(15) "INI KESEMPATAN TERAKHIR"

3 1 0
                                    

hari ini aku tidak masuk sekolah karena badanku belum bisa ku ajak kerjasama. saat ini papah dan mamah sedang bekerja, jadi tersisa hanya aku dirumah.

sekarang aku sedang tiduran di kamarku, membuka sosmed, dan sesekali memperhatikan status online nya Dernan. sedari tadi Dernan tidak online, mungkin handphone nya sedang dikumpulkan.

aku bingung harus melakukan aktivitas apa. sedari tadi aku hanya tidur. oh iya, perutku sudah sedikit membaik, mungkin karena pengaruh obat itu. tapi kalau pusing, sampai saat ini aku masih pusing karena mungkin tensiku rendah.

"huh bosen" aku mengeluh karena memang benar-benar membosankan. aku memilih mencari laptop ku kemudian menonton drama korea. tak terasa sore pun tiba, terdengar suara mobil papah dan mamah pertanda mereka sudah pulang.

"fay, gimana keadaan kamu?" tanya mamah padaku yang sedang asik menonton drama korea.

"baik mah" jawabku sembari tersenyum.

"kamu masih pucet fay" ucap papah.

"kamu mikirin apa?" tanya mamah dan ku jawab gelengan.

"pasti ada masalah kan?" tanya papah, lagi-lagi kujawab gelengan.

"ada masalah sama Dernan?" tanya mamah. diam. aku tidak bisa menjawab.

"Dernan kenapa?" tanya mamah dengan lembut.

"Dernan gak ngapa-ngapain kamu kan fay?" tanya papah. aku menelan saliva ku.

"gak kok mah, pah, Dernan gak ngapa-ngapain fay" ucapku sembari ku paksakan tersenyum. maafkan fay pah, mah, fay bohong lagi.

"ya sudah, kamu udah makan?" tanya mamah. kujawab gelengan.

"ayo makan dulu" ajak papah. lalu aku bangkit dari ranjangku dan menuju ke meja makan begitu pula papah dan mamah.

Saat malam hari

Dernan, dia belum menjawab bubble chatku, padahal centang menunjukkan centang 2. yang berarti chat itu sudah terkirim namun belum dibaca olehnya.

Fayna Margaretha
ay
kmu dimna?
pusing bgt ay
ay aku butuh kmu, kmu dimna?

lagi-lagi aku menghela nafas berat. menghadapi Dernan benar-benar membuat sabarku menjadi luas. tiba-tiba dering ponselku mengalihkan atensiku.

Dizza

"apa? tumben nelpon" tanyaku pada Dizza.

"fay gue udah tau siapa Anindita"

"lo nyari tau dia?"

"gue penasaran fay"

"dia yang mana?"

"Anindita Cahyani anak kelas 11 IPS 1"

"gue gak kenal"

"dia cantik fay, bentar gue kirimin fotonya dia" setelah mengatakan itu, Dizza mengirimkanku foto cewe cantik yaitu Anindita Cahyani.

"dia cantik Za, kayaknya gue mundur aja"

"kalau lo mundur semua perjuangan lo sia-sia. walaupun dia cantik, tapi Dernan masih sayang kan sama lo?"

"mungkin"

"yaudah sih gue mau ngomong itu aja"

"tadi dikelas Dernan gak macem-macem kan?"

"gak, dia aja tidur mulu dikelas"

"yaudah thanks za"

"yoi, gws bre"

EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang