(14) "KECEWA LAGI"

2 1 0
                                    

26 Januari 2023

"ay" panggilku dengan semangat pada Dernan yang tengah mengerjakan tugas dari bu Okta. kemarin Dernan tidak sempat untuk mengerjakannya karena sedang berkumpul untuk turnamen, dan hari ini Dernan diberikan waktu hingga pulang sekolah untuk mengerjakannya.

"apa?" jawab Dernan masih fokus dengan tugasnya. aku mengambil duduk disampingnya.

"nanti aku gak boleh ikut turnamen kan?" tanyaku. siapa tau Dernan berubah pikiran.

"iya, kamu gak boleh" jawab Dernan membuatku mendengus kesal.

"oke lah gakpapa kalau gitu" jawabku.

"gak usah ngambek, hari ini aku lagi gak mood ay"

"kenapa?"

"gak tau"

"yaudah kalau gitu"

diam. Dernan sibuk dengan tugasnya dan aku yang takut jika mengganggu mood nya.

"hmm ay?" panggilku pada Dernan.

"hm?"

"nanti kan aku gak boleh ikut ya, kamu jangan macem-macem ya"

"macem-macem gimana?" kini Dernan menoleh menatapku.

"ya macem-macem, kamu juga harus janji gak kenapa-kenapa nanti, terus kamu juga harus janji kalau misalnya disana ada cewe kamu gak boleh lirik-lirik dia, terus kamu nanti---" belum selesai aku berbicara, omongan Dernan membuatku terdiam.

"ya, aku usahain" ucap Dernan kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya itu.

"ay?" panggilku.

"apa lagi?"

"kamu jangan berubah ya?" Dernan diam, dia tetap mengerjakan tugasnya itu seolah-olah dia tidak menggubris omonganku. tapi aku tetap ingin menyampaikannya, entah dia menggubris atau tidak.

"sayang kan sama aku? jangan tinggalin aku ya ay, jangan pergi" hening. Dernan tidak menjawab perkataanku, dia tetap mengerjakan tugasnya. membuatku menghela nafas kasar.

"kenapa?" tanya Dernan membuatku benar-benar kesal.

"denger gak sih omonganku tadi?" tanyaku dengan nada yang sedikit tinggi membuat Dernan menatapku dengan kening yang berkerut, tanda dia bingung kenapa aku tiba-tiba marah.

"denger" jawab Dernan singkat.

"oh, coba ulangi perkataanku tadi"

"gak penting" lagi, dia kembali mengerjakan tugasnya tanpa mempedulikan ku.

"kapan sih aku penting di mata kamu" ucapku dengan pelan tapi ternyata mampu di dengar oleh Dernan.

"gak usah ngomong gitu"

"kenapa? emang gitu kan?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.

"kamu kenapa sih?"

"hargain aku ay"

"aku kurang ngehargain kamu?"

"kamu pernah gak sih mikirin aku hah?"

"gak usah bikin aku marah" jawab Dernan, dia kembali mengerjakan tugasnya.

"kalau aku pergi nanti gak usah nyari aku"

"kenapa ngomong gitu?" tanya Dernan dia menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"aku cuma pengen dihargain ay" jawabku dengan pasrah. aku benar-benar ingin Dernan berubah seperti dulu, aku merindukannya yang dulu, aku hanya ingin dia menghargaiku.

"hargain gimana sih ay?"

"gak usah dibahas" jawabku dengan kesal.

"terus kenapa marah-marah?"

EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang