18. Pahitnya Kehidupan

30 1 0
                                    

Assalamu'alaikum
Hai.Hai..Halloooo
Kembali lagi di cerita Langit Senja.
Gimana kabar kalian?
Semoga kabar baik ya...
Semoga selalu dalam lindungan Allah, Aamiin.

.

Hasbunallah wa Ni'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'mannasir.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar.

Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimin.

La haula wa la quwwata illa billahil'aliyyil azhimi.

.

18.50 malam. Sembari menunggu Arsha pulang dari Masjid, Aleesha memainkan boneka panda yang dibelikan Arsha tadi sebelum ke rumah Asheeqa. Cewek itu terlihat sangat senang.

"Assalamu'alaikum, Humairah." Terdengar suara Arsha saat baru masuk kedalam kamar. Aleesha mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, dilihatnya Arsha yang berjalan ke arahnya sembari tersenyum.

"Wa'alaikummussalam, Bang."

"Humairah, gimana, suka sama boneka nya?" Tanya Arsha sembari berjalan mendekati istrinya itu.

Aleesha menganggukkan kepalanya. "Suka... Suka banget. Makasih ya, Bang."

"Sama-sama sayang. Perut kamu gimana, masih sakit?" Arsha memilih duduk disebelah istrinya. Dengan cepat Aleesha mengubah posisinya menjadi bersandar di bahu sang suami.

"Udah mendingan, Bang. Tadi juga udah minum obat nyeri haid."

"Rebahan aja sayang, biar kamu nyaman."

Aleesha menggelengkan kepalanya. Ia malah memeluk pinggang Arsha. "Ngga mau!"

"Rebahan Humairah..." Tak ingin suaminya marah, Aleesha memilih untuk menurut saja. Merebahkan tubuhnya, sembari memeluk boneka panda nya.

"Mau saya ceritakan kisah Nuaiman sahabat Nabi?"

Aleesha menganggukkan kepalanya. Meskipun ia sering mendengar kisah Nuaiman, tapi ia sama sekali tidak pernah bosan mendengarnya lagi.

"Suatu ketika, Abu Bakar As-Shidiq mengajak Nuaiman untuk berdagang. Saat itu, Nuaiman mengajak sahabatnya yang bernama Suwaibith. Saat menjelang siang, Suwaibith ditugaskan untuk menjaga makanan. Nuaiman yang saat itu merasa lapar, menghampiri Suwaibith sembari meminta sepotong roti untuknya."

Aleesha mendengarkannya dengan seksama.

"Namun, Suwaibith menolak permintaan Nuaiman karna ia sudah mendapat amanah untuk menjaga makanan tersebut."

"Setelah mendapat penolakan dari Suwaibith, Nuaiman segera bergegas mencari wilayah khusus yang menjual hamba sahaya. Disana, ia berkata kepada para penjual mengenai hamba sahaya yang ia miliki. Hama sahaya yang ia miliki begitu murah dan Nuaiman ingin menjualnya. Hanya saja, kekurangan dari hamba sahaya nya itu adalah, ia mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang merdeka, bukan seorang budak."

"Mendengar tawaran itu, para penjual tertarik dan meminta Nuaiman agar bergegas menuju tempat hamba sahaya yang ia miliki. Orang yang sedang menjaga makanan itulah hama sahaya saya. Kata Nuaiman. Para penjual hamba hamba sahaya itu langsung memberikan uangnya kepada Nuaiman dan menghampiri Suwaibith untuk dibawa."

"Suwaibith yang tidak tau apa-apa, terkejut. Ia terus menerus menjelaskan bahwa ia bukanlah seorang hamba sahaya. Persis apa yang dikatakan oleh Nuaiman."

Langit Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang