5. Wolf With Red Eyes

16.6K 1.4K 42
                                    

Sierra tersenyum lebar sekali setelah ia mendapat kabar baik soal naskah novel yang ia kirimkan ke editornya ternyata diterima dengan baik. Semuanya berkat mimpi dan keanehan yang ia alami, bukannya jadi sesuatu yang mengganggu justru menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Sierra.

Karena suasana hatinya yang bahagia, Sierra jadi lebih bersemangat melakukan kegiatannya. Sierra bersenandung saat tengah menyapu, sedikit menari menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri kemudian berputar hingga roknya mengembang.

Tiba-tiba gerakan Sierra terhenti, pandangan Sierra tertuju kepada jendelanya. Sierra seperti melihat sesuatu di luar sana.

Sierra meletakkan sapu yang sebelumnya ia genggam, ia melangkah keluar untuk memastikan apa yang telah ia lihat. Di ujung sana di antara pepohonan Sierra melihat sosok serigala yang sama seperti yang pernah ia lihat pada hari pertama ia pindah ke rumah ini.

Serigala dengan bulu hitam segelas malam dan mata yang berwarna merah, Sierra tahu ia tidak seharusnya melangkah keluar dari rumahnya namun saat melihat serigala itu berbalik pergi masuk ke dalam hutan, Sierra justru mengejarnya. Sierra penasaran dengan mata serigala itu.

Jenifer-teman Sierra bilang kalau tidak ada serigala yang bermata merah, serigala biasanya berwarna hazel, kuning, hijau, coklat muda, bahkan serigala bermata biru saja termasuk jarang kecuali serigala tersebut mengalami kelainan genetik.

Sierra tahu ia terlalu tenggelam jauh dalam buku yang telah ia baca, kalau bukan karna buku tua itu Sierra tidak mungkin punya keberanian mengejar serigala itu masuk ke dalam hutan.

Dengan bertelanjang kaki Sierra membuntuti serigala itu hingga masuk semakin dalam ke hutan, serigala itu berhenti di tepi sungai tempat di mana Sierra pernah mandi saat hari pertamanya pindah ke daerah ini.

Tiba-tiba saja serigala itu berbalik dan menghampiri Sierra yang sempat mundur selangkah karna merasa takjub dengan ukuran serigala itu yang sangat besar, terlihat jauh lebih besar dari serigala yang biasanya. Ini memang pertama kalinya Sierra melihat serigala secara langsung di depan matanya namun seingat Sierra berdasarkan dari informasi yang ia ketahui serigala biasanya tidak sebesar ini.

Mata serigala itu berwarna merah, menatap langsung ke arah mata Sierra. Serigala itu tidak terlihat akan menyerang Sierra meskipun serigala itu berada tepat di hadapan Sierra.

Serigala itu bisa saja mendorong Sierra dan mencabik-cabik tubuh Sierra dengan kuku dan taringnya yang tajam, namun serigala itu justru menghembuskan nafasnya dari hidung hingga anak rambut Sierra yang berada di depan wajahnya tertiup.

Sierra memberanikan dirinya untuk menyentuh wajah serigala itu, tangan Sierra terangkat dan bergerak perlahan ke arah hidung serigala itu. Membiarkan tangannya diendus sebelum Sierra mulai bergerak mengusap kepala serigala itu dengan tangannya.

Serigala itu tak melawan, tak marah meski Sierra sudah menyentuhnya. Justru serigala itu terlihat sangat menikmati sentuhan yang Sierra berikan, mata serigala itu terpejam sejenak.

"Kau suka?" tanya Sierra pelan.

Mata serigala itu kembali terbuka, kemudian serigala itu melolong di depan Sierra. Kepalanya terangkat ke atas menyuarakan lolongannya yang keras, seolah menjawab pertanyaan Sierra dengan lolongannya itu. Tapi Sierra terlalu terkejut sampai Sierra jatuh ke belakang, Sierra jatuh terduduk.

Serigala itu menunduk mendekati kepalanya ke arah Sierra, Sierra memejamkan matanya berpikir mungkin ia akan digigit oleh serigala itu. Namun Sierra salah, serigala itu justru menjilati wajah Sierra hingga wajah Sierra agak basah karna terkena air liurnya.

Karna merasa geli Sierra tertawa, Sierra yang awalnya terduduk semakin terdorong hingga berbaring di tanah. Serigala itu jadi semakin bebas menjilat wajah, telinga dan leher Sierra dengan lidahnya. Sierra yang merasa geli bergerak-gerak berusaha menghindari jilatan serigala itu.

Kesal karna Sierra banyak bergerak, serigala itu menggigit dress kasual tipis yang Sierra kenakan dan menariknya hingga robek. Sierra terkejut lantaran di bawah dress kasual tipis berwarna putih yang ia pakai itu, ia tidak memakai pakaian lain.

Tidak sampai di sana saja keterkejutan Sierra, mata Sierra melebar ketika serigala itu mulai menjilati tulang selangka dan dadanya.

Sierra mencoba mendorong serigala itu menjauh, ia berusaha mendorong kepalanya namun Sierra seolah tak punya tenaga untuk melawan serigala yang ukurannya besar sekali itu.

"Berhenti!" teriak Sierra kesal, ajaib ya serigala itu langsung berhenti setelah mendengar teriakan Seirra.

Namun Sierra sudah terlanjur basah terkena liur dari serigala tersebut, Sierra berdecak kesal namun ia juga tak sampai hati memarahi serigala itu yang hanya ingin mengekspresikan bentuk kasih sayangnya kepada Sierra.

Serigala itu barpindah posisi, ikut berbaring di samping Sierra. Sierra memeluknya merasakan bulunya yang halus dan suhu tubuhnya yang hangat. Sekali lagi Sierra menatap serigala itu setelah serigala itu berhenti menjilati wajahnya.

"Kau nakal sekali, tapi aku memaafkan mu. Apa kau mau ikut pulang dengan ku? Aku akan memberikan mu daging."

***

Makan malam kali ini Sierra tidak kesepian, Sierra ditemani oleh serigala yang ia temui di hutan. Sierra makan di meja makan sementara serigala itu makan di lantai dengan mangkuk besar berisikan potongan-potongan daging yang Sierra panggang.

Bahkan saat malam ketika Sierra tidur, Sierra tak tidur sendirian. Awalnya Sierra tak mau membawa serigala itu ke kamarnya namun saat Sierra menutup pintu kamarnya, serigala itu terus saja mencakar pintu kamar Sierra sembari mengeluarkan suara lolongan yang terdengar menyedihkan.

Sierra tidak tahu kenapa ia bisa merasa tak tega pada seekor serigala besar yang bisa saja menggigitnya hingga mati, membawa hewan liar itu ke rumahnya, memberinya makan dan membiarkannya tidur di lantai kamarnya. Sierra sepertinya sudah benar-benar gila.

Saat mata Sierra sudah terasa berat, ia terlelap tidur di ranjang dalam posisi menyamping. Saat kamar telah sunyi, mata Sierra telah terpejam sejak satu jam yang lalu.

Serigala yang tertidur di lantai kamar itu berdiri menggunakan empat kakinya, menatap tajam ke arah Sierra yang terlelap di ranjang.

Dalam remangnya lampu kamar, perlahan tubuh serigala itu berubah. Bulu-bulunya menghilang perlahan, tubuhnya berubah menjadi laki-laki tinggi bertelanjang dada.

Laki-laki itu melangkah mendekati Sierra dan ikut naik ke atas ranjang, berbaring di belakang Sierra dan memeluk Sierra dari belakang dengan erat.

Sierra yang dipeluk dari belakang dalam tidurnya itu sudut bibirnya perlahan terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman tipis. Seolah ia tahu semua ini akan terjadi.

Aku tahu itu kau, Azazel.

-



Wildest Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang