07. Kembalinya Khanza

47 3 0
                                    

Hai hai
Assalamu'alaikum

Ada yang masih nunggu cerita ini update?

Cuss langsung dibaca, jangan lupa, Bismillah..

.
.

"Apa pun keburukannya, kejahatannya, saya mohon yaa Allah, bimbing dia agar menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan untuk saya setidaknya untuk dirinya sendiri dan orang disekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa pun keburukannya, kejahatannya, saya mohon yaa Allah, bimbing dia agar menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan untuk saya setidaknya untuk dirinya sendiri dan orang disekitarnya."
_Aleesha Humairah Anjani

.
.

Cuaca siang ini cukup terik, panas matahari terasa menyengat kulit. Setelah selesai mengajar di pesantren, Arsha memutuskan untuk ke rumah Kyai Habsi yang jaraknya tak jauh dari pesantren. Arsha menghentikan mobilnya saat sudah sampai dihalaman rumah Kyai Habsi, disana sudah terparkir sebuah mobil berwarna merah yang sepertinya Arsha mengenal pemilik mobil itu.

Dengan langkah pelan Arsha keluar dari mobil berjalan memasuki rumah Kyai Habsi. Arsha terkejut melihat orang yang ia kenal duduk bersama Umi Nisa. Orang itu adalah Khanza dan Ibu nya.

Umi Nisa yang melihat putranya berdiri diambang pintu pun menyuruhnya untuk masuk. "Arsha, sini masuk, Nak." Ucap Umi Nisa.

"Assalamu'alaikum, Umi." Arsha melangkahkan masuk kedalam rumah dan menyalami Umi nya dan juga Ibu Khanza.

"Waalaikumsalam. Arsha, sudah selesai mengajar nya?" Tanya Umi Nisa saat Arsha duduk disebelahnya.

"Sudah, Umi."

"Arsha.." Umi Nisa menepuk pundak Arsha. "Masih ingat dengan Khanza? Lihat, sekarang dia sudah kembali."

"Iya, Umi." Arsha hanya menjawab singkat.

"Arsha, kamu masih ingat sama aku, kan? Aku Khanza. Ayuni Khanza Azzahara, orang pernah dekat sama kamu, kamu dulu juga sempat mau ngelamar aku. Iya, kan, Sha?" Ucap Khanza yang sedari tadi diam.

Arsha menganggukkan kepalanya tanpa melihat kearah Khanza. "Iya, saya ingat."

Khanza tersenyum. "Sha, kamu masih cinta kan sama aku? Aku nerima lamaran kamu, Sha."

"Maaf, Za. Tapi rasa cinta itu sudah hilang saat saya tau kalau kamu tidur berdua dengan laki-laki yang belum halal untuk mu bahkan kamu tinggal serumah selama berbulan-bulan lamanya dengan laki-laki itu. Bahkan, demi menghindari issue itu yang beredar di kampus, kamu sampai ikut pergi dengan Abang mu di luar negeri. Selicik itu kamu Khanza."

Khanza menggelengkan kepalanya membantah ucapan Arsha tadi. "Engga, Sha. Aku ngga selicik itu, aku bisa jelasin semuanya."

"Saya tidak butuh penjelasan lagi, Za."

"Arsha, maafkan kesalahan Khanza yang dulu. Sekarang dia kembali, dia ingin menerima lamaran kamu." Ucap Ibu Khanza.

"Kesalahan Khanza sudah saya maafkan. Tapi maaf, saya akan melamar wanita lain." Ucapan Arsha barusan benar-benar membuat mata Khanza memanas, sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tak jatuh saat itu juga, namun tak bisa.

Langit Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang