بسم الله الرحمن الرحيم
Hallo
Assalamu'alaikum
.Hasbunallah wa Ni'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'mannasir.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar.
Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimin.
La haula wa la quwwata illa billahil'aliyyil azhimi.
."Jangan dengarkan ucapan mereka tadi ya?" Ucap Arsha dengan mengusap punggung istrinya.
Masih dalam pelukan Arsha, Aleesha menggelengkan kepalanya. "Aku gapapa, Bang. Tapi... Orang tua Zahira akan berhenti memberi dana untuk Pesantren. Ini semua karna aku. Iya kan, Bang?"
"Jangan salahkan dirimu seperti ini. Kamu tidak salah sayang. Orang tua Zahira berarti tidak ikhlas memberi dana ke Pesantren ini. Dengan Zahira menyukai saya, dan saya harus menerima perjodohan itu, seolah-olah saya berhutang budi kepada mereka."
"Aku takut Bang..."
"Apa yang kamu takutkan sayang, hm?" Tanya Arsha, tangannya ikut mengusap puncak kepala Aleesha.
"Abang nerima perjodohan itu..." Ucap Aleesha pelan.
Arsha menggelengkan kepalanya. "Tidak akan. Istri saya hanya kamu, selamanya cuma kamu, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi mu."
***
Akila mengikuti langkah Umi Nisa menuju dapur. Ternyata di dapur sudah ada Ustadzah Zahra, satu santriwati ndalem, dan Gus yang tadi.
"Lia." Panggil Umi Nisa.
Santriwati yang sedang mengupas bawang itu langsung menghentikan kegiatannya dan menghampiri Umi Nisa.
"Saya, Umi. Kenapa Umi? Ada yang bisa Lia bantu?"
Umi Nisa menggelengkan kepalanya. "Ini Akila, dia temennya Mba Aleesha. Berhubung Mba Aleesha masih ngobrol berdua dengan Gus Arsha, kamu temenin Akila dulu ya? Bisa kan?"
"Bisa Umi, bisa." Santriwati yang dipanggil dengan panggilan Lia itu menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, saya tinggal dulu ya. Assalamu'alaikum." Umi Nisa berbalik badan meninggalkan dapur.
"Wa'alaikumussalam."
Setelah melihat Umi Nisa yang benar-benar sudah pergi meninggalkan dapur, Akila menatap santriwati yang berdiri berhadapan dengannya. Siapa lagi jika bukan Lia.
Akila berdehem, membuat Lia menatapnya. "Kenalin Mba, nama saya Akila Kiara Mizel, Mba bisa panggil saya Akila. Saya masih kelas dua SMA." Akila mengulurkannya tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Lia.
"Oh masih kelas dua SMA juga? Berarti kita sama. Nama saya Ayu Abrilia. Bisa panggil saya Lia, panggil Ayu juga boleh." Gadis itu balas uluran tangan Akila.
"Saya panggil kamu Akila aja gapapa, kan? Kamu juga panggil saya Lia aja. Biar lebih akrab gitu."
Akila menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Lia. "Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja [Hiatus]
General FictionHALLO ASSALAMU'ALAIKUM Ini menceritakan tentang Aleesha Humairah Anjani, gadis berusia 16 tahun yang masih menempuh pendidikan SMA nya di sekolah swasta. Orang-orang biasa memanggilnya 'Aleesha'. Sikap nya yang ceria, baik, ramah dan bahkan suka men...