“Jadi kau sekarang ada di mana?”
Sierra mendengarkan suara temannya dari handphone miliknya.
“Aku sekarang ada di desa, aku meminta bantuan warga untuk mengurus air dan listrik di rumah ku yang terganggu. Untungnya aku masih punya beberapa simpanan uang untuk membayar mereka.”
“Kau sudah mengecek e-mail mu?”
“Sudah, naskah ku ditolak lagi. Aku tidak tahu harus membuat naskah yang seperti apa lagi agar diterima. Keuangan ku semakin menipis, aku butuh uang kalau ingin pergi dari tempat ini.” Sierra bicara pada temannya melalui sambungan telepon, bicara sembari memakan roti yang ia beli sebagai menu sarapannya.
Hanya saat di wilayah desa ini saja Sierra bisa menelepon temannya karna saat di rumah tidak ada sinyal yang bisa dipakai untuk menelepon atau pun mengakses internet.
“Kalau kau butuh uang kau bisa pinjam uang ku, gunakan waktu mu di sana dengan baik. Menurut ku kau itu kurang refreshing sehingga tulisan mu terkesan monoton dan kurang penjiwaan tidak seperti dulu. Kau jadi seperti ini sejak kedua orang tua mu meninggal, selagi di tempat yang masih asri dan jauh dari polusi kau harus banyak-banyak menenangkan dirimu mungkin setelah ini kau bisa mendapat ide baru yang lebih bagus dan juga kau bisa kembali menjiwai tulisan mu.”
Sierra berdecak sebal, “Bagaimana aku bisa tenang tinggal di sini kalau baru sehari saja sudah ada kejadian aneh yang menimpa ku. Kemarin aku mandi di sungai di dalam hutan tak jauh dari rumah ku, aku melihat serigala bermata merah di sana lalu aku lari terbirit kembali ke rumah tanpa membawa barang-barang ku bahkan aku sampai melukai kaki ku. Tapi pagi ini saat aku bangun luka di kaki ku mendadak menghilang, bahkan barang-barang yang ku tinggal di sungai kemarin pun ada di rumah ku.”
Sierra bisa mendengar helaan nafas kasar temannya itu dari sambungan telepon.
“Bukankah aku sudah mengingatkan kepada mu untuk jangan mengkonsumsi narkoba untuk mendapatkan inspirasi untuk novel mu? Mau seputus asa apapun kau tidak boleh konsumsi benda seperti itu!”
“Aku tidak mengkonsumsi hal seperti itu Jenifer!” Sierra jadi ikut frustasi karna mendengar tuduhan temannya itu, selama Sierra hidup sampai sekarang Sierra tidak pernah menyentuh benda terlarang itu apalagi sampai mengkonsumsinya.
“Kalau begitu kenapa kau bisa berhalusinasi hal gila? Serigala saja tidak ada yang bermata merah!”
Sierra menyentuh keningnya karna frustasi, ia tahu apa yang ia ceritakan memang sangat tidak masuk akal tapi Sierra bersumpah ia tidak berhalusinasi. Sierra tidak makan makanan aneh kemarin dan Sierra yakin apa yang ia lihat kemarin itu nyata. Semuanya terasa terlalu nyata untuk disebut sebagai halusinasi, perasaan saat Sierra berlari ketakutan serta rasa sakit di kakinya yang tergores bebatuan dan ranting yang tajam terasa begitu nyata.
“Sudahlah kalau kau tidak percaya padaku, orang yang akan membenarkan air dan listrik ku sudah datang.” Sierra memutuskan sambungan teleponnya dengan temannya yang bernama Jenifer itu.
***
“Saya tidak menyangka kalau rumah ini akan ditempati lagi, saya kira rumah ini akan kosong selamanya karna tidak ada yang berani tinggal di sini.” seorang pria paruh baya yang sedang bertukang membenarkan listrik Sierra yang ternyata terdapat kabel yang putus akibat gigitan tikus itu bicara pada Sierra.
Sierra hanya tertawa kecil mendengarnya, Sierra sendiri juga tidak menyangka dirinya akan kembali ke sini setelah terbiasa hidup di kota yang penuh gemerlap.
“Apa Kakak tidak takut?” anak muda yang duduk di bawah memangku kotak berisi perkakas seperti obeng, pisau, baut, paku dan lain-lain itu bicara pada Sierra juga. “Selain karna rumah ini dekat hutan dan bahaya dari hewan liar, aku pernah dengar kalau beberapa orang yang melewati rumah ini pernah melihat ada laki-laki pucat dengan tubuh tinggi besar berkeliaran di sekitar rumah ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream [END]
RomanceSejak pindah ke rumah tua milik mendiang kakek neneknya yang dekat dengan hutan, Sierra kerap mengalami kejanggalan terutama saat malam hari. Sierra selalu merasa dirinya seolah diawasi, bahkan saat malam Sierra sering bermimpi hal yang tidak masuk...