Fourteen

3.8K 521 49
                                    

Huang Renjun & Lee Haechan

I not lying, my mind is full of you, love

⚠️Harsh word & Non baku⚠️

OBSESSED
.
.
.
.
.
.
.
.

Haechan dan Jaemin sama-sama berbaring di ranjang rumah sakit akibat insiden malam itu. Renjun yang mengetahui kekasihnya mendapatkan luka yang parah, lantas tak pikir panjang langsung ke rumah sakit.

Renjun sudah diceritakan oleh pihak kepolisian bahwa Haechan mencoba menangkap Jaemin yang di duga pelaku pembunuhan berantai itu.

Jantung Renjun sempat berhenti berdetak beberapa detik saat mengetahui fakta itu.

Haechan memang berjanji untuk menangkap pelaku pembunuhan Ningning, tapi tidak menyangka bahwa kekasihnya bahkan sampai merelakan dirinya terluka.

Yang membuat Renjun bersedih, ternyata Han juga termasuk korban Jaemin

Ia tidak menyangka bahwa anak pemilik kos itu adalah seorang psikopat. Harusnya dari awal Renjun mengikuti saran Haechan untuk tidak tinggal di kosan itu.

Tapi mengapa Jaemin membunuh orang-orang itu? Mengapa harus Ningning turut menjadi korban??

Bahkan Renjun tidak tau bahwa Jaemin mengenal Ningning?

Tetapi kasus ini masih di dalami polisi, karena memang tidak ada bukti mawar putih itu, jadi kasus ini masih abu-abu.

Pihak kepolisian pun masih menunggu Jaemin dan Haechan siuman.

Keadaan Haechan tidak separah Jaemin, ia hanya kekurangan darah dan sedang transfusi.

Sedangkan Jaemin, luka tembakan di perut nya membuat nya kehilangan darah dan organ dalamnya rusak, sehingga kesempatan Jaemin hidup hanya 30%. Itupun hanya mengandalkan keajaiban Tuhan.

Renjun menunggu di depan kamar rawat Haechan, karena Haechan masih belum di jenguk. Karena Renjun tidak diperbolehkan masuk oleh dua orang yang menunggu di depan pintu kamar rawat Haechan. Kedua pria ini adalah pihak kepolisian yang menjaga Haechan karena Haechan adalah saksi jadi wajib diberi perlindungan.

Tak lama, ia melihat seorang pria paruh baya tergesa-gesa berjalan menuju kamar rawat Haechan.

Pria itu lantas berhenti di depan Renjun yang sedang duduk dengan mata yang sangat sembab. Pria paruh baya itu pun menatap dalam mata Renjun

Renjun tidak tau siapa pria ini, lalu pria itu pun langsung masuk ke kamar rawat Haechan dengan terburu-buru.

Renjun langsung berdiri dan menatap dengan bingung. Mengapa pria ini dibolehkan masuk? Bukankah jam besuk masih 1 jam lagi?

"Saya boleh masuk juga, pak? Please saya mau ketemu pacar saya" ucap Renjun memohon pada pria kekar di hadapannya ini dengan airmata yang kembali bercucuran di pipi nya.

Pria itu tidak bicara apa-apa dan hanya menggeleng dengan tegas.

Tidak ada yang bisa Renjun lakukan selain menangis sekarang. Ia sangat ingin melihat kekasihnya.

Di ujung lorong, Mark melihat bagaimana Renjun menangis sejadi-jadinya.

Ia mengambil nafasnya dengan rasa sesak yang luar biasa. Ia benar-benar tidak tega dengan pemuda mungil yang bernasib sial itu.

Renjun seperti orang bodoh dengan para bajingan disekelilingnya.





****




Johnny memasuki ruangan Haechan dan melihat anak satu-satunya terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan selang infus nya.

Johnny mendekati ranjang Haechan dan berdiri di samping ranjang itu sambil menatap iba anak nya ini.

Tangan besar Johnny terulur untuk mengelus-elus rambut Haechan.

"Ayah sudah bilang, biar Ayah yang urus semuanya. Kenapa kamu harus keras kepala?"

"Kamu satu-satunya peninggalan Ibu kamu, kamu harta Ayah yang sangat berharga Haechan. Tolong jangan buat Ayah seperti ini"

Airmata Johnny hampir menetes melihat wajah pucat anaknya.

"Kamu bukan monster sayang, kamu anak Ayah. Kamu harta Ayah yang sangat berharga, Ayah berjanji akan melindungi kamu dari orang-orang yang ingin menangkap kamu"

"Na Jaemin dan Kim Doyoung harus mendapatkan ganjarannya karena buat kamu seperti ini" ucap Johnny dengan tatapan tajam dan tangannya yang mengepal dengan keras.






****




Setelah puas melihat anaknya dan mendapatkan informasi bahwa Haechan sudah melewati masa kritis, Johnny akhirnya keluar setelah dokter yang memeriksa Haechan keluar dari kamar Haechan.

Saat membuka pintu, Johhny bertemu dengan Renjun- seseorang yang membuat anaknya menjadi monster karena obsesinya.

Ia menatap pria kecil itu yang langsung berdiri saat dirinya baru saja keluar dari kamar Haechan.

Renjun menatap Johnny dengan penuh permohonan, mata sembab Renjun telah bercerita betapa terluka nya ia.

Johnny lalu menoleh pada anak buahnya dan memberikan kode agar Renjun diperbolehkan masuk ke kamar rawat Haechan.

Setelah itu Johnny pergi begitu saja.

"Silakan masuk" ucap salah satu pria kekar itu

"Terimakasih pak" ucap Renjun lega dan langsung masuk dengan tergesa

Saat memasuki kamar Haechan, Renjun langsung berlari mendekati ranjang Haechan.

Ia kembali menangis melihat keadaan kekasihnya.

"Haechan hiks"

Renjun meraih tangan Haechan dan ia genggam dengan lembut.

"Cepet pulih Haechan, aku ga punya siapa-siapa selain kamu"

Pipi Renjun sudah sangat berair karena airmata nya terus turun ke pipi nya.

"Kamu ga suka kan liat aku nangis? Tapi sekarang aku nangis karena liat kamu kaya gini, makanya kamu bangun ya, supaya aku ga nangis lagi"

"Haechan, aku akan tinggal sama kamu selamanya asal kamu harus cepet sembuh"

"Aku harusnya ga cerita kalau aku takut ada korban lagi setelah liat Jaemin pegang mawar putih itu. Aku juga harusnya ga minta kamu ke kosan aku buat ambil barang-barang aku"

"Sayang, kamu mau paling suka kan kalau aku panggil kaya gitu? Aku akan panggil kamu gitu terus kalau kamu bangun"

"Sayang, pembunuh nya udah ketauan. Makasi udah mau bantu aku sayang, hiks"

"Bangun Haechan, temenin aku. Aku sendirian di dunia yang jahat ini. Aku butuh kamu"

"Aku sayang kamu Haechan"









TBC

OBSESSED [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang