7. Hpd🩺

915 22 0
                                    

Sudah hampir 4 Minggu Abian tinggal disingapura menemani Mama Nita yang terbaring lemah dirumah sakit.

Kejadian saat itu, sewaktu Abian dirumah sakit ia sempat mendapatkan telpon dari rumahnya ternyata Mama Nita terjatuh dari tangga dan mengalami stroke.

Setelah satu Minggu Abian tidak masuk kerja dan kesehatan Mamanya belum juga membaik ia memutuskan untuk membawanya ke Singapura. Bukan ia tak percaya dengan layanan dari tenaga medis di sini, namun menurutnya saat itu menyelamatkan nyawa Mamanya harus dilakukan sesegera mungkin dengan tenaga seprofesional dan alat tercanggih.

Sedangkan Papanya sudah menikah lagi dan pergi entah kemana.

*Flashback

Kini Abian berniat untuk mengunjungi Mama Nita setelah tiga bulan ia pindah ke rumah barunya yang memang rencana nya akan ia tinggali dengan Natasya dan anak anaknya kelak.

Tok tok tok

Asisten rumah tangga dari rumah tersebut pun segera membuka kan pintu untuk Abian masuk.

"Den bian masuk den" sapa art yang bernama Ratih
"Makasih bi ratih, mama dimana" tanya Abian sembari meletakan kue yang ia beli saat menuju rumah mamanya
"Ada dikamar den" jawab Ratih

"Siapa bi?" Tanya seseorang yang sedang menuruni tangga
"Ibu ini den Bian pulang"
"Bian, kebetulan kamu datang mama mau bicara sama kamu" ucap Wanita tersebut dengan senyum sumringah

"Mama" Abain langsung meraih tangan Nita sambil mengecupnya.

"Den Bian mau minum apa, biar bibi buatkan". Ratih menawari Abian namun Abian menolaknya.

"Gausah bi nanti bian ambil sendiri aja"

"Baik kalo gitu bibi permisi ya den".Ratih pun pergi meninggalkan mereka yang berada di ruang tamu.

"Abian mama kesepian dirumah" adu Nita kepada putranya.

"Yaudah ke rumah baru mau??" dengan polos nya Abian menawari untuk pindah ke rumahnya dan meninggalkan rumah ini.

"Ihh maksud mama tentang pendamping". Nita masih berusaha memberikan kode tapi anaknya tidak kunjung peka.

"Ohh bagus dong, mama mau nikah lagi? Kok belum dikenalin ke bian?".

Nita yang mendengar nya hanya bisa menepuk dahinya.

Astaga, Abian ini polos atau bodoh sih sebenarnya, mau dibilang bodoh tapi ia dokter spesialis anak juga bergelar cumlaude.

"Dengerin mama! Kamu nikah ya sama Natasya".Nita menatap putra semata wayangnya.

"Hah? Apa mah? Nikah? Mama mau aku nikah sama jalang itu?". Ucap Abian beranjak dari duduknya

"Jalang? Apa yang barusan kamu katakan Abian, jaga bicaramu".Nita juga beranjak dari kursinya dan menarik tangan Abian untuk mengajaknya duduk kembali.

"Iya dia berduaan sama laki laki lain di kondo nya terus apa ma?".Ucap Abian dengan raut wajah yang kesal.

"Mungkin itu temen nya Abian". ucap Nita menenangkan putranya agar tak larut dalam emosi.

"Yaudah terserah mama mau percaya atau ngga, yang jelas Abian ga akan Sudi nikah sama dia". Tegas Abian lalu melangkah meninggalkan mama nya.

"Abian!" Teriak Nita. "oke kalo kamu ga mau nikah sama Natasya, tapi kamu harus segera nikah, mama kasih kamu waktu satu tahun". sambung Nita seketika membuat Abian memberhentikan langkahnya.

"Oke satu tahun kan ma?" Pernyataan itu. Membuat Abian membalikan tubuhnya

"Kalo dalam waktu satu tahun kamu belum punya istri, kamu harus nikah dengan Natasya baik dengan atau tidak persetujuan dari kamu" jelas Nita pada putranya.

Hello Pak Dokter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang