dernan"
"gila fay, cowok lu gila. Fila sampe kayak gitu"
"dulu Wandra sekarang Fila, bener-bener Dernan"
ucapan yang dilontarkan oleh beberapa siswa itu tidak membuatku peduli pada mereka. aku menerobos kerumunan itu dan langsung menarik tangan Dernan dengan kasar. Dernan sempat menoleh dan menatapku tajam dengan rahang yang mengeras tak lupa nafasnya yang kian menderu.
aku menarik Dernan menjauh dari kerumunan. Dernan tidak menolak ku, dia mengikuti langkahku. aku memutuskan untuk duduk di sebuah bagasi yang cukup jauh dari kerumuman tadi. Dernan juga ikut duduk disebelah ku.
hening.
Dernan masih tampak mengontrol emosinya dan aku yang ingin memberikan ruang untuk Dernan agar bisa mengurangi emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGO
Short Storyapakah kalian akan bertahan jika kalian menjadi aku? mempunyai lelaki yang manis diawal pahit diakhir. lelaki yang penuh dengan emosi, suasana hati yang gampang berubah, EGO yang begitu besar, gengsi, dan tidak mau mengalah. wanita mana yang sanggup...