10. Senja Sore Itu

27 2 0
                                    

Hai
Assalamu'alaikum

Ada yang masih setia nunggu cerita ini update?
Yuk langsung dibaca aja.
Tandai kalau ada typo.. hihi

Bismillah
.
.

"Banyak orang yang menyukai senja, termasuk aku salah satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak orang yang menyukai senja, termasuk aku salah satunya. Bukan hanya terpesona melihat indahnya langit jingga, tapi juga kagum akan indahnya alam ini dan kuasa-Nya."
Langit Senja

.
.

Saat sudah selesai mengajari anak-anak belajar, Akila, Zira, Keenan, dan Kenzi mengajak Dina dan Andini keliling taman. Sedangkan Aleesha dan Asyka, mereka berdua duduk bersebelahan di bangku taman sembari melihat langit berwarna jingga, keduanya sama-sama terdiam. Aleesha maupun Asyka masih terhanyut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Langit nya cantik banget ya, Al. Jadi kangen Ayah." Ucap Asyka dengan tiba-tiba.

Aleesha yang mendengar hal itu, lantas menoleh ke arah Asyka. Terlihat jelas ada kerinduan di mata cewek itu. "Doa in Ayah kamu terus ya, Ka. Ayah kamu orang baik, pasti di kasih tempat yang baik juga."

"Aamiin ya Allah." Ucap Asyka lirih.

"Senja sore ini memang indah banget, Ka. Benar kata kamu, senja membuat kita rindu. Rindu kepada seseorang yang pernah menghabiskan waktunya bersama kita."

"Siapa, Al? Bang Yoga?" Tebak Asyka. "Masih belum bisa lupain bang Yoga, ya Al?"

"Seiring berjalannya waktu... Pasti bakal lupa, Ka. Bukannya jika kita mencintai seseorang, kita harus mengikhlaskan nya, ya? Biarkan dia bahagia, meskipun bukan bersama kita." Ucap Aleesha.

"Secara, kamu dekat sama Bang Yoga juga ngga sebentar kan, Al, tapi bertahun-tahun."

"Dekat bertahun-tahun pun, jika tidak berjodoh mau bagaimana lagi, Ka?"

"Tapi, sekarang kamu lagi dekat sama Gus Arsha, ya, Al?" Tanya Asyka, hal itu membuat Aleesha kembali mengingat Arsha, padahal mereka jelas belum terikat dalam hubungan apa-apa.

Aleesha terkekeh. "Jauh, Ka. Aku di Indonesia, dia di Australia."

Asyka berdecak, bicara dengan Aleesha memang lebih banyak bercandanya, jarang sekali serius. "Terserah lo deh Al."

Aleesha melemparkan tatapan tajam ke arah Asyka, membuat cewek itu berdegik ngeri. Aleesha terus menatap Asyka tanpa berkedip dan juga tanpa ekspresi tentunya. "Maksudnya apa bicara pakai kata lo gue? Udah aku bilang kan, kalau ngomong sama aku, jangan pakai kata-kata itu. Ngerti!" Aleesha menekankan kata "ngerti" di akhir kalimatnya itu.

Asyka menelan ludahnya dengan susah payah, melihat bagaimana Aleesha seperti melemparkan tatapan maut kepadanya. "Ng.. ngerti, Al, ngerti."

Asyka mencoba mengalihkan pandangannya dari Aleesha. Tak jauh dari mereka, tampak Akila, Zira, Keenan, Kenzi, Dina dan Andini berjalan ke arah mereka. "Hei, Zira.. Kila.. sini-sini." Asyka melambai-lambaikan tangannya sembari memanggil nama kedua sahabatnya itu.

Langit Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang