16. Menemanimu

39 2 0
                                    

Hai
Assalamu'alaikum
Kembali lagi di cerita Langit Senja

.
.

"Barang siapa yang menjuluki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya."
(HR. Muslim no. 1893)

Hasbunallah wa Ni'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'mannasir.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar.

Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimin.

La haula wa la quwwata illa billahil'aliyyil azhimi.

.
.

Sejak pukul 02.15 dini hari tadi hingga menjelang subuh, Aleesha terus muntah-muntah hingga membuat ia demam. Arsha sudah memberi makan Aleesha sedikit demi sedikit, namun cewek itu kembali memuntahkannya. Aleesha sudah kehabisan tenaga, ditambah lagi perutnya yang terasa sangat sakit, Aleesha hanya mampu menangis dalam dekapan Arsha.

"Abang... Sakit." Ucap Aleesha lirih.

Arsha tak tega melihat istrinya yang terus menerus merintih kesakitan setelah muntah-muntah. Sedari tadi Arsha terus membujuk istrinya agar mau ke Rumah Sakit, tapi istrinya itu terus menolak.

"Sayang, kita ke Rumah Sakit aja, ya? Kamu pasti juga kekurangan cairan." Bujuk Arsha lagi.

"Ngga mau, Bang."

Arsha diam, tapi otaknya terus berpikir. Ia tidak mungkin membiarkan istrinya seperti ini terus.

"Telpon kak Gita aja, ya? Biar dia suruh datang kesini untuk cek kondisi kamu."

Aleesha menganggukkan kepalanya. Daripada ia ke Rumah Sakit dan mencium bau obat-obatan, lebih baik ia di cek oleh Gita.

"Saya telpon kak Gita dulu ya. Kamu tetap disini." Sebelum meninggalkan Aleesha di kamar sendirian, Arsha mengusap puncak kepala istrinya sambil tersenyum.

***

Arsha kembali ke kamar setelah hampir 30 menit setelah adzan subuh. Cowok itu pikir Aleesha sudah tertidur, ternyata belum. Melihat kedatangan suaminya, Aleesha langsung merentangkan kedua tangannya.

"Humairah nya Arsha minta di peluk, hm?" Cowok yang masih menggunakan kaos hitam polos dan sarung itu menghampiri Aleesha dan memeluknya.

"Abang dari mana aja?" Aleesha semakin mengeratkan pelukannya kala melihat Gita yang masuk kedalam kamarnya. Aleesha berpikir bahwa, pasti Arsha sudah menjelaskan semuanya kepada Gita.

"Maaf ya kalau lama." Satu kecupan mendarat di kening Aleesha. "Tadi nelpon kak Gita, terus di ruang tamu ada Papa. Jadi sekalian ngobrol sama papa, terus ke masjid bareng sholat subuh."

"Baru ditinggal ngga sampai satu jam udah kecarian. Gimana kayak aku yang di tinggal tugas berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun." Ucap Gita sembari meletakkan tas ransel yang dibawanya di atas kasur Aleesha. Cewek itu mengambil stetoskopnya.

"Kakak mah pacaran sama Abdi Negara. Ya wajar-wajar aja kalau di tinggal tugas lama." Sahut Aleesha.

"Wajar ya wajar, Al. Tapi kan aku juga kangen, pengen ngedate kayak temen-temen ku juga."

Langit Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang