06. Sakit

57 4 0
                                    

Hai hai
Assalamu'alaikum

Happy reading..

.
.

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya."
(HR. Bukhari no 5660 dan muslim no 2571)

.
.

Sejak pukul 02.20 dini hari tadi, Aleesha sudah berada di Rumah sakit. Orang tuanya membawa Aleesha ke IGD dan setelah diperiksa Dokter, Aleesha dipindahkan ke ruang inap.

Rasanya Aleesha sudah lelah dengan penyakitnya yang kambuh tak tau waktu. Disaat orang-orang masih nyenyak dengan tidurnya, Aleesha malah terbangun karna rasa sakit perutnya, belum lagi jantung nya yang terasa berdetak kencang hingga membuatnya cemas, lemas dan Aleesha terus menangis.

Bahkan saat sudah di ruang inap pun, Aleesha masih saja menangis, hanya saja ia sudah lebih tenang dari sebelumnya. Tangan kanan Aleesha digunakannya untuk mengusap dadanya, hal itu selalu Aleesha lakukan saat ia kambuh seperti sekarang.

Lambung, darah rendah, panik attack, Rumah Sakit, infus, obat-obatan, rasanya Aleesha muak dengan semua itu.

"Adek ngga bisa tidur? Tidur dulu gih, papa temani disini." Ucap Fauzan yang duduk disebuah kursi tepat disebelah brankar tempat Aleesha berbaring.

Aleesha menggelengkan kepalanya pelan. "Gimana mau tidur, pa? Adek aja belum bisa tenang gini. Jantung adek kayak cepat banget."

"Mau papa ambilin air hangat?"

Lagi-lagi Aleesha menggelengkan kepalanya. "Ngga mau pa, mulut adek rasanya pahit."

"Assalamu'alaikum." Ucap Fitriani saat masuk kedalam ruang inap Aleesha, tapi Fitriani tidak sendirian, melainkan dengan seorang cowok yang tak lain adalah Arsha.

"Waalaikumsalam. Loh, ma, kenapa bisa bareng Arsha?" Tanya Fauzan.

"Tadi mama selesai sholat tahajud, mau keluar mushola, eh ternyata Arsha juga selesai sholat. Dia tanya sama mama, siapa yang sakit, ya mama jawab, Aleesha yang sakit." Jelas Fitriani.

"Nah, kebetulan ada Arsha disini. Saya minta tolong sama kamu Arsha, kamu lihat itu.." Fauzan menunjuk Aleesha yang menutupi wajahnya dengan selimut, sudah bisa ditebak jika cewek itu pasti masih menangis.

"Tenangkan dia, dari tadi menangis terus." Ucap Fauzan.

Apa Arsha tidak salah dengar? Dirinya disuruh untuk menenangkan Aleesha? Orang tuanya saja kesusahan menenangkannya, apalagi dia. "Saya pak?" Arsha menunjuk dirinya sendiri.

Fauzan menganggukkan kepalanya. "Iya, kamu Arsha."

Arsha sangat gugup sekarang. Ia tidak pandai dalam membujuk perempuan. Arsha menatap Fauzan dan Fitriani bergantian. "Pak Fauzan, Tante, saya izin ya bicara dengan Aleesha sebentar."

Langit Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang