Sierra kembali melanjutkan bacaannya pada buku tentang Azazel itu, ia penasaran kenapa nama karakter perempuan dalam buku tersebut sama dengan namanya. Apakah hanya kebetulan atau Sierra sengaja diberi nama yang sama oleh kakeknya karna kakeknya mengutip nama dari buku ini.
Buku ini selalu dibaca oleh kakek Sierra, Sierra ingat dulu sering melihat kakeknya membaca buku ini setiap kali ia punya waktu senggang. Apa mungkin dulu saat Sierra lahir kakeknya menyarankan orang tua Sierra untuk memberikan nama dari buku yang selalu kakeknya baca.
Sierra menggelengkan kepalanya, itu tidak penting sekarang. Sierra lanjut membuka lembaran selanjutnya, membaca kalimat demi kalimat yang tertera pada halaman buku tersebut.
Azazel yang terkejut dengan kemunculan wanita yang mirip dengan wanita yang ia kasihi pada ratusan tahun yang lalu itu mendadak lupa dengan tujuannya memaksa masuk ke dalam istana sampai menyerang para pengawal.
Azazel tanpa sadar merubah wujudnya yang dari serigala menjadi manusia, di depan para pengawal yang mengacungkan pedang dan panah. Kejadian itu membuat pengawal, raja serta wanita bernama Sierra itu kebingungan serta ketakutan melihat sesosok serigala berubah menjadi manusia.
Azazel melangkah mendekati wanita itu, dengan tubuh berlumur darah Azazel menangkup pipi wanita itu dengan tangannya yang basah akan darah hingga darah itu melumuri wajah sang putri.
"Kau hidup kembali." Bisik Azazel lirih, matanya berkaca-kaca karna melihat sosok yang ia rindukan kini berada di hadapannya lagi. Bernafas tidak membiru dan dingin seperti ratusan tahun yang lalu.
Sang putri tidak mengerti, ia kebingungan melihat Azazel begitu dekat dengannya. Namun pengawal memanfaatkan keadaan tersebut untuk melumpuhkan Azazel, Azazel ditusuk dengan pedang dari belakang hingga menembus jantungnya.
Pandangan Azazel mengabur, ia kehilangan banyak darah dan sekarang jantungnya tertusuk pedang. Azazel jatuh pingsan di depan sang putri.
"Dia sudah mati, kita berhasil membunuh penyusup itu!"
Samar-samar Azazel bisa mendengar suara Raja yang memarahi pegawal karna sudah menusuk Azazel hingga hilang kesadaran. Mungkin di pikiran mereka sekarang ini Azazel sudah tewas namun kenyataanya Azazel tidak akan pernah bisa mati di tangan manusia.
Azazel terbangun di penjara bawah tanah, ini sudah kedua kalinya ia dipenjara. Yang membuat keadaannya berbeda adalah karna kali ini Azazel terbangun melihat sosok yang ia kenali tengah memandang ke arahnya dari luar sel, wanita itu dengan gaun mewahnya memperhatikan Azazel yang terbangun dari pingsannya.
"Kau ini apa? Kenapa kau bisa berubah menjadi hewan dan kenapa kau tidak mati meski sudah ditikam dengan pedang. Aku melihat sendiri pedang itu tertusuk dari puggung hingga menembus dadamu, tapi kau tidak mati. Bahkan luka mu sembuh sepenuhnya."
Azazel tak menjawab pertanyaan wanita tersebut, Azazel diam mendengarkan suara yang sudah lama ia rindukan. Ratusan tahun lalu setelah kematian wanita itu Azazel mengurung dirinya di hutan dan tidur dalam waktu yang lama dalam wujud hewan.
"Kenapa kau menyerang para pengawal? Dan kenapa kau menatap ku dengan pandangan seperti itu?" tanya putri itu lagi pada Azazel namun Azazel tetap diam tak menjawab pertanyaan putri itu sama sekali.
Pengawal tiba-tiba saja datang membuat putri itu berdiri karna terkejut.
"Tuan putri Sierra anda tidak boleh berada di sini." Ksatria yang bertugas mengawal putri dari raja yang memimpin kali ini membujuk Tuan Putri yang ia layani agar bangkit berdiri dan pergi dari tempat kotor yang hina ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream [END]
RomanceSejak pindah ke rumah tua milik mendiang kakek neneknya yang dekat dengan hutan, Sierra kerap mengalami kejanggalan terutama saat malam hari. Sierra selalu merasa dirinya seolah diawasi, bahkan saat malam Sierra sering bermimpi hal yang tidak masuk...