24. Hpd🩺

624 17 0
                                    

Seperti yang dibicarakan tadi pagi bahwa pulang dari rumah sakit Amanda akan pergi ke rumah orang tuanya untuk mengambil motor kesayangannya yang sudah dua bulan berpisah dengannya.

Namun, sebelum itu Abian meminta untuk mereka pergi ke rumah Nita ibu Abian, karena tadi siang Nita menelpon Abian bahwa ada hal yang ingin ia bicarakan.

Kini mereka sudah sampai dirumah Nita, hubungan Amanda dan Nita juga tergolong sangat baik, Nita yang tidak pemilih soal menantu karena sudah dipercayakan kepada Abian sepenuhnya, karena dulu kemauannya hanya satu yaitu memiliki menantu.

Tuk tuk tuk

"Assalamualaikum maa.." ucap Amanda setelah mengetuk pintu tak lama pintu tersebut terbuka dan menampilkan wanita paruh baya yang masih cantik dan modis.

"Waalaikumsalam, eh mantu mama masuk masuk nak" ajak Nita setelah melihat siapa yang bertamu.

"Udah lama nyampe?" Tanya Nita ketika mereka masih berjalan menuju ruang tengah.

"Ngga ma baru nyampe" jawab Abian yang sedari tadi diacuhkan ibunya.

"Hmm yasudah mau makan dulu? Amanda pasti capek ya yuk makan dulu" ajak Nita kepada menantu dan anak semata wayangnya.

"Abian mau bersih bersih dulu ma,"

"Aku juga kalo gitu mau nyusul mas bian ma"

"Yasudah mama tunggu di ruang makan kalo gitu"

Setelah lumayan cukup lama menunggu akhirnya mereka pun berkumpul diruang makan sambil menikmati makan malam nya, tak ada obrolan sampai Nita memecah keheningan.

"Bian, mama mau ngomong penting sama kamu" ucap Nita menghentikan sesi makannya sejenak

"Mau ngomong apa mam, bian dengerin" jawab Abian sambil sesekali memerhatikan mamanya dan tentu saja istrinya.

"Mama pengen kamu yang kelola resto kita ya nak, mama sudah tua, sudah ngga memungkinkan untuk stand bye ada diresto".

"Ma tapi-"

"Nak mama mohon ya"

"Ma, maaf kalo Amanda lancang tapi papa mas bi-" ucapan Amanda seketika dihentikan oleh Abian

"Amanda stop!" Ucapnya dengan nada sedikit meninggi.

Jujur saja Abian tak mau mamanya kembali membuka luka lama, karena mungkin saja mamanya belum bisa melupakan kepergian papanya yang lebih memilih wanita lain.

"Bian nak, jangan seperti itu sama istri kamu" ucap Nita tulus berupaya menenangkan putra semata wayangnya.

"Tapi bian ga mau mama sadih"

Disatu sisi Amanda tengah pun tak enak hati baru kali ini Abian membentaknya tanpa sadar air mata pun meluruh membasahi kedua pipinya namun cepat cepat dihapus oleh sang empunya.

"Gapapa bian, Amanda nak dengerin mama, mama fikir kamu juga harus tau masalah ini karena kamu keluarga ini juga kamu anak mama sayang, papa nya Bian pergi ninggalin mama dan Bian saat Abian umur 10tahun, dia pergi sama wanita lain memang mama sudah curiga karena selama setahun terakhir papa nya Bian jarang pulang dan sering sekali pergi ke luar kota, mama fikir itu tugas perusahaan tapi kecurigaan mama benar saat mama pergi ke kantor papa nya Bian dan mama melihat dengan mata kepala mama sendiri- hiks" jelas Nita dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir.

Amanda yang melihat mertuanya sudah tak sanggup melanjutkan ceritanya pun segera menghampiri dan memeluk mertuanya dengan tulus.

"Ma udah jangan dilanjutin, Manda, Manda minta maaf ma karena Manda mama jadi sedih".

Hello Pak Dokter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang