13. Become One

17.7K 1.1K 44
                                    

Sierra mengalungkan tangannya pada leher Azazel, tak ingin hanya Azazel saja yang menikmati cumbuan mereka. Sierra mengangkat dagunya tinggi ketika ciuman Azazel turun ke dagu kemudian ke lehernya.

Lidah hangat dan basah Azazel meninggalkan jejak di sana, menggelitik titik sensitif Sierra hingga bulu kuduk Sierra meremang.

Azazel menarik kepalanya menjauh dari tubuh Sierra setelah membubuhkan tanda kemerahan pada leher dan tulang selangka Sierra, Azazel menatap Sierra dengan manik hitamnya yang sekilas berkilat merah kemudian kembali menggelap.

Sierra paham maksud dari tatapan Azazel, Azazel seolah meminta persetujuan Sierra untuk menyentuh Sierra lebih jauh lagi.

Sierra menganggukkan kepalanya, memberikan Azazel izin untuk menyentuh dan membuainya lebih jauh.

Azazel dengan tangannya yang besar itu melepas pakaian Sierra satu persatu, mulai dari baju yang Sierra kenakan hingga bra Sierra yang sempat Azazel hirup aromanya sebelum ia lempar ke lantai.

Melihat Sierra telanjang dada di bawahnya membuat senyuman merekah di bibir Azazel, “You look so pretty.”

Azazel menghembuskan nafasnya di depan dada Sierra, mengecup dada Sierra namun mengabaikan nipple Sierra secara sengaja. Membuat Sierra tanpa sadar membusungkan dadanya, berusaha membuat bibir Azazel menyentuh nipplenya.

Namun Azazel tetap menghindarinya, mengecup sekeliling dada Sierra kecuali bagian yang paling Sierra inginkan Azazel sentuh. Azazel hanya menghembuskan nafasnya di sana sengaja menggoda Sierra, Azazel senang melihat bagian puncak Sierra itu menegang tiap kali nafas Azazel berderu di sekitarnya.

Please..” bisik Sierra yang membuat Azazel mendongak menatap wajah Sierra yang ternyata telah memerah.

“Apa yang kau inginkan sayang, katakan padaku.”

Sierra menggigit bibirnya, ragu untuk terus terang namun Sierra juga tidak cukup sabar menghadapi godaan yang Azazel berikan.

“Katakan sayang, apa yang kau inginkan.” Azazel mendorong Sierra lagi untuk mengutarakan apa yang Sierra inginkan meski Azazel sebenarnya sudah tahu apa yang Sierra inginkan darinya.

P-please touch me properly, jangan hindari dia, sentuh dia seperti kau menyentuh bibirku dengan bibirmu.”

“Dia siapa yang kau maksud di sini Sierra? Apakah ini?” Azazel sengaja menggoda Sierra, Azazel justru mengecup bagian lain, mengecup pemisah antara dua dada Sierra yang sintal.

No.. not there.” rengek Sierra tak puas karna Azazel selalu saja dengan sengaja menyentuh bagian yang salah. Bukan bagian yang paling Sierra ingin dapatkan sentuhan dari bibir dan lidah hangat Azazel.

Azazel membelai bagian areola Sierra dengan lidahnya tanpa menyentuh nipple Sierra, membuat Sierra menggerakkan tubuhnya mengejar lidah hangat Azazel namun selalu gagal.

Sierra merasa frustasi sendiri karna Azazel, namun Azazel tersenyum melihat Sierra yang frustasi sendiri karna nipplenya sudah menegang siap untuk Azazel jamah namun Azazel tidak kunjung menyentuhnya.

Puas bermain-main dengan Sierra, Azazel akhirnya mendaratkan lidahnya pada nipple Sierra yang telah mengacung setelah digoda berkali-kali oleh Azazel.

Lidah Azazel bergerak memutar membelai nipple sebelum Azazel membawa masuk nipple Sierra ke dalam mulutnya sepenuhnya.

Sierra menggigit bibirnya merasakan hangatnya mulut Azazel melingkupi nipplenya.

Sierra memeluk kepala Azazel, menikmati setiap sentuhan Azazel pada kedua buah dadanya.

Wildest Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang