"Mas bian! Kok baru diangkat telponnya". Pekik Amanda ketika melakukan sambungan dengan sang suami.
"Maaf tadi mas ngga angkat telponnya karena langsung dijemput pihak rumah sakit sayang, kasus yang mas tangani cukup pelik meski bukan mas sendiri yang menanganinya tapi kita cukup kerepotan". Jelas Abian tentu takut sang istri salah paham apalagi sedang mengandung makin menjadi jadi lah alasan untuk merajuk.
"Iya Diamaafin lain kali jangan gitu hiks, aku khawatir aku gamau jadi janda". Ucap Amanda membuat Abian yang berada diseberang sana tak habis fikir.
"Astaga sayang, nyebut doakan suami kamu ini yang baik baik dong".
"Iya hiks, kapan pulang mas".
Ini lah yang alasan Abian makin mencintai sang istri semenjak hamil kadar posesif nya meningkat berkali kali lipat membuat Abian gemas saja.
"Baru nyampe sayang, masih ada dua hari lagi, kan mas udah bilang".
"Ihh! Lama banget adek udah kangen ya nak?" Tanya nya seolah pada sang anak sambil mengelus perutnya.
"Tuh liat". Amanda menunjuk perutnya yang heboh Bayi nya ngereog seolah hafal dengan suara sang papa.
"Ihh iya aduh papa pulang sekarang deh nak, gatahan pengen unyel unyel anak papa".
"Sama mama nya ngga pah? Giliran sama anaknya aja langsung pengen pulang".
"Becanda mama, lagian mas masih ada kerjaan disini".
"Iya deh yaudah aku mau tidur dulu ya mas hoamm".
"Iya mimpi indah sayangku dan anakku".
"Cium dulu mas". Amanda menunjuk pipi nya ia arahkan mendekat ke kamera handphone.
***
"Assalamu'alaikum". Terdengar sahutan dari luar rumah, penghuni yang kini tengah berkumpul di ruang tamu pun mengalihkan perhatian masing masing."Waalaikumusalam siapa ma?" Tanya Amanda
"Gatau, bentar mama buka pintu dulu".
"Gausah ma biar Syifa aja mama tunggu disini".
Tak berselang lama Asyifa memboyong tamu tersebut ke ruang keluarga karena memang bukan tamu sembarangan.
"Lho jeng Nitha saya kira siapa, apa kabar?" Tanya mama Wira saat bersitatap dengan tamunya.
"Iya jeng maaf ya saya menganggu waktu istirahat nya".
"Ehh nggak kok sini jeng duduk duduk".
"Mama, papa" panggil Amanda seraya menyalami mama Nitha yang kebetulan berkunjung bersama papa anthon.
"Lho pak Anthon lama ya kita tidak bertemu". Suara bariton mengintruksi semua anggota keluarga siapa lagi kalo bukan papa bara.
"Ohh iya pak Bara saya tidak tahu sebelumnya kalo Amanda Putri anda, mama nya Abian baru memberi tahu saat perjalanan menuju ke sini".
"Ah tidak apa apa". Jawab papa bara yang kebetulan pulang untuk makan siang bersama kekuarganya, biasanya akan makan dikantor tetapi berhubungan anak dan menantu sedang berkumpul tak ada salahnya kan.
"Ayo kita makan siang dulu baru setelah itu kita ngobrol ngobrol".
***
Seluruh keluarga sudah berkumpul diruang makan kecuali Abian karena masih berada di Singapura.Semua menikmati hidangan yang tersedia terasa sangat menyenangkan ditambah dengan tingkah gemas Athar yang lebih dekat dengan sang tante".
"Ate Da, mau udang dong". Pinta si kecil, Amanda yang duduk sedikit jauh dari Athar sedikit kesulitan terlebih dengan perut yang besar.
"Athar Tante Manda nya kerepotan Athar sama mama ya, ayo mau apa nak." Bujuk sang mama yang kasihan melihat adik iparnya.
"Dak au, setayi ate da ya ate da ma".
"Da tuker sama Abang ya, Lo gapapa kan?".
"Iya bang". Untungnya Amanda dan Abian masih sedang bersiap untuk makan jadi tidak terlalu repot untuk mereka".
"Nih Athar bawel mau berapa udangnya". Ucapnya pura pura kesal.
"Satu, beef satu, telor satu, ikan satu, ay-".
"Eihh, banyak amat makan sedikit sedikit boy kalo ngga habis nasinya nangis". Jelas Amanda hanya menyebut kan nasi menangis karena kalo menyebut mubadzir anak Segede Athar mana paham yang ada mereka akan melaksanakan kultum akibat Athar cosplay jadi Dora bukan makan siang.
"Yaudah udah sama ayam aja and then udang don't folget sayur no!".
"Kak jangan diajarin inggris dulu deh ini si cadel bahasa Indonesia aja repot ini ditambah so inggris". Wajah melas Amanda tentu menjadi bahan tertawaan semua orang bagaimana tidak wanita berperut buncit itu menatap Asyifa dengan raut wajah minta dikasihani.
"Saya jadi ngga sabar nunggu anak Abian dan Amanda lahir jeng". Komentar mama Nitha kepada mama wira.
"Saya juga, apalagi Amanda kan anak kesayangan saya ya jeng ga kaya yang onoh tuh".
"Pret mana ada anak kesayangan diomelin Mulu". Zayn angkat bicara saat mamanya membawa arus sindiran ke arahnya.
"Ma jangan gitu ah kasian anak pungut cemburuan hahahah". Bukannya mendukung sang Abang Amanda malah ikut ikutan meledek.
"Ahah aduh!" Pekik Amanda ketika lelah tertawa sampai sampai perutnya keram.
"Nah kan keponakan gue juga ga terima uncle nya diledek". Zayn sebenarnya khawatir cuma dia mampu menutupi itu semua kita lihat sampai mana adiknya sakit, memang rada minus si Zayn ini soal kepekaan untung istrinya Assyifa si penyabar.
"Idih uncle anak gue manggil Lo harusnya engkong".
"Ehh udah udah Zayn Manda malu ini ada mertuamu loh". Suara papa Bara mengintruksi kedua anaknya, saat Zayn akan menjitak amanda.
"Gapapa pak bara rumah jadi rame ya kalo seperti ini". Komentar papa Anthon sedikit terharu kalo saja ia bisa menjelaskan lebih cepat pasti Abian memiliki adik tapi ahh sudahlah semua sudah berlalu bukan.
"Perut kamu gimana da tadi merungus gitu". Tanya mama Nitha mengakhawatirkan sang menantu.
"Ngga apa apa ma udah enakan kok". Ucapnya seraya mengelus perutnya.
Drrrt drtt
Ponsel Amanda yang berada dimeja berdering.
"Te itu om bain ih belicik".
Athar jelas tau siapa saja yang menghubungi Amanda setiap saat siapa lagi kalo bukan om nya.
"Kok athar tau sih, KA Athar fokus makan?". Tanya sang papa
"Tau lah athal kan duwapuwuh empwat pewtujuh cana twante Da".
"Ga ya Lo bocil kalo mulut penuh jangan ngomong". Nasihat Zayn kepada anaknya.
"Itu kamu nanya Athar ya dia jawab lah, coba sabar tanyanya nunggu anakmu telan makannya dulu". Semprot mama Wira tak mau sang cucu disalahkan.
"Ma ampun ma maaf maaf iya Zayn salah".
Jumat 29 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Pak Dokter
Genç KurguHello semuanya 💗💗💗 Brukkkkkk Sontak membuat lamunan Abian buyar. Benar saja ia menabrak pesepeda motor dihadapannya "Arghh Apalagi sih" batin Abian Abian segera keluar dari mobil nya dan melihat pesepeda motor. "Lo ngapain disitu? Bangun jangan...