10. Hpd🩺

855 24 0
                                    

"Hai sayang" sapa seorang wanita masuk ke ruangan Abian tanpa mengetuk pintu.

"Kamu?!" Abian mengepalkan tangannya bersiap menggebrak meja, namun masih bisa ia tahan.

"Hai sayang, aku tau kok kita bakal nikah".Ucap Natasya dengan centilnya meraba bahu Abian.

"Maksud Lo apa Natasya!?" Tanya Abian sambil melepas tangan Natasya yang berada di bahunya.

"Aku udah tau kok sayang, mama kamu ngasih waktu setahun kan? Dan sisanya tinggal dua bulan lagi tapi kamu masih belum nikah, udah lah sayang ayo kita nikah". Natasya menatap wajah bian dengan raut wajah menantang, lanjutnya dengan nada manja.

"Cihh, gue ga Sudi Nikah sama Lo, JALANG!!" Ucap Abian pergi meninggalkan Natasya diruang kerjanya.

Memang dari Sebulan yang lalu Amanda masih belum memberikan jawabannya.

Kini Abian sedang berada di taman rumah sakit ia menenangkan dirinya.

"Amanda saya mohon Amanda, terima cinta saya dan ayo kita nikah".gumam nya pelan namun ucapan tersebut ternyata didengar oleh dokter derry

"Bian, Lo kenapa? Tanya dokter derry lantas menghampiri Abian.

Abian lalu bercerita tentang dia dan Amanda, lalu cerita tersebut terpotong karena derry menanyakan kenapa Abian tidak mau menikah dengan natasya saja.

"Loh kan Lo, bukannya Lo sama Natasya?" Tanya derry kebingungan, memang dulu Abian pernah bercerita tapi ia kita mereka kembali berpacaran mengingat hubungan antara Abian dan Natasya udah ditahap serius.

"Gue udah lama putus sama dia, Lo tau sendiri dia selingkuh dari gue, tapi gue bingung yakinin nyokap gue, dia masih aja percaya sama Natasya." Jelas Abian putus asa karena kalo ini dia tidak bisa berbuat apa apa lagi.

"Coba Lo yakinin lagi Amanda, sekalian tagih jawabannya nya". saran derry menepuk nepuk bahu Abian.

Lalu Abian menelpon Amanda untuk memintanya bertemu setelah pulang dari rumah sakit.

***

Kini Amanda dan Abian mereka sudah saling duduk berhadapan Abian langsung membuka suara dan menanyakan soal lamarannya satu bulan yang lalu.

"Jadi gimana Manda, apa jawaban kamu?". Ucap Abian mentapan Amanda

"Maaf" lirih Amanda menunduk karena jujur ia ingin bersama Abian, tanpa disangka perasaan itu muncul tiba tiba, namun ia takut sangat takut untuk membuka hati lagi.

Amanda diam membayangkan saat dulu ia mencintai lelaki saat masa SMA tapi laki laki itu justru berselingkuh dan mengatakan didepan banyak orang ia hanya kasihan kepada Amanda yang selalu mengemis kepadanya, maka ia terima cinta Amanda.

Yang membuat Amanda semakin sakit ialah ia menjadi bahan bullying teman temannya mengatainya cewe murahan lah, cewek gatel lah, semua kata kata kotor itu mereka ucapkan kepada Amanda.

"Maaf untuk??" Ucap Abian saat mendengar lirih Amanda.

"Maaf dokter tapi Manda belum bisa" tanpa sadar membuat air mata mengalir.

"Gapapa Amanda saya hargai keputusan mu, terimakasih sudah menjadi pusat kebahagiaan saya selama ini".

Deg

Ucapan itu membuat Amanda merasa sangat bersalah.

"Mari kita pulang, saya antar kamu kerumah". Ajak Abian membuat Amanda terdiam, dalam diamnya Amanda berfikir meski Amanda menolak Abian masih baik kepadanya.

****

Sesampainya dirumahnya, Amanda masih enggan turun dari mobil dan kini menatap Abian.

"Dokter saya minta maaf" lirih Amanda.

"Gapapa Amanda, sekarang kamu istirahat ya".

Mendengar hal itu Amanda segera turun dari mobil Abian dan menunggu Abian yang meninggalkan pekarangan rumahnya.

Amanda langsung memasuki kamarnya ia pun mengabaikan sahutan dari orang tuanya membuat Mama Wira dan Papa Bara kebingungan.

"loh Amanda kenapa pah?" Tanya Mama Wira menengok ke arah suaminya.

"Kan papa sama mama dari tadi mana papa tau" .

"Mama nyusul Amanda dulu ya pah".

Mama Wira beranjak dari sofa ruang tamunya namun tangannya segera ditahan oleh bara.

"Jangan ma, biar Amanda nenangin diri dulu pasti dia lagi ada masalah".

***

Amanda, kini gadis itu tengah duduk disofa dekat jendela ia memeluk kedua kakinya, sembari menatap pemandangan sekitar saat malam hari

"Apa gue salah ya nolak dokter bian" monolog Amanda dalam batinnya

Sedih, kacau, itu yang ia rasakan ia takut kalau harus terjerumus dalam lubang yang sama tapi ia enggan melepaskan Abian.

"Besok sepulang dari rumah sakit gue bakal bilang gue mau jadi istrinya, jujur gue masih takut tapi gue juga ga mau kehilangan dia". ucap Amanda meyakinkan dirinya.

Sementara Abian ia juga merasa harapannya sudah pupus sudah ia memutuskan pulang ke rumah mamanya dan menyerah ia ikhlas kalau harus menikah dengan natasya

"Jujur ini berat bagi gue, tapi Amanda jelas jelas nolak gue". monolog nya dalam hati.

"Tapi kalo gue terus terusan kaya gini apa gue jadi anak durhaka".sambungnya berkata lirih

"Tapi gue berhak bahagia, gue gabisa terus terusan kaya gini". Abian sangat kacau malam ini beberapa kali ia menggebrak gebrak stir mobilnya.

Sesampainya dirumah Mama Nita Abian langsung menghampiri mamanya yang saat itu tengah membaca majalah, ya wanita itu sudah sembuh meski baru 50% semangat nya memiliki menantu membuat wanita itu memilih pulang ke tanah air.

"Abian akhirnya kamu pulang" ucap wanita paruh baya yang kini tengah duduk di kursi rodanya.

"Ma bian mau bicara sama mama" ucap bian duduk dihadapan mamanya.

"Kenapa bian? Nyerah? Cape? Hah? Udah mama bilang nikahi Natasya buat apa sih kamu cari cari wanita lain, Udah paling bener mama nikahin kamu sama dia". Mama Nita melempar beberapa pertanyaan yang membuat Abian semakin kacau.

"Ohh oke kalau itu yang mama mau, oke ma Bian turutin mau nya mama". Bian sudah menyerah ia sudah lelah karena terus terusan di atur oleh ibunya.

"Bagus kapan kamu mau nikah" mama Nita tersenyum lebar saat mendapati keputusan putranya.

"Terserah mama tapi" Abian menggantunya lalu melanjutkan ucapannya setelah mama Nita mengernyitkan alisnya.

"Bian nikah Singapura aja Bian bakal lanjutin karir Bian di sana, minggu Bian mau langsung terbang". Keputusan ini sudah Abian pikirkan matang matang dari sebulan yang lalu jika memang Amanda menolaknya dan benar tebakannya tepat sasaran.

Sabtu,7 Januari 2023

Hello Pak Dokter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang