“Kenapa kau keluar dari air? Kau bilang kau ingin menyentuhku, ingin meniduriku dalam bentuk serigala mu." Sierra kecewa saat Azazel justru keluar dari air, meninggalkan Sierra berendam sendirian di dalam air sementara Azazel memakai kembali pakaiannya.
“Kalau aku melakukannya, kau bisa mati. Aku terlalu besar saat dalam wujud serigala, kau tidak akan sanggup menghandle ku. Kita bisa melakukannya lagi lain kali.” Azazel usai memakai celananya, Azazel bertelanjang dada duduk bersandar pada pohon seraya memperhatikan Sierra. “Jangan terlalu lama di air, wajahmu pucat. Kau bisa sakit jika terlalu lama di sana."
“Baiklah, aku hanya akan membersihkan tubuhku sebentar kemudian kita kembali ke rumah.” Sierra berbalik membelakangi Azazel, membiarkan Azazel memperhatikannya yang tengah membersihkan diri.
Sierra tidak bisa lama-lama karna air sungai mulai membuat tubuh Sierra kedinginan, Sierra keluar dari air dan Azazel menyambutnya dengan memberikan pakaian atas miliknya yang ia pakai untuk mengeringkan tubuh Sierra yang basah.
Azazel mengusap tiap bulir air yang berada di setiap sela tubuh Sierra, mulai dari leher, ke dada Sierra yang bulat dan agak mencuat karena dingin, perut hingga kaki Sierra dikeringkan oleh Azazel.
Setelah memastikan Sierra kering baru Azazel menyerahkan pakaian milik Sierra untuk Sierra kenakan, Azazel kembali menggendong Sierra untuk kembali ke rumah.
Saat mereka sudah dekat dengan rumah, Sierra menyipitkan matanya karna melihat ada tiga anak anjing berkeliaran di depan rumah peninggalan kakek neneknya itu.
"Aku tidak pernah melihat anjing itu, apa ketiga anjing itu tersesat atau ada orang desa yang datang kemari?" Gumam Sierra yang dapat Azazel dengar dengan jelas.
"Itu cerberus, aku yang memanggilnya kemari."
Sierra menoleh ke arah Azazel dengan ekspresi terkejutnya, “Kau bilang apa barusan? Cerberus? Anjing berkepala tiga yang menjaga pintu neraka?"
Azazel menganggukkan kepalanya, Azazel menurunkan Sierra dan mereka duduk di teras rumah tua milik peninggalan mendiang kakek dan nenek Sierra.
Sierra dihampiri oleh tiga anak anjing tersebut, mereka memutari Sierra dan menjilat Sierra, mengajak Sierra untuk bermain dengan mereka.
“Ku pikir Cerberus itu menyeramkan, tapi mereka terlihat menggemaskan." gumam Sierra seraya mengusap salah satu anjing tersebut.
Azazel terkekeh kecil mendengar gumaman Sierra yang dapat ia dengar, “Cerberus itu memang besar dan menyeramkan, dia berada dalam wujud anak anjing karna aku yang menyuruhnya seperti itu. Jika Cerberus berada dalam wujud aslinya mungkin kau akan ketakutan.”
Sierra mengangguk setuju, “Aku sudah melihat banyak film yang bercerita tentang Cerberus, dia memang terlihat menyeramkan di film-film tersebut. Tapi bukankah Cerberus bertugas menjaga pintu neraka? Kalau dia di sini lalu bagaimana dengan tugasnya?"
"Cerberus yang asli tetap berada di neraka, yang berada bersama kita hanyalah bayangannya yang Ayahku kirim untuk menemaniku di dunia ini sejak aku lahir. Ibuku meninggal di saat aku dilahirkan, meski aku bukan sepenuhnya manusia dan memiliki kecerdasan serta kemampuan di atas manusia lainnya, bahkan aku tidak bisa mati. Seorang Ibu tetap saja akan khawatir pada anak mereka. Ibuku meminta Lucifer Ayahku untuk mengirim bayangan Cerberus agar aku tidak begitu kesepian."
Azazel memperhatikan Sierra yang asik bermain dengan dua anjing yang tengah menjilati kedua tangannya, kemudian pandangan Azazel beralih pada anak anjing yang lain yang tengah memutari tubuh Sierra sembari mengendus tubuh Sierra.
Kemudian anjing kecil itu menghampiri Azazel dan menggonggong sebanyak dua kali.
Woof
Woof
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream [END]
RomanceSejak pindah ke rumah tua milik mendiang kakek neneknya yang dekat dengan hutan, Sierra kerap mengalami kejanggalan terutama saat malam hari. Sierra selalu merasa dirinya seolah diawasi, bahkan saat malam Sierra sering bermimpi hal yang tidak masuk...