7. The Same Name

15.1K 1.3K 20
                                    

Sierra mengetik di laptopnya, mengetikkan semua kejadian yang ia alami di kamar mandi dengan Azazel sebagai bahan web novelnya.

Sierra menggigit bibirnya mengetikkan kata tiap kata yang mendeskripsikan momen saat bibirnya dengan bibir Azazel bersentuhan.

Saat bibir hangat Azazel melumat bibir Sierra, menggigitnya di bawah guyuran shower.

Usai menuliskan semua momen yang ia lalui dengan Azazel ke dalam sebuah naskah bab web novelnya yang akan ia kirimkan esok hari saat ke desa, di sini tidak ada sinyal internet sama sekali. Jangankan sinyal internet, untuk menelepon secara manual tanpa koneksi internet saja sulit.

Sierra merenggangkan tubuhnya seusai menutup laptopnya, ia telah selesai melakukan tugasnya.

Saat Sierra bangkit berdiri dari posisi duduknya, Sierra menyadari serigala yang ia bawa dari hutan kemarin tengah menatapnya.

Perlahan Sierra mendekati serigala itu dan mengusap kepalanya, “Kenapa kau tidak mau menunjukkan wujud manusia mu padaku? Kenapa setiap kau muncul dalam wujud manusia kau selalu mengubah pertemuan itu sebagai mimpi?”

Sierra bertanya pada serigala bermata merah itu, Sierra tahu kalau serigala itu adalah Azazel. Meski Azazel dalam bentuk serigala, Azazel pasti tetap mengerti dengan apa yang Sierra katakan.

Serigala itu menjilat tangan Sierra kemudian melangkah ke arah sofa, duduk tegak di depan buku tebal yang sudah Sierra baca beberapa bab isi dari buku tersebut.

Sierra mengikuti serigala itu, ia mengambil buku berjudul AZAZEL; The Son Of Angel And Demon

“Apa aku harus selesai membaca buku ini baru kau akan muncul di hadapan ku tanpa merubahnya menjadi mimpi?” tanya Sierra lagi pada serigala itu.

Serigala itu menjawab dengan hembusan nafasnya yang kencang kemudian menjilati wajah Sierra dengan lidahnya.

Sierra menatap murung buku yang ada di genggamannya ini. Tapi buku ini tebal sekali, lebih tebal dari kitab-kitab atau pun novel berseries yang pernah Sierra temui.

“Baiklah, aku akan membaca semuanya sampai habis. Tapi kau harus menepati janji mu, saat aku selesai membaca buku ini kau harus muncul di hadapan ku dengan wujud manusia mu. Kau juga tidak boleh merubah pertemuan kita sebagai mimpi lagi. Dan saat hari itu tiba aku akan bertanya kepada mu, kenapa kau datang padaku, kenapa Kakek ku dulu sering membaca buku ini, kenapa kau selalu mengubah pertemuan kita sebagai mimpi, dan kenapa.. kau terasa sangat tidak asing.”

“Jika orang waras berada di sisi ku, dia akan lari terbirit ketakutan dan tak akan mau tinggal di rumah tua ini lagi. Tapi entah kenapa jauh di dalam lubuh hati ku, aku percaya kalau kau tidak akan menyakiti ku.”

Sierra kembali duduk di atas sofa ia menepuk-nepuk pahanya untuk memberi isyarat kepada serigala itu menyandarkan kepalanya di sana selagi Sierra kembali membuka buku tersebut untuk membaca kelanjutan dari isi buku tersebut.

Bab kali ini menceritakan tentang pasca kejadian wanita yang Azazel sering kunjungi itu meninggal karna bunuh diri.

Azazel menguburkan wanita itu beserta adik-adiknya di halaman rumah mereka, Azazel menyatukan tangannya berdoa kepada yang Maha Kuasa untuk mengampuni dosa-dosa wanita itu.

Azazel menyayangi wanita itu, wanita itu adalah manusia yang baik. Azazel senang menghabiskan waktu bersama wanita itu, bercerita, bercanda tawa, membantunya mencuci di sungai, memasak, hingga bicara malam hari sembari menatap bintang-bintang.

Azazel juga suka saat bibir wanita itu menyentuh bibirnya, pengalaman pertama yang Azazel rasakan selama ratusan tahun ia hidup berdampingan dengan manusia.

Wildest Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang